Rabu, 17 Agustus 2011

Antara Meeting, Waktu dan Perusahaan


Pernahkah mengalami hal semacam ini?

- Anda diundang meeting, namun sudah tiba jam yang ditentukan, ternyata di ruang meeting hanya ada Anda seorang diri.
- Anda menjadwalkan sebuah meeting, namun untuk menghadirkan peserta meeting, Anda harus menelpon mereka satu per satu padahal undangan sudah disosialisasikan sebelumnya.
- Anda sedang meeting dan tidak bisa berkonsentrasi karena meeting molor dari waktu yang ditentukan, sedangkan Anda masih punya sederet agenda lain yang menanti.
- Anda sedang diundang meeting dan berhalangan datang tepat waktu karena banyak pekerjaan namun Anda merasa bersalah luar biasa karena sampai ditelfon untuk datang ke ruang meeting.

Jika jawabannya mayoritas “Pernah”, maka saya perlu mengucapkan “Selamat”, karena Anda termasuk orang yang menganggap penting suatu besaran fisika, yakni: “Waktu”.

Mengapa contoh kasusnya adalah meeting? Karena meeting merupakan kegiatan penting dalam menjalankan roda perusahaan. Namun sayangnya masih banyak orang yang menganggapnya remeh dengan tidak menghadirinya tepat waktu. Padahal dengan begitu, ada potensi inefisiensi yang tidak terlihat dan tentunya akan merugikan perusahaan.

“Time is money”, demikian jargon yang sudah umum di kalangan masyarakat. Jika begitu berarti waktu bisa membuat kita banyak uang?. Benar sekali, maka dari itulah sebelumnya saya mengucapkan “Selamat” bagi orang yang menganggap Waktu sama pentingnya dengan Uang, karena itu berarti Anda punya kecenderungan untuk menjadi kaya.

Walaupun Waktu identik dengan Uang, namun di antara keduanya terdapat perbedaan yang bertolak belakang. Untuk mendapatkan uang, kita harus melakukan suatu usaha untuk meraihnya. Semakin keras kita berusaha, maka cenderung semakin banyaklah uang yang kita dapatkan (dengan seijin Tuhan tentunya). Sedangkan untuk waktu, semua orang mempunya porsi yang sama. Mau orang kaya, miskin, orang tua, muda, anak sekolah, mahasiswa, karyawan, buruh, pengusaha, tukang becak, pengamen, semuanya memiliki jatah waktu 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu.

Jika semua orang memiliki jatah waktu yang sama, lantas apa yang membedakan sehingga ada orang yang sukses atau tidak? Jawabannya adalah dari bagaimana cara mereka menghargai waktu. Apakah waktu dianggap sebagai angin lalu yang tidak penting, ataukah dianggap sebagai sumber daya yang begitu penting untuk mensupport kelangsungan hidup?
“Waktu” ibarat sebuah log book laporan kerja. Kebanyakan karyawan, termasuk karyawan bogasari, biasanya membuat laporan kerja yang nantinya diperiksa dan dievaluasi oleh atasannya. Yang level operator akan diperiksa oleh Foreman atau Supervisor, yang Supervisor akan diperiksa oleh Manager, yang Manager akan diperiksa oleh Direktur, demikian seterusnya. Jika log book atau laporan kerja ditulis secara rapi, dengan bahasa yang bagus dan berisikan hal-hal yang berkualitas, tentunya akan membuat si atasan senang. Namun jika yang dituliskan adalah hal yang tidak baik, masalah-masalah tanpa solusi, ditambah dengan bahasa dan tulisan yang acak-acakan, sudah pasti akan mengundang amarah sang atasan. Pun demikian jika tidak ada tulisan sama sekali alias kosong melompong.

Begitu kira-kira analogi cara pemanfaatan waktu yang kita punya. Apakah kita akan mengisi lembar demi lembar (baca: hari demi hari) dengan kegiatan yang berkualitas, semisal bekerja, membaca buku dan beribadah atau mengisinya dengan nonton sinetron sepanjang hari, ngobrol sana sini untuk hal yang tidak penting atau bahkan melakukan hal yang melanggar hukum. Dan yang lebih parah lagi, tidak mengisinya sama sekali alias bermalas-malasan atau tidur sepanjang hari.

Masuk dalam golongan yang manakah Anda? silahkan dijawab sendiri. Yang jelas, apapun yang akan Anda tuliskan dalam log book tersebut akan dipertanggungjawabkan pada Sang Atasan, dan Dia akan memberikan bonus pada orang yang konsisten mengisi log booknya dengan hal yang baik sepanjang waktu. Itulah alasan mengapa di awal tadi saya bilang bahwa perbedaan antara orang sukses dan tidak terletak dari bagaimana caranya mengisi waktu.

Namun memanfaatkan waktu untuk hal yang berkualitas belumlah cukup. Dalam ilmu fisika, waktu merupakan variabel dalam menentukan kecepatan (jarak/waktu) dan percepatan (jarak/waktu2). Dan sudah jamak diketahui bahwa hampir dalam semua kompetisi, sang pemenang biasanya adalah yang tercepat (kecuali dalam lomba sepeda lambat). Kita semua tahu bahwa dalam setiap tahapan kehidupan tidak lepas dari persaingan. Mulai dari di sekolah, di universitas, di tempat kerja, dalam dunia usaha, akan selalu kita jumpai kompetitor (bahkan untuk bayi juga ada adu cepat merangkak). Apabila kita tidak cepat-cepat dalam segala hal, makan cepat, berjalan cepat, membaca cepat, cepat “up date” informasi dan teknologi, cepat beradaptasi, cepat belajar, cepat berpikir dan cepat “take action”, maka kita akan kalah bersaing.

Jika ada yang mengatakan: “biar lambat asal selamat”, mengapa tidak dijawab: “cepat juga bisa selamat asalkan akurat”? Rumusnya sederhana saja, S = K2, dimana S adalah Sukses dan K adalah Kualitas dan Kecepatan. Jika produk/jasa dihasilkan dalam waktu singkat tapi kualitasnya buruk, maka akan kalah bersaing dengan kompetitor. Demikian juga jika kualitas yang dihasilkan bagus, tapi waktu produksinya lama, maka customer akan mencari peluang ke kompetitor. Kedua variabel K tersebut harus saling bersinergi untuk sukses mendapat customer.

Kesimpulannya, waktu akan mendatangkan kesuksesan jika digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang berkualitas dengan cepat (bahasa anak mudanya: jangan lelet). Jika kedua hal tersebut (kualitas dan kecepatan) digunakan dalam mengerjakan pekerjaan di perusahaan, niscaya perusahaan akan semakin mudah mengalahkan kompetitor. Jadi tidak cukup hanya dengan datang ke kantor dan melakukan handkey tepat waktu, jika di antara jam masuk dan jam pulang tidak dipakai untuk bekerja cepat mutu tinggi. Minimal mari kita mulai dari hal kecil, misalnya menghadiri undangan meeting tepat pada waktunya 

Kata kunci: waktu, kualitas, kecepatan, sukses

Semoga bermanfaat

Sabtu, 13 Agustus 2011

Mendeteksi Masa Subur

Seperti sudah dijelaskan di tulisan sebelumnya tentang siklus menstruasi, seorang wanita akan berpeluang besar untuk hamil saat 12-24 jam setelah ovulasi. Itulah yang dinamakan masa subur.

Memperkirakan masa subur akan lebih mudah dilakukan jika seorang wanita memiliki siklus haid yang teratur. Masa subur diperkirakan terjadi 14 hari sebelum menstruasi yang berikutnya. Sebagai contoh, jika seorang perempuan memiliki siklus haid 30 hari, maka perkiraan masa suburnya adalah 30-14=16 hari dihitung dari hari pertama menstruasi.

Jika mengingkan kehamilan, maka dianjurkan untuk melakukan hubungan intim pada hari ke-12, 14, 16 dan 18. Sanggama yang dilakukan tiap hari tidak dianjurkan karena sperma yang keluar adalah sperma muda yang kemampuan membuahinya masih sangat kecil. Jika masa subur seorang wanita hanya berkisar 12-24 jam saja, lain halnya dengan sperma yang masih mampu bertahan hidup selama 2-3 hari.

Masa subur juga ditandai dengan keluarnya lendir berwarna bening dari vagina, vagina terasa basah, ada peningkatan dorongan seksual dan peningkatan suhu basal tubuh.

Seperti yang sudah diposting di tulisan sebelumnya bahwa setelah ovulasi, tubuh akan memproduksi hormon progesteron. Nah, progesteron ini akan menyebabkan kenaikan suhu tubuh wanita 0.3-0.5oC. Pengukuran suhu badan ini sebaiknya dilakukan beberapa saat setelah bangun tidur dan sebelum beraktivitas.

Sedangkan untuk pria, sperma akan mencapai pertumbuhan optimal dalam waktu 2-3 hari semenjak proses pematangan sperma. Oleh karenanya kemampuan sperma dalam membuahi sel telur akan lebih optimal jika sanggama dilakukan selang 2-3 hari

Tulisan yang terkait:
1. Tanda-tanda Kehamilan Yang Sering Terlewatkan
2. Perubahan Pada Tubuh Ibu Hamil
3. Tabel Perkiraan Jenis Kelamin Bayi

Siklus Menstruasi

Menstruasi adalah satu titik pertanda seorang perempuan bukan lagi anak-anak. Secara biologis, minimal seorang anak gadis yang sudah mendapatkan menstruasi berarti organ reproduksinya telah mulai bekerja dan itu berarti dia sudah bisa hamil.
Lazimnya, menstruasi dialami seorang wanita setiap bulan sekali selama kurang lebih seminggu. Namun ini juga bervariasi dan tidak sama antara satu wanita dan wanita lainnya. Jarak waktu antara hari pertama menstruasi bulan ini hingga hari pertama menstruasi berikutnya disebut siklus menstruasi, dan normalnya antara 28-32 hari.
Jika Anda menginginkan kehamilan atau mencegah kehamilan, maka penting untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam tubuh Anda, tepatnya di organ-organ reproduksi agar bisa berhasil merencanakan kehamilan.

Yang jelas, dalam hal ini ada beberapa hormon yang ikut berperan serta:


- Hari pertama dihitung dari hari pertama menstruasi, saat itu kadar hormon estrogen rendah.
- Hipotalamus (ada di otak sebagai penanggung jawab produksi hormon) mengirimkan perintah untuk mengirim follicle stimulating hormone (FSH) yang mengatur folikel-folikel ovarium untuk mematangkan se-sel telur.
- Namun hanya satu folikel saja yang dominan, yang nantinya melepaskan sel telur yang sudah matang, sedangkan yang lainnya akan hancur.
- Setelah sel telur matang, hormon estrogen kembali naik. Si estrogen inilah yang menginformasikan pada hipotalamus bahwa sudah ada sel telur yang matang.
- Lantas hipotalamus akan mengirimkan luteinizing hormone (LH) yang membuat telur terdorong menembus dinding ovarium dan memulai perjalanannya ke tuba falopii. Sel telur rata-rata akan bertahan hidup selama 12-24 jam setelah meninggalkan ovarium. Inilah yang dinamakan ovulasi dan besar peluang terjadi kehamilan jika ada pembuahan sel telur oleh sperma.
- Folikel yang menjadi tempat matangnya ael telur tadi (disebut corpus luteum) akan memproduksi hormon progesterone yang menebalkan dinding rahim sebagai persiapan menyambut embrio hasil pembuahan.
- Jika ada pembuahan, progesterone akan terus diproduksi untuk mensupport kehamilan sampai tugasnya digantikan oleh plasenta.
- Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan larut dalam dinding rahim dan segera luruh dalam waktu 12-16 hari setelah ovulasi. Peluruhan dinding rahim beserta sel telur inilah yang disebut menstruasi.
- Siklus menstruasi mulai dari awal lagi.

Dari berbagai sumber
(Mohon maaf kalau ada yang keliru)

Rabu, 10 Agustus 2011

Yuk Selamatkan Bumi (Seri 2)

Misi Penyelamatan Bumi Dimulai

Untuk mengetahui bagaimana cara menyelamatkan Bumi, kita harus tahu dulu apa yang menyebabkan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di Bumi. Sumber emisi gas rumah kaca terbesar menurut data dari FAO PBB tahun 2006 adalah:
1. Dari kegiatan peternakan (kontribusi 18%)
2. Dari kegiatan pembakaran bahan bakar fosil untuk transportasi (kontribusi 13%)
Selain itu, gas rumah kaca juga dihasilkan dari emisi pabrik-pabrik modern dan pembangkit tenaga listrik.

Kita sudah tahu dampak gas rumah kaca terhadap bumi, oleh karenanya mari kita segera mengambil peran serta dalam misi penyelamatan bumi berikut. Ada beragam cara menyelamatkan Bumi yang saya bagi menjadi beberapa kategori:
A. Manfaatkan sumber daya alam
1. Gunakan tenaga surya untuk pemanas air.
2. Gunakan sinar matahari untuk mengeringkan pakaian.
3. Optimalkan penggunaan sinar matahari untuk pencahayaan di dalam rumah.
4. Manfaatkan sirkulasi udara untuk menyejukkan ruangan, alih-alih menggunakan AC.

B. Menghemat BBM
1. Usahakan mencari tempat kerja dan sekolah anak-anak yang dekat dengan rumah.
2. Untuk jarak yang jauh, gunakan sarana transportasi umum.
3. Jika memungkinkan, berjalan kaki atau naik sepeda lebih menyehatkan.
4. Naik kendaraan pribadi bersama-sama secara bergantian dengan teman atau kolega Anda.
5. Jika terpaksa menggunakan mobil pribadi, pastikan mobil Anda mendapatkan perawatan secara rutin agar konsumsi BBM tidak semakin boros.
6. Jangan memacu kecepatan kendaraan lebih dari ambang batas yang diijinkan.

C. Menghemat listrik
1. Matikan peralatan listrik jika tidak digunakan.
2. Hubungkan lampu di halaman rumah dengan timer atau fotocell sinar matahari.
3. Gunakan jenis lampu hemat energi.
4. Gunakan jenis AC hemat energi.
5. Gunakan penerangan seminimal mungkin jika tidur.
6. Jangan lupa defrost kulkas secara teratur untuk menghilangkan bunga es.
7. Bersihkan kulkas dari barang yang tidak perlu.
8. Jangan memasukkan makanan panas ke dalam lemari es.
9. Jangan terlalu sering dan dalam waktu lama membuka pintu lemari es.
10. Jangan terlalu sering dan dalam waktu lama membuka pintu kamar dalam kondisi AC menyala.
11. Gunakan timer saat menonton TV di malam hari.

D. Menghemat pemakaian air
1. Jangan mencuci piring atau menyikat gigi dengan air mengalir terus menerus.
2. Gunakan flush toilet seperlunya saja.
3. Tadah air hujan yang nantinya bisa digunakan untuk menyiram tanaman,
4. Gunakan air bilasan terakhir cucian anda untuk menyiram tanaman, demikian juga dengan air bekas mencuci beras atau sayuran.
5. Mandi dengan menggunakan gayung yang terukur, alih-alih menggunakan kran shower atau bath-tub.
6. Pastikan pelampung tangki air bekerja dengan baik dan pastikan tidak ada kebocoran.
7. Cuci mobil dengan menggunakan timba dan gayung akan lebih menghemat air ketimbang menggunakan slang air yang mengalir.

E. Hijaukan lingkungan (Go green)
1. Mulailah menanam pohon di lingkungan kita sendiri.
2. Gunakan pupuk organik atau pupuk kompos.

F. Reuse, reduce, recycle
1. Kurangi penggunaan plastik, karena bahan dasar plastik adalah dari minyak bumi. Di samping itu plastik juga sangat sulit terurai dan mencemari lingkungan.
2. Kurangi penggunaan kertas. Gunakan permukaan kertas HVS bolak-balik. Print dokumen seperlunya saja, sisanya gunakan soft copy.
3. Kurangi konsumsi daging. Ingatlah bahwa kontributor terbesar emisi gas rumah kaca adalah dari peternakan.
4. Kurangi konsumsi “fast food”, karena jenis makanan ini merupakam kontributor sampah plastik yang cukup besar.
5. Gunakan kembali tas kanvas atau keranjang untuk berbelanja, alih-alih menggunakan tas kresek.
6. Gunakan cangkir kopi dari keramik, alih-alih menggunakan cangkir dari plastik atau styrofoam.
7. Pisahkan sampah rumah tangga menjadi 2 jenis sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa digunakan untuk pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik bisa dikreasikan menjadi aneka jenis kerajinan.
8. Usahakan membuang sisa makanan seminimal mungkin, karena sisa makanan bisa menghasilkan gas metana di TPA.

Sebenarnya ada 1001 hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Bumi, termasuk menginformasikan hal-hal tersebut ke saudara dan teman dekat kita serta memberikan donasi pada lembaga-lembaga yang bergerak di bidang konservasi lingkungan, misalnya: Greenpeace.


Kta semua percaya yang namanya kiamat pasti akan datang, namun waktu terjadinya adalah wewenang penuh dari Sang Pencipta. Kewajiban kita sebagai umat manusia adalah menjaga Bumi ini dari kerusakan. Melihat tanda-tanda kerusakan bumi di atas, sudah bisa dipastikan bahwa umat manusia lah yang paling bertanggung jawab. Tapi daripada kita saling menyalahkan, lebih baik sebelum semakin terlambat, marilah kita selamatkan bumi yang semakin menua ini. Jangan pernah berpikir bahwa hal kecil yang kita lakukan tidak akan membawa perubahan. Bukankah hal-hal besar selalu bermula dari hal kecil? Jadi, marilah kita mulai misi penyelamatan Bumi ini dari sekarang, dari hal kecil, dan dari rumah kita sendiri. Ingatlah, bahwa Bumi ini hanya kita pinjam dari anak cucu kita dan kelak suatu hari harus kita kembalikan.

Semoga Bermanfaat 
(dari berbagai sumber)

Gambar dicomot dari sini

Selasa, 09 Agustus 2011

Yuk Selamatkan Bumi (Seri 1)

Global Warming Yang Sedang Naik Daun

Belakangan ini kata-kata semacam pemanasan global, efek rumah kaca, go green dan semacamnya sedang naik daun bak penyanyi remaja Justin Bieber. Apalagi dengan dirilisnya film “2012” yang menggambarkan kehancuran bumi besar-besaran hingga memusnahkan sebagian besar umat manusia, semakin gencar pulalah LSM-LSM mengkampanyekan keselamatan bumi dari pemanasan global.

Hah, memangnya bumi sakit panas?

Sebelumnya, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan pemanasan global dan efek rumah kaca.

Sebenarnya Tuhan sudah menciptakan Bumi dan alam semesta ini dengan sangat sempurna. Suhu dingin di luar angkasa menyebabkan manusia tidak mungkin bisa tinggal di sana. Suhu udara di planet tetangga (Mars) yang memiliki lapisan atmosfer yang sangat tipis berkisar -32oC. Oleh karenanya Tuhan menciptakan gas rumah kaca yang berfungsi untuk menyerap panasnya matahari sehingga Bumi menjadi cukup hangat untuk ditinggali makhluk hidup. Gas-gas rumah kaca itu misalnya karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (NO) dan CFC.

Pada takaran yang pas, gas rumah kaca memang sangat diperlukan untuk kehidupan semua makhluk hidup. Namun apa yang terjadi jika konsentrasi gas rumah kaca meningkat sehingga panas yang diserap juga semakin banyak? Betul, otomatis suhu rata-rata bumi semakin meningkat dan itulah yang disebut dengan pemanasan global atau bahasa bulenya “Global Warming”.

Dampak global warming secara nyata sudah kita rasakan. Dari tahun ke tahun suhu udara sekitar semakin panas, cuaca dan iklim tak menentu dan tidak bisa diprediksi. Namun sesungguhnya masih banyak dampak lain yang tidak bisa dirasakan oleh kita yang hidup di Indonesia. Mari kita lihat satu per satu:

Dampak #1: Mencairnya Es di Kutub Utara dan Selatan
Pada tahun 2007, es di Greenland yang mencair telah mencapai 19 juta ton. Di Artik pada tahun yang sama, volume es tinggal separuh dari volume es yang ada 4 tahun sebelumnya. Bahkan menurut prediksi seorang ahli iklim NASA, seluruh es kutub utara dan selatan akan lenyap pada tahun 2012.

Dampak #2: Naiknya Level Permukaan Air Laut
Otomatis mencairnya es di kutub berdampak langsung pada meningkatnya level permukaan air laut. Ini bahkan sudah mulai bisa dirasakan di daerah pelabuhan Jakarta dengan semakin meningkatnya frekuensi banjir. Menurut hipotesa para ahli, jika seluruh es di Greenland mencair, maka level permukaan air laut akan meningkat setinggi 7 m, dan itu cukup untuk menenggelamkan daerah pantai, pelabuhan dan dataran rendah di seluruh dunia.

Dampak #3: Perubahan Iklim/Cuaca Yang Sangat Ekstrim
Ini dampak yang juga kita rasakan di Indonesia. Akibat langsungnya adalah banyak petani yang merugi karena gagal panen. Bencana alam akibat angin topan dan banjir juga kerap terjadi di berbagai belahan dunia.

Dampak #4: Gelombang Panas Menjadi Semakin Panas
Tahun 2007 tercatat di Utah, Amerika Serikat, suhu gelombang panas mencapai 48oC dan bahkan di daerah Death Valley, California hingga 53oC (sebagai perbandingan di Surabaya suhu udara rata-rata 30-37oC). Pemerintah setempat bahkan mengumumkan kondisi saat itu sebagai darurat siaga 1. Akibat gelombang udara panas tersebut, banyak korban meninggal karena kepanasan (heat stroke), matinya beragam spesies air tawar, rusaknya hasil panen, kebakaran hutan dan matinya hewan ternak.

Dampak #5: Mencairnya Gletser Sebagai Cadangan Air Bersih Dunia
NASA mencatat selama tahun 1960-2006, volume gletser yang hilang sebanyak 8000 meter kubik. Bisakah dibayangkan bagaimana jadinya kehidupan makhluk hidup tanpa adanya air bersih?

Kelima dampak di atas hanya awal dari rentetan efek-efek buruk lainnya semisal adanya pergeseran ekosistem, munculnya berbagai macam penyakit dan meningkatnya jumlah pengungsi akibat bencana alam yang tentu saja secara efek domino menimbulkan banyak problema baru.

Mungkin hal-hal di atas itulah yang mengilhami Hollywood menciptakan film-film semacam “The Day After Tomorrow” yang menggambarkan datangnya zaman es baru karena perubahan keseimbangan garam di laut yang diakibatkan mencairnya es di kutub. Juga film “Waterworld” di era 90-an yang menggambarkan perjuangan sekelompok manusia mencari daratan. Dan tentu saja film yang belakangan paling menghebohkan, “2012” yang menceritakan terulangnya kembali bencana alam terbesar di era Nabi Nuh.

Kita tentunya tak mau Bumi yang sudah kian menua ini semakin menderita bukan? Oleh karenanya, yuk kita selamatkan Bumi agar Bumi tetap nyaman untuk ditinggali oleh kita dan anak cucu kita kelak. Caranya sebenarnya mudah sekali, dimulai dari hal kecil dan bisa diawali dari rumah kita sendiri.

Senin, 08 Agustus 2011

Mengenang Kekejamanku Mengajari Anak Membaca


Jujur saja nih, dulu saya agak cemas memikirkan anak perempuan saya yang sedang duduk di bangku Play Group. Penyebabnya sepele, karena dia belum juga bisa membaca bahkan mengenali abjad masih suka salah-salah. Sulit sekali menanamkan pemahaman bahwa “b” yang berdempetan dengan “a” dibacanya “ba”. Sedangkan anak-anak teman saya, sudah mulai bisa mambaca bahkan semenjak di Play Group. Salah satu teman sekolahnya juga sudah mulai bisa membaca huruf Hijaiyah yang sambung-sambung. Anak yang umurnya lebih kecil dari anak saya sudah bisa menghafal ayat kursi dan bagian awal surat Yasin. Sedangkan anak saya, membedakan “Ta” dan “Tsa” masih belum bisa. Jadi progress membaca buku iqra’nya berhenti di huruf “Tsa”.

Mengenali angka juga demikian. Entah kenapa anak saya kesulitan mengidentifikasi angka 6, 8 dan 9. Saya sampai stress dan seringkali memarahinya kalau dia lagi-lagi tidak bisa menyebutkan angka yang tertulis di smart card. Tak jarang, hingga berujung pada tangisannya.

Nah Moms, perilaku saya di atas saya anjurkan untuk tidak ditiru. Apalagi pada bagian “memarahi”. Wah, itu adalah hal yang paling saya sesalkan hingga sekarang. Saat ini saya hanya bisa berharap bahwa kelakukan saya itu tidak menyebabkan dampak buruk pada perkembangan mentalnya kelak.

Oke kita kembali ke pokok masalah. Untunglah saya cepat sadar sehingga saya tak lantas melanjutkan “kekejaman” yang saya lakukan pada anak saya. Saya tak ingin merenggut kegembiraan masa kecilnya yang seharusnya diisi dengan bermain. Akhirnya saya hanya mengajarinya membaca, mengaji atau berhitung jika dia yang minta. Dan kalaupun ada yang salah, saya tidak lagi memaksakan untuk dia langsung mengerti saat itu juga. Kalau dia sudah bilang capek atau ngantuk, maka buku pelajarannya langsung saya tutup. Saya pikir lebih baik saya mengajarkan hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah, seperti masalah Tuhan, akhirat, agama, tata krama pada orang tua, kejujuran, kasih sayang pada alam dan sesama serta arti kegembiraan masa kecil. Ini saya lakukan dengan mendongeng atau bercakap-cakap dengannya sambil tiduran.

Satu hal yang menarik adalah adanya mindset para guru dan orang tua bahwa anak-anak TK harus sudah bisa membaca. Nah, ternyata ini pendapat yang keliru, setidaknya menurut Yayasan Sekolah Alam Insan Mulia. Saya sempat terkejut saat iseng-iseng datang ke sekolah tersebut dan menanyakan apakah calon siswa harus dites membaca? Dan jawaban mereka adalah untuk calon murid tidak ada tes membaca, yang ada hanya tes kematangan emosional saja. Membaca dan menulis baru akan diajarkan di bangku kelas 1 SD. Prinsip mereka adalah mengajarkan anak-anak sesuai dengan usianya. Tujuannya agar anak-anak tidak kehilangan rasa ingin tahu. Inilah satu hal yang membuat saya sadar untuk tidak lagi memaksakan ambisi saya agar anak saya bisa seperti kawan-kawannya yang bisa membaca atau mengaji di usia sangat dini.

Bagi saya yang penting adalah merangsang keinginannya untuk belajar dengan suka hati, mengaji dengan ikhlas dan tidak menganggap berhitung sebagai momok. Itulah mengapa saya senang jika anak saya mendatangi saya dengan buku di dua tangan mungilnya dan berkata: “Ma, aku mau belajar menghubungkan”. Yang dia maksud menghubungkan adalah menghubungkan gambar dengan angka (untuk soalnya saya gambar sendiri). Atau: “Ma, aku mau ngaji sama Mama”. Tentu saja yang dia maksudkan adalah membaca buku Iqro-nya, bukan Alquran. Saya senang jika dia yang mengajak saya belajar dan bukan sebaliknya. Namun jangan salah, ini tidak tiap hari, kalau dia mengantuk atau lebih senang nonton video kartun favoritnya ya nggak ada acara belajar. Kalau dihitung-hitung, lebih banyak main atau nonton TV daripada belajarnya, hehe. Nah, proses ini berlangsung kira-kira selama 6-10 bulan selama dia duduk di Playgroup. Pokoknya saya biarkan dia sebebas-bebasnya melakukan apa yang diinginkan.

Ternyata hasilnya juga tidak buruk. Guru sekolahnya melaporkan hasil belajarnya cukup memuaskan dan yang penting dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik alias nggak ketinggalan sama teman-temannya yang lain.

Yang lebih mengejutkan lagi: Ketika dia masuk TK, tiba-tiba dia mudah sekali memahami buku belajar membaca-nya. Padahal sebelumnya dia tidak hafal alfabet. Buku yang dipakai berjudul “Anak Islam Senang Membaca”. Isinya mirip buku Iqra’ gitu, tapi versi huruf latinnya. Di halaman pertama diajarkan “a” dan “ba”, halaman selanjutnya “ca” yang dirangkai-rangkai dengan “a” dan “ba”, begitu seterusnya sampai “za”. Dan lagi, semenjak masuk TK, entah kenapa dia seakan mewajibkan diri untuk menambah huruf baru sebelum tidur, padahal saya tidak pernah mengajaknya belajar.

Tapi kalaupun sekarang di sekolahnya sudah diajarkan membaca, bagi saya itu juga bukan masalah. Toh anak saya juga tetap exciting dan saya tak lagi memaksakan kehendak. Kini saya sadar bahwa anak saya unik, dia berbeda dengan anak-anak yang sudah lebih dulu bisa membaca, berhitung atau mengaji. Saya yakin dia punya kelebihan sendiri, bukankah Tuhan selalu menciptakan manusia komplit dengan kelebihan dan kekurangannya?

Saya akan melakukan apa saja agar ia faham artinya kebahagiaan masa kecil. Agar kelak dia tidak menjeritkan isi hatinya seperti almarhum Michael Jackson: “Have you seen my childhood...???”.

Jumat, 05 Agustus 2011

Ternyata Menyusui Punya Dampak Negatif (Based on True Story)

Di posting sebelumnya saya menulis tentang faktor utama kelancaran ASI yang belum pernah dibahas di banyak artikel yang pernah saya baca. Nah, di posting kali ini saya ingin membahas satu hal mengenai efek samping menyusui.

Perlu digarisbawahi di sini bahwa yang saya maksudkan bukan manfaat menyusui yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi. Semua orang tahun banyak sekali manfaat menyusui, baik bagi ibu, si bayi maupun bagi keuangan keluarga, sehingga ASI menjadi hadiah paling berharga dari Sang Pencipta. Nah, ternyata menyusui ada nggak enaknya juga lho, itulah yang saya maksudkan dengan efek samping.

Seperti halnya saat kita mengkonsumsi obat, dalam label yang tertera pada kemasan biasanya diterangkan juga mengenai efek samping obat tersebut. Contohnya adalah salah satu merk obat batuk yang menyebutkan efek sampingnya adalah mengantuk, pusing, konstipasi dan lain-lain. Efek samping ini bisa terjadi, bisa juga tidak tergantung dari daya tahan tubuh si pengguna obat. Nah demikian juga efek samping menyusui, bisa terjadi bisa juga tidak, kebetulan saja pada saya terjadi, makanya saya bisa cerita.

Efek samping yang saya maksudkan adalah: (maaf) vagina saya menjadi kering hingga memiliki efek domino yakni sakit pada area kemaluan saat dipakai berhubungan intim.

Saya termasuk wanita yang tidak mengalami datang bulan saat menyusui. Setelah kelahiran anak pertama, saya hanya menyusui sampai masa 4 bulan saja. Makanya pada bulan kelima saya sudah mengalami datang bulan. Berbeda dengan anak kedua, saya masih menyusui hingga saat ini si kecil sudah berusia 14 bulan dan baru saja mengalami menstruasi bulan lalu.

Sebenarnya efek langsungnya (yakni vagina kering) tidak terlalu menjadi masalah. Justru malah hari-hari jadi lebih nyaman karena tidak lembab. Namun kendalanya baru terasa saat melakukan hubungan intim. Rasa sakitnya menyebabkan trauma. Saya sudah mencoba men”curhat”kan hal ini pada beberapa sahabat dan juga melalui forum diskusi di milis. Rata-rata teman saya menyarankan untuk melakukan foreplay lebih lama, menciptakan suasana yang lebih kondusif agar lebih terangsang sebelum berhubungan. Hal itu sudah saya coba dan hasilnya nihil. Entah karena memang perangsangannya belum cukup atau karena sugesti, baik bibir vagina maupun rongga di dalamnya terasa sangat pedih dan panas.

Awalnya bahkan suami kesulitan melakukan penetrasi hingga akhirnya kami mencoba “pelumas”. Cara ini lumayan menolong, suami bisa melakukan penetrasi, namun rasa perih dan terbakar dalam rongga vagina masih belum berkurang. Rasanya seperti digesek dengan kertas gosok.

Setahun berlalu sejak kelahiran anak kedua, saya tidak tahan dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke dokter. Berharap dokter meresepkan semacam vitamin/hormon yang bisa membuat vagina saya tidak kering namun tidak punya efek menghentikan ASI. Juga agak kuatir karena seorang teman di milis menduga ada sesuatu yang tidak beres dan sebaiknya dikonsultasikan ke DSOG. Syukurlah setelah diperiksa dengan USG, tidak ada masalah di daerah rahim saya.

Menurut penjelasan dokter kandungan, menyusui memang membuat produksi hormon estrogen jadi terhambat. Nah hormon estrogen inilah yang punya andil dalam siklus menstruasi dan juga memproduksi “oli” pada vagina. Solusi instannya, jika ingin kadar hormon estrogen kembali stabil, ya tentu saja dengan berhenti menyusui. Tapi tentu saja hal itu tidak beliau sarankan. Alternatif kedua ya menunggu hingga lewat masa menyusui yakni 2 tahun. Saya jadi membayangkan bahwa saya masih harus menunggu setahun lagi agar bisa kembali menikmati hubungan seks. Akhirnya saya pulang dengan tangan hampa. Dokter tidak meresepkan vitamin atau obat-obatan sama sekali. Saya memutuskan untuk pasrah dan menunggu saja. Jika sudah lewat masa menyusui dan tidak ada perubahan juga, saya berjanji untuk menemui dokter lagi.

Ternyata saya tidak perlu menunggu terlalu lama. Tidak lama setelah kunjungan ke dokter, akhirnya saya datang bulan dan setelah itu saya bisa kembali berhubungan dengan suami seperti dulu lagi. Saya tidak tahu apakah karena faktor sugesti atau bukan, yang jelas saya merasakan area kemaluan sudah tidak kering seperti sebelumnya.

Sampai kini (Kairo 14 bulan), saya memang masih menyusui walau hanya di malam hari. Semoga saja Tuhan memberikan kesempatan untuk bisa menyusui hingga bayi saya berusia 2 tahun.

Demikianlah sharing pengalaman saya selama masa menyusui. Memang tidak semua wanita akan mengalami hal yang sama, karena dunia hormon wanita yang sedemikian unik. Semoga bermanfaat..

Tulisan yang berhubungan dengan topik ini:
1. Breast pump
2. Agar Lebih Semangat Menyusui
3. Manajemen ASI Perah Untuk Ibu Bekerja

Gambar dikopi dari sini

Kamis, 04 Agustus 2011

Faktor Kelancaran ASI Yang Tak Pernah Diungkap


Yang namanya menyusui atau bahasa sononya “Breasfeeding” sudah nggak perlu lagi dibahas manfaat dan keuntungannya. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir. ASI mencukupi kebutuhan gizi bayi hingga berusia 6 bulan. Artinya, tanpa tambahan makanan apapun, kebutuhan nutrisi bayi sudah tercukupi lewat ASI. Kekayaan gizi dan kandungan nutrisi yang terkandung didalamnya membuat ASI gencar dipromosikan dan kian naik daun.

Kurang lebih 3 dekade lalu, pemerintah Indonesia menganjurkan pemberian ASI hingga 4 bulan saja. Namun kini, di kartu KMS yang baru sudah diganti menjadi 6 bulan. Di media-media, baik cetak maupun elektronik juga tidak pernah lagi muncul iklan susu formula untuk bayi di bawah 1 tahun.

Begitu juga dengan dunia maya. Kalau dicari lewat search engine mengenai topik “menyusui”, tidak ada satu artikel pun yang menjelek-jelekkan ASI, semua bilang ASI itu bagus, baik untuk ibu maupun untuk bayi. Memang demikian adanya. Kalau boleh saya berpendapat, ASI adalah cairan yang lebih berharga dari minyak bumi, bahkan cairan paling mahal harganya yang pernah diciptakan Tuhan bagi manusia.

Itulah sebabnya, mulai banyak ibu-ibu yang sadar mengenai pentingnya ASI. Banyak di antara mereka yang menjadi fanatik dengan cairan yang satu ini. Rasanya berdosa kalau sampai tidak menyusui bayi. Saya mengenal beberapa di antaranya. Ada teman saya yang keluar dari pekerjaannya demi bisa memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. Ada yang enggan minum jamu-jamu pasca melahirkan karena takut berpengaruh pada ASI. Ada yang giat memerah ASI demi bisa mencukupi kebutuhan ASI selama bekerja.

Saya pun termasuk satu di antara “korban” ibu-ibu yang terserang “sindrom menyusui eksklusif”. Saya sampai bela-belain beli breast pump yang harganya lumayan mahal, bangun tengah malam dan dini hari demi bisa memerah ASI, menghasilkan tetes demi tetes hingga terkumpul setengah liter per hari untuk persediaan selama bekerja. Bukannya tidak mampu beli susu formula atau ragu akan kualitas susu formula, tapi ya karena itu tadi, saya sudah termakan propaganda akan manfaat ASI.

Alangkah beruntungnya saya dan banyak wanita yang bisa menyusui bayinya. Faktor terbesar dalam keberhasilan proses menyusui ini saya yakini adalah: REJEKI. Yes, Tuhan sudah menetapkan rejeki kita bahkan semenjak sebelum kita lahir. Oleh karenanya, sebesar apapun usaha kita untuk bisa menyusui bayi tak akan ada artinya jika Tuhan tidak memberikan jatah untuk itu. Ini yang tidak pernah diungkap di banyak artikel tentang ASI dan menyusui.

Secara teori, ASI kita akan berlimpah ruah jika rajin mengkonsumsi daun katuk, kacang-kacangan atau susu kedelai. Namun jika nama kita tidak masuk dalam listnya malaikat Mikail dalam hal rejeki ASI, ya tentunya ASI yang dihasilkan juga tidak sebanyak yang dimaui. Saya bisa menuliskan ini karena sudah membuktikannya. Terkadang saya niatkan makan daun katuk dan minum susu kedelai serta mengkonsumsi sawi putih agar ASI saya banyak, ternyata ASI perah saya ya segitu-segitu aja, bahkan kadang lebih sedikit dari biasanya. Namun pernah juga saya makan menu biasa, bukan menu khusus ibu menyusui, ternyata payudara saya lebih keras dari biasanya dan otomatis ASI yang didapat juga lebih banyak. Nah, dari situlah maka saya berani menyimpulkan satu hal yang tidak pernah saya baca di banyak artikel mengenai ASI dan menyusui. Yakni faktor X yang dinamakan Rejeki.

Saya memiliki seorang kawan yang membatalkan niatnya untuk resign karena ternyata usahanya untuk menyusui bayinya tidak berhasil. Dia sudah mengikuti cara-cara yang diajarkan dalam primbonnya ibu menyusui. Salah satunya adalah teori supply and demand, yakni semakin sering menyusui maka ASI akan semakin berlimpah. Namun tetap saja belum bisa membuat bayinya kenyang. Teman saya itu sampai bersitegang dengan ibunya yang kasihan melihat cucunya rewel dan menyarankan untuk memberikan susu formula agar bayinya bisa tidur. Tapi teman saya tetap bertekad menjejalkan puting susunya ke mulut bayinya dengan harapan ASI akan terangsang keluar karena semakin sering dihisap bayi, tapi hasilnya nihil. Akhirnya karena kasihan dengan si bayi, teman saya menyerah. Dia memutuskan untuk mencabut surat pengunduran dirinya, karena dia pikir untuk apa dia berhenti kerja kalau tidak bisa menyusui. Di lain pihak, dia butuh dana untuk beli susu formula...

Lain lagi dengan cerita teman saya yang lain. ASInya berlimpah, namun dia mengalami bendungan susu sehingga dokter menyuruhnya berhenti menyusui. Bendungan susu yang dialami teman saya ini tergolong parah karena sampai meletus dan mengeluarkan ASI bercampur nanah. Dia tidak punya pilihan lain selain berhenti menyusui.

Nah, dengan melihat pengalaman teman-teman saya yang begitu gigih memperjuangkan ASI dan ternyata belum mendapatkan hasil yang diharapkan, maka saya yakin bahwa ASI adalah murni wewenang dari Allah. Kewajiban kita hanyalah berikhtiar; dengan pijat payudara atau konsumsi sayur dan kacang-kacangan, selanjutnya terserah pada Yang Di Atas. Jika memang rejeki bayi kita “hanyalah” sebatas susu formula, maka sebaiknya kita syukuri agar dalam susu formula yang diberikan pada buah hati kita pun ada keberkahan....

Rabu, 03 Agustus 2011

Rindu Kembali Ke Laptop

Kesibukan sebagai panitia Bogasari Expo 2011 yang lalu membuat saya terpaksa meninggalkan hobi baru saya menulis blog. Sebenarnya banyak hal-hal yang ingin ditulis dan jari-jari ini sudah kangen untuk kembali menari-nari di atas keyboard. Walaupun memang blognya masih sepi, pembaca juga masih belum banyak, tapi keinginan dan semangat menulis masih tetap membara.

Namun begitu Bogasari Expo berlalu, entah kenapa saya jadi malas menulis lagi. Tidak hanya menulis sebenarnya, untuk melakukan hal-hal lain semisal memasak atau bersih-bersih rumah juga jadi malas. Sepertinya euforia Bogex telah menyedot energi dan pikiran saya sampai titik kritis, hingga saya butuh untuk melakukan recharge.

Itulah mengapa jumlah postingan saya di bulan Juni dan Juli turun drastis, beda banget sama di bulan Mei.

Tampaknya saya benar-benar kelelahan, sehingga walaupun fisik sudah mulai fresh setelah beberapa hari berlalu pasca Bogex, namun gairah “hidup” saya belum juga kembali. Entah kenapa ide rasanya mampet, hal-hal yang tadinya ingin saya tulis jadi lupa semua, walau saya rindu banget untuk merasakan “hidup” lagi. Ya...saya merasa hidup jika menulis, terlepas dari ada yang baca atau tidak. Hehe....

Rupanya saya tidak perlu menunggu lama, karena Allah memberikan petunjuk untuk kembali bersemangat lagi lewat majalah religi bulanan “Nurul Hayat”. Ya, tulisan saya yang sempat saya kirimkan ke redaksi majalah tersebut dimuat di kolom Bagi-Bagi edisi bulan Juli 2011. Alhamdulillah, senangnya luar biasa, karena ini pertama kalinya tulisan saya dimuat di majalah (ups, yang kedua ding, yang pertama waktu saya SD dulu, karangan pendek saya dimuat di kolom Arena Kecil majalah Bobo). Akhirnya saya tahu tulisan saya ada yang baca.

Hal itu menjadi pemantik api semangat yang mulai hidup segan mati tak mau.

Gairah jari jemari untuk kembali ke laptop mulai bangkit kembali.

Ide-ide yang mulai mampet pelan-pelan mulai mengalir lagi, perlahan tapi pasti...

Cuman yang namanya penulis belum lengkap rasanya kalau belum ada pembaca. Memang dengan bisa menulis sudah membuat saya senang, tapi tentunya akan lebih girang lagi kalau ada pembaca juga. Sebagai pendatang baru di dunia blogspot, saya masih kurang jam terbang dan butuh banyak masukan.



Doakan ya, blog ini bisa banyak dikunjungi. Ada yang bisa kasih kritik dan saran?

Puasa Saat Hamil/Menyusui, Why Not?

Ini hari kedua bulan Ramadhan 1432 Hijriyah. Jadi ingat bulan puasa tahun lalu saat sedang menyusui anak kedua, juga beberapa tahun sebelumnya saat sedang hamil anak pertama. Seharusnya saat-saat itulah kesempatan emas untuk bisa melaksanakan ibadah puasa satu bulan full, namun apa di kata, angan-angan untuk 30 hari berpuasa terpaksa “bolong”.
Tapi bagaimanapun juga hal itu harus sangat disyukuri, karena Tuhan memberi kekuatan untuk menjalani puasa selama hamil dan menyusui, walaupun pada akhirnya harus off 2-3 hari karena sakit.
Sebelumnya saya sempat juga mencari beberapa informasi mengenai kewajiban berpuasa seorang wanita yang sedang hamil atau menyusui, ternyata memang bagi mereka berhak mendapatkan “privilege” untuk tidak berpuasa selama hamil dan menyusui demi kebaikan jabang bayi atau anak yang sedang disusui.
Tapi...ada tapinya nih, yang namanya kewajiban, walaupun dapat keringanan tetep aja ada kompensasinya. Nah untuk itu ada beberapa pendapat dari para ustadz.
Ada yang bilang cukup menggantinya dengan membayar fidyah (memberi makan orang miskin sebesar biaya makan kita sehari-hari dikalikan jumlah hari puasa yang ditinggalkan). Jadi kalau kita biasa makan sehari habisnya 20 ribu, maka fidyah yang harus dibayarkan kalau kita tidak puasa sebulan penuh adalah 20 ribu kali 30 atau 600 ribu. Fidyah memang keringanan yang diberikan bagi para orang tua atau orang sakit, dan hamil atau menyusui dianggap masuk kategori sakit.
Ada yang bilang puasa 30 hari tetap harus diganti dengan berpuasa juga. Soalnya hamil atau menyusui tidak dianggap sakit.
Nah pendapat ketiga ada yang mengatakan bahwa meninggalkan puasa karena hamil atau menyusui harus diganti keduanya, yakni berpuasa dan membayar fidyah. Ini disebabkan meninggalkan puasa karena mengkhawatirkan/menolong orang lain, yakni si calon bayi dan anak yang sedang disusui. Jadi misalnya, kita menolong orang yang tenggelam dan lantas terpaksa berbuka karenanya, kita wajib menggantinya selain dengan berpuasa juga dengan membayar fidyah. (Ini hasil ikut pengajian tahun lalu di rumah tetangga).
Well, bagi saya kompensasi yang harus dibayar agak berat juga, terutama yang bagian mengganti puasanya. Habisnya, saya kok nggak pede bisa mengganti 30 hari berpuasa seorang diri dalam jangka waktu 11 bulan sebelum datang bulan Ramadhan berikutnya (itu juga kalau umur saya nyampe segitu). Bagaimanapun juga, puasa di bulan Ramadhan lebih enak karena banyak temannya, godaan pun lebih sedikit, pendeknya suasana lebih kondusif lah.
Akhirnya, setelah berkonsultasi dengan dokter dan dinyatakan kuat untuk berpuasa, atas ijin Allah saya berhasil menjalani ibadah puasa dalam kondisi hamil 5 bulan dan menyusui bayi berusia 3 bulan. Alhamdulillah selama menjalani masa kehamilan tidak ada halangan yang berarti. Pun demikian dengan saat menyusui, saya masih tetap bisa memerah ASI di kantor dengan kuantitas yang tidak jauh berbeda dengan saat tidak berpuasa. Sehingga saya berhasil juga melewati masa ASI eksklusif untuk si kecil.
Tapi saya bukan satu-satunya orang yang diberi Allah kekuatan untuk menjalani puasa dalam kondisi hamil atau menyusui. Banyak juga kenalan, saudara dan teman sekantor yang menjalani hal yang sama. Malah ada juga yang sedang hamil muda, dengan frekuensi mual dan muntah yang cukup sering, ia tetap bisa melaksanakan ibadah rukun islam keempat ini 1 bulan penuh.
Ada juga yang sedang hamil tua menjelang detik-detik kelahiran, berhasil pula puasa penuh.
Sejujurnya sih, karena saya sudah pernah mengalami keduanya. Berpuasa saat menyusui berasa lebih berat dibanding saat berpuasa dalam kondisi hamil. Namun karena ada juga teman sekantor yang kebetulan juga sedang menyusui, jadi kami sama-sama saling memotivasi agar bisa berpuasa. Hasilnya, teman saya itu sukses puasa penuh, sedang saya sempat bolong di 2 hari terakhir.

Nah, berpuasa atau berbuka saat hamil atau menyusui memang sangat tergantung dari kekuatan masing-masing Ibu. Bagi para Ibu yang tetap bertekad untuk menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah ini, mungkin saran-saran di bawah ini bisa jadi masukan untuk menghadapi bulan Ramadhan hingga tiba hari kemenangan.

1. Niatkan untuk beribadah, insya Allah Dia akan memberikan kekuatan.
2. Tetap percaya diri bahwa Allah tetap akan memberikan rejeki pada jabang bayi atau bayi yang sedang disusui.
3. Pasrah saja jika ASI yang didapat tidak banyak, karena Allah telah menetapkan rejeki masing-masing makhlukNya. Mungkin saja hari itu Allah telah menetapkan rejeki bayi kita harus minum susu formula.
4. Ajak bicara si jabang bayi dalam kandungan atau bayi yang sedang disusui bahwa ibunya sedang berpuasa.
5. Atur jam makan agar tetap bisa makan dengan quantity yang sama dengan saat tidak puasa (jadi hanya geser jam makannya saja)
6. Kurangi kegiatan fisik agar tidak terlalu capek
7. Dan jangan lupa, hindari stress.

Nah Moms....mumpung sedang bulan baik, yuk kita cari pahala sebanyak-banyaknya dengan menunaikan ibadah puasa. Insya Allah, ini akan menjadi pondasi untuk mendidik anak-anak yang sholeh dan sholehah. Tapi kalau memang fisik tidak kuat, ya tidak perlu memaksakan diri. Karena Allah tidak akan memberatkan umatNya. (Wallahu ‘alam bissawab).

Mohon maaf lahir batin jika tulisan ini kurang berkenan.

Oya, foto ibu cantik di atas saya comot dari sini

Senin, 01 Agustus 2011

Bogasari Expo 2011: Behind The Scene

Bogasari Expo 2011 sudah berakhir sejak Minggu malam tanggal 17 Juli 2011 menginjak pukul setengah sepuluh. Bagi sebagian pengunjung yang sempat menghadiri acara tersebut mungkin masih menyisakan banyak hal yang bisa dikenang.

Ada ibu-ibu yang dapat ilmu baru lewat kelas memasak,
Ada remaja-remaja yang dapat tips-tips seputar kuliner melalui baking-baking demo dari sponsor maupun celebrity chef.
Ada anak-anak yang punya pengalaman menghias donat dan cookies di Bogakids.
Ada ABG-ABG yang berhasil berfoto dan mendapatkan tanda tangan Bara dan Farah Quinn
Ada pengusaha yang memborong peralatan bakery.
Ada calon pengusaha yang dapat inspirasi dari talkshow bersama pengusaha yang sudah mapan atau dapat ilmu dari Kelas Bisnis.
Ada pemenang kompetisi yang memajang trophy kemenangannya.

Ya, sekali lagi Bogasari Expo telah usai. Gemebyar event yang berlangsung selama 3 hari antara tanggal 15-17 Juli 2011 itu dihadiri oleh kurang lebih 20 ribu pengunjung, lebih dari target awal yang hanya “15 ribu pengunjung” selama 3 hari.

Selain adanya kekurangan di sana sini, secara keseluruhan banyak yang menilai event ini berjalan dengan sukses. Tapi selain karena ijin dan kuasa Tuhan, ternyata di balik kesuksesan Bogasari Expo 2011 itu ada banyak orang-orang yang tak kenal lelah memperjuangkan keberlangsungan event yang digelar di Grand City Exhibition Hall Surabaya tersebut. Orang-orang itulah yang pontang-panting di balik layar menyokong berjalannya acara.

Siapakah orang-orang itu? Mereka hanyalah sekelompok karyawan pabrik tepung terigu. Ya memang dalam pelaksanaannya mereka bermitra dengan satu tim Event Organizer (EO) yang sudah semenjak 2 tahun sebelumnya menangani event yang serupa di Jakarta. Walaupun untuk kali ini, Bogex hadir di Surabaya dengan konsep yang jauh berbeda.

Dalam hal ini, EO banyak mendominasi bidang desain kreatif, perlengkapan panggung, lighting dan sound system serta mengundang celebrity chef (Hendra Utomo, Bara dan Farah Quinn). Hmm...cuman itu ya? Oya, juga pekerjaan-pekerjaan semacam mencetak kartu undangan, ID card, produksi kaos, pemasangan spanduk, baliho dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk penggodokan konsep acara, pencarian sponsor dan pengisi stand, pengaturan jadwal kelas memasak, mencari pengisi acara talk show dan kompetisi, mengurusi tetek bengek “besar” maupun detil-detil “kecil”, semua dihandle oleh sekelompok pekerja pabrik terigu tadi dengan komando dari seorang srikandi bernama Ibu Ersi.

Bogasari Expo 2011 memang hanya berlangsung selama 3 hari, namun lebih dari sebulan sebelumnya, panitia “non EO” sudah mulai bergerilya.

Ibu Nora dan tim BBC misalnya, yang menyusun jadwal kelas memasak, menyiapkan dan menimbang bahan-bahan, mempersiapkan alat masak untuk di kelas memasak maupun di main stage, belum lagi mempersiapkan semua bahan dan perlengkapan lomba Bogasari Junior Baker hingga setting kompor-kompor yang akan dipakai di semua kompetisi.

Ibu Eva yang door to door mencari peserta kompetisi Bintang Boga dari satu sekolah perhotelan ke sekolah lainnya, dari satu bakery ke bakery lainnya. Sembari mempublikasikan acara Bogasari Expo dengan menempelkan poster-poster Bogex mulai dari depot tempat makan, kampus dan akademi pariwisata sampai koperasi wanita.

Pak Puji dan Pak Bintomo yang sibuk mendistribusikan poster-poster, setiap hari berkeliling Surabaya untuk memastikan spanduk, baliho dan umbul-umbul sudah terpasang.

Tim Baker BBC yang bersusah payah memfoto peralatan bakery, mengukur dimensinya satu per satu karena diminta EO yang berjanji mengangkut peralatan bakery ke venue. Namun pada akhirnya mereka juga yang mengangkutnya sendiri ke lokasi (dibantu tim perlengkapan tentunya).

Bu Putu yang tenggelam dalam tumpukan goody bags, gimmick dan souvenir, mengepaknya dalam berbagai macam kemasan untuk keperluan hadiah kompetisi dan games-games.

Pak Jimmy yang mengkonsep seluruh rangkaian acara dan pra acara, mendatangi satu per satu calon juri dari media, calon pembicara dan nara sumber untuk talk show kewirausahaan, mengurusi protokoler dan pemasangan iklan di media cetak, menghubungi media untuk press conference sampai bernegosiasi dengan pihak venue untuk masalah kompor dan meja stainless.

Pak Yulius dan Bu Suci yang mencari dan bernegosiasi dengan calon sponsor serta pengisi stand. Akhirnya mereka sukses mendapatkan sponsor bernilai lebih dari 200 juta.

Pak Rudianto yang jauh-jauh datang dari Jakarta dan membuat video dokumentasi kompetisi Junior Baker, Bintang Boga, LCKR dan ulang tahun bogasari agar panggung tidak terasa kosong dan hambar. Dan tentunya mendokumentasikan seluruh acara selama 3 hari.


Demikian juga selama Expo berlangsung, orang-orang ini masih “belum ada matinya”:

Ada tim security yang berhasil melakukan pengamanan acara hampir tanpa support tenaga security dari EO yang datang terlambat saat menjelang pembukaan.
Ada tim acara yang pulang hampir tengah malam melakukan setting panggung untuk acara kompetisi keesokan harinya, memastikan seluruh keperluan peserta kompetisi sudah siap sebelum naik panggung sampai membagi-bagikan hadiah.
Ada Ibu Santy yang standby full selama 3 hari menjadi penghubung informasi seluruh panitia dan membantu menyelesaikan permasalahan di semua lini.
Ada Pak Dwi dan Pak Stevie yang datang paling awal dan pulang paling larut untuk mengangkut, menyiapkan dan membereskan perlengkapan. Mulai dari sofa, kursi, peralatan bakery dan kitchen main stage.
Juga ada Pak David, Pak Bobby dan Pak Hongky dari seksi umum yang selama event berjaga di garda depan dan belakang melayani penukaran tiket serta menjadi pusat informasi dan penampung komplain-komplain pengunjung terutama mereka yang kecewa tidak mendapat jatah di Kelas Memasak.
Dan tentunya masih banyak lagi yang nama dan peranannya tidak bisa disebutkan satu per satu di sini.

Ya, merekalah orang-orang biasa di balik layar bogasari expo yang “katanya” sukses luar biasa. Uniknya, sebagian dari mereka adalah gabungan dari seksi Mill, Jetty, Finance, Purchasing bahkan Safety (dan Commercial tentunya). Mereka hanya berbekal tekad dan semangat yang luar biasa untuk menjadikan acara ini berhasil. Tentunya bukan hal mudah mengingat mereka bukan orang-orang yang berpengalaman di bidang penyelenggaraan acara. Sungguh tak terhitung berapa banyaknya batu sandungan dan onak duri yang satu per satu akhirnya terlewati hingga di penghujung Closing Ceremony. Berkat kerja sama yang solid, kesabaran, ketelatenan, pengendalian emosi yang luar biasa serta semangat pantang menyerahlah yang akhirnya membuat semua panitia bisa tertawa lega di akhir acara.

Selain faktor tersebut, support dari pihak luar juga sangat besar peranannya. Mulai dari para sponsor (beberapa malah mau memberi sponsor tanpa ada kompensasi apapun), para nara sumber yang rela berbagi ilmu tanpa mendapat fee, para juri dari media untuk berbagai kompetisi, para peserta kompetisi yang rela bersusah payah membawa container-container logistik untuk lomba serta para UKM-UKM bogasari yang mengisi stand dan puluhan rombong mie ayam yang mensupport acara Fun Walk. Namun tanpa adanya hubungan baik yang telah dijalin bogasari dengan pihak-pihak eksternal selama ini, mustahil kiranya mereka mau dengan suka hati mensupport kesuksesan Bogasari Expo 2011.

Tapi jangan salah, para panitia ini tidak sendiri. Mereka juga dibantu oleh tim mahasiswa dari Universitas Kristen Petra Surabaya yang juga punya effort dan kontribusi luar biasa (walaupun mereka hanya berstatus magang). Sebut saja Budi, Stefie, Junita, Robert, Tommy dan lain-lain. Merekalah yang berperan banyak dalam hal persiapan perlengkapan bakery untuk pra kompetisi maupun saat acara, negosiasi dengan media cetak dan radio, mengurusi kelas bisnis, mendokumentasikan pekerjaan-pekerjaan kreatif serta turut mensupport kelangsungan acara dari balik tirai panggung utama.

Sedangkan EO? Hmmm....ya lah, sedikit banyak tim mereka juga punya peranan membantu menyukseskan Bogex (termasuk menyedot anggaran).

FAKTA-FAKTA DI BALIK LAYAR
1. Melihat antusisme pengunjung yang membludak hari Minggu siang membuat Farah Quinn sempat demam panggung saat menunggu MC memanggil namanya untuk naik ke panggung. Panitia sempat mendengar Farah berbisik-bisik pada crew-nya di belakang panggung bahwa dia sendiri merasa heran kok nggak biasa-biasanya dia grogi menjelang tampil?
2. MC melakukan kesalahan fatal saat Opening Ceremony dengan menyebutkan acara resmi dibuka setelah Gus Ipul (Saifullah Yusuf, Wagub Jatim) turun dari panggung, padahal seharusnya Bogex resmi dibuka setelah Gus Ipul, Pak Franky Welirang dan Pak Pramu (UKM Mie Jago) mengoperasikan mesin mie. Untung saja salah satu dari 3 MC bisa melakukan improvisasi sehingga prosesi pembukaan tidak terkesan terlalu aneh.
3. Kamis malam menjelang event saat sedang dilakukan setting panggung mini, crew EO bercerita bahwa ia didatangi oleh Pak Bagus yang mengaku akan melakukan talk show untuk hari Jum’at. Untuk itu beliau minta disiapkan fasilitas agar bisa mengoperasikan laptopnya sendiri di atas meja. Pada hari H, ternyata pembicara dari Surabaya Hotel School itu hanya menyerahkan flash disc dan tidak membawa laptop. Setelah dikonfirmasi ternyata beliau menyatakan tidak datang hari Kamis malam ke lokasi. Nah lho, Jadi siapa yang datang di malam Jum’at itu? Sampai acara selesai, Pak Bagus yang muncul hari Kamis malam tidak pernah nongol lagi di lokasi.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)