Jumat, 06 Mei 2011

Agar Lebih Semangat Menyusui




Setelah melewati masa kehamilan selama 9 bulan dan proses persalinan yang cukup melelahkan mungkin anda akan beranggapan bahwa tugas sudah usai. Jangan salah, justru ini adalah awal dari tugas baru yang tak kalah berat. Ya...Breastfeeding. Jika untuk hal mengurus bayi mungkin masih bisa Anda delegasikan pada orang lain, tetapi untuk urusan menyusui tidak bisa tidak harus Anda sendiri yang melakukannya.

Umumnya di Indonesia, seorang bayi akan disusui sendiri oleh ibu kandungnya. Ini tentunya berbeda dengan budaya masyarakat Arab jaman dulu di mana Ibunda Aminah menyerahkan penyusuan Rasulullah kepada seorang Ibu susuan (Halimatus Zakdiah).

Bagi sebagian orang, menyusui bisa jadi hal yang menjemukan, melelahkan bahkan menyakitkan sehingga tak jarang banyak Ibu memberikan sufor (susu formula) karena kurang sabar dalam proses menyusui. Padahal menyusui sangat banyak manfaat baik bagi bayi maupun bagi Ibu.

Posting kali ini tidak akan membahas manfaat menyusui yang sudah ditulis di banyak artikel melainkan mengenai sisi lain dari menyusui yang akan membuat Anda lebih bersemangat memberikan ASI untuk sang buah hati.

1. Jangan putus asa jika ASI tidak langsung keluar di hari pertama Anda melahirkan.
Tidak semua Ibu beruntung bisa mengeluarkan ASI pertama (kolostrum) di hari pertama setelah melahirkan. Saya termasuk di antaranya. Kedua anak saya lahir di hari yang sama, yaitu Sabtu dan ASI saya baru “terlihat” keluar di hari Senin (anak pertama) dan hari Selasa (anak kedua).
Tapi sebenarnya, bayi yang baru lahir sudah dibekali “cadangan” makanan, sehingga ia kuat tidak mendapatkan asupan apa-apa selama 3 hari. Hanya saja saya tidak tega hingga saya putuskan untuk memberikan sufor sambil menunggu ASI keluar.
Jangan menyerah dan tetap bantu bayi Anda merangsang keluarnya ASI.

2. Menyusui bukan berarti Anda puasa minum es
“Jangan minum es, nanti bayinya pilek”.
Ini hanya mitos. Yang benar adalah bukan esnya yang membuat bayi bisa pilek, melainkan jika Ibu kebanyakan minum es dan kemudian terkena pilek, maka bayi bisa tertular jika Ibu berdekatan dengan bayi.
Boleh saja mengkonsumsi es, asal jangan berlebihan dan hindari minuman dingin jika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda akan flu.

3. Menyusui tidak sama dengan menghindari makanan pedas.
Pup bayi kok ada bijinya. Ini bukan biji cabe yang keluar karena ibu mengkonsumsi sambal, melainkan tekstur kotoran bayi memang lunak dan kadangkala berbiji. Hal ini akan mulai berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Selama hamil dan menyusui, saya tidak menghindari makanan pedas favorit saya, hanya saja kadar pedasnya memang saya kurangi untuk menghindari diare. Bagi saya, rasa pedas bisa merangsang nafsu makan, dan makan saya bisa jadi lebih banyak karena selama hamil dan menyusui saya butuh asupan ekstra.

4. ASI praktis jika bepergian
Jika bepergian dengan bayi yang masih minum ASI, tak perlu repot-repot membawa termos air panas, container susu, botol dan sikat botol kan? Cukup buka baju (sebaiknya ditutupi dengan selimut atau gendongan agar tidak terlalu vulgar jika hendak menyusui di tempat umum), maka bayi Anda sudah bisa menikmati ASI.

5. Ekonomis
Harga susu formula untuk bayi biasanya mahal. Tapi kualitas ASI masih jauh lebih baik daripada susu yang harganya mahal sekalipun, dan bayi Anda bisa mendapatkannya secara gratis asal Anda mau bersabar dan telaten untuk menyusui.

Semoga artikel ini membuat Anda tetap semangat menyusui eksklusif selama 6 bulan dan bisa dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)