Jumat, 21 Maret 2014

06. Alhamdulillah, Nabi Akhir Zaman Telah Lahir (The Real Idol Series)

Note: "The Real Idol" memang ditulis dalam rangka mengikuti lomba Teenligi 2014, namun sejatinya ide tulisan ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu saat membaca buku Uswatun Hasanah karya Haddad Alwi.

Walau pada akhirnya dinyatakan tidak menang, saya tetap senang karena bisa menyelesaikan proyek pribadi tentang manusia paling istimewa sepanjang sejarah; Rasulullah Muhammad SAW.

Nah, karena sudah terlanjur ditulis, sayang rasanya jika hanya mengendap di laptop. So, saya akan mempostingnya di blog ini secara bertahap. Siapa tahu, akan ada satu atau dua atau berapa pun pembaca yang bisa memetik manfaat. Aminn....

Keseluruhan tulisan ini nantinya akan berada dalam satu label/kategori (The Real Idol). Tak jadi masalah jika membacanya secara acak atau berurutan. Silahkan lihat Daftar Isi untuk melihat keseluruhan bagian "The Real Idol" untuk memilih bagian-bagian yang lebih menarik untuk dibaca.

Selamat membaca dan selamat jatuh cinta pada manusia teristimewa, kekasih Allah, Muhammad bin Abdullah :)

---

Alhamdulillah, Nabi Akhir Zaman Telah Lahir



 Berapa banyak orang yang sadar bahwa kelahiran Rasulullah adalah hal yang seharusnya disyukuri? Tanpa beliau, tak kan ada yang menyampaikan risalah tauhid sehingga manusia akan terus terjebak dalam kegelapan dan kejahiliyahan. Tanpa Nabi Muhammad, tak kan ada yang menunjukkan jalan menuju ridha Allah.
Jika seandainya Michael Jackson atau vokalis grup band yang paling terkenal tidak pernah lahir di dunia, tak kan ada pengaruh apapun terhadap kehidupan umat manusia. Sementara kelahiran Nabi Muhammad telah membawa dampak besar terhadap sejarah peradaban. Memang awalnya pengaruh Rasululah “hanya” terasa di Jazirah Arab. Namun setelah beliau wafat, ajarannya masih terus dihidupkan oleh para sahabat dan kekuatan Islam kian merambah ke berbagai belahan dunia.
Banyak buku Shirah Nabawiyah yang menggambarkan betapa alam semesta turut bersuka cita saat kelahiran seorang bayi dari rahim Siti Aminah. Namun saat itu, bahkan Ibundanya maupun Abdul Munthalib tak pernah menyangka bahwa kelahiran Muhammad kelak akan menjadi awal dari sebuah sejarah paling menakjubkan sepanjang masa. Halimatus Sa’diyah termasuk yang memandang sebelah mata bayi lelaki yang sudah tak berayah tersebut. Wanita yang kemudian menjadi Ibu susu Nabi pada awalnya termasuk orang yang tak menyadari bahwa bayi Muhammad adalah bayi yang istimewa.
Ketika itu, budaya bangsa Arab di masa kelahiran Nabi adalah kerap menyusukan bayi yang baru dilahirkan pada wanita-wanita dusun. Bagi para Ibu-Ibu Arab, menyusukan bayi pada wanita dusun memiliki beberapa keuntungan; di antaranya udara dusun yang lebih bersih sehingga lebih baik untuk pertumbuhan anak kecil. Di samping itu pengaruh dusun lebih baik untuk membangun akhlak dan kefasihan bahasa si bayi dibanding dengan di kota.
Sementara itu, bagi wanita-wanita dusun yang miskin, memperoleh bayi susuan akan membuat mereka mendapat imbalan untuk menyambung hidup, apalagi jika bayi yang disusui itu adalah bayi orang kaya. Alasan seperti inilah yang mendasari kedatangan Halimah Sa’diyah, seorang wanita dusun Banu Sa’ad datang ke kota Mekkah. Ia juga mencari bayi orang kaya dengan harapan mendapatkan upah yang lebih besar. Namun apa daya, yang ia dapatkan justru bayi Muhammad yang sudah tidak berbapak dan tidak berasal dari keluarga berada.
Tadinya bayi Muhammad sudah ditawar-tawarkan untuk disusukan pada wanita dusun Banu Sa’ad yang lain, tapi selalu ditolak karena keluarga Abdul Muntholib yang bukan termasuk orang kaya. Halimah pun termasuk yang menolaknya. Namun karena dia tidak juga mendapatkan bayi untuk disusui, akhirnya dia mau menerima bayi Nabi untuk disusuinya bersama anak-anaknya yang lain.
Tadinya Halimah datang ke kota Mekkah bersama rombongan kafilah dengan mengendarai keledai betina berwarna putih rembulan. Dia membawa seorang bayi dan juga seekor unta betina. Sebelumnya, payudara Halimah sama sekali tidak meneteskan air susu, demikian juga unta betina tersebut. Walhasil, si bayi membuat kedua orang tuanya terjaga sepanjang malam karena rewel.
Begitu Halimah memutuskan menerima bayi yatim yang sudah ditolak sana-sini dan membawanya pulang ke dusun mereka, saat itu juga payudara Halimah mengeluarkan air susu hingga Nabi dan saudara sesusunya bisa minum hingga kenyang. Tak lama kemudian, suami Halimah memeriksa unta yang mereka bawa dan ia mendapati kantung-kantung susunya penuh. Halimah dan suaminya pun bisa menikmati susu unta hingga hilang dahaga mereka.
Suami Halimah pun berkata; “Sungguh, wahai Halimah! Kurasa kau telah membawa manusia yang penuh berkah, sehingga anak-anak kita tidur nyenyak dan kita tidak dahaga”
Dusun Banu Sa’ad adalah salah satu bagian bumi Allah yang paling gersang. Mata pencaharian penduduknya adalah menggembalakan kambing untuk diperah susunya, termasuk keluarga Halimah. Semenjak kehadiran Nabi, terjadi keanehan pada ternak-ternak peliharaan Halimah. Sepulang dari penggembalaan, kambing-kambingnya kembali dalam keadaan gemuk dan berisi. Sementara kambing-kambing penggembala lain pulang dalam keadaan kurus dan kering dari air susu, tidak demikian dengan kambing milik Halimah.  Itu adalah salah satu contoh rejeki yang didapatkan keluarga Halimah selama menyusui Nabi. Karena rejekinya itu pulalah, keluarga Halimah yang tadinya miskin semakin lama semakin kaya. Mereka sangat bersyukur kepada Allah yang melimpahkan rahmatNya pada bayi Mekkah yang yatim tersebut dan juga kepada keluarga mereka.
Sementara itu, selama tinggal di dusun Banu Sa’ad, Nabi kecil juga menggembalakan kambing bersama saudara-saudara sesusuannya. Karena itu lah sejak kecil, beliau terbiasa hidup sederhana di dusun, beliau juga terbiasa untuk bertanggung jawab dan berbelas kasih pada makhluk yang lemah.
Saat tinggal dengan keluarga Halimah itu lah, Nabi pernah didatangi dua orang malaikat yang kemudian membelah dadanya dan membuang bagian hati yang menguasai tabiat buruk. Sejak saat itu, Nabi telah dipersiapkan untuk menerima tugas menyampaikan risalah Allah kelak di kemudian hari.
Ya, kelak bocah lelaki yang sempat ditolak para wanita pencari bayi untuk disusui itu akan mendapatkan tugas maha berat dari Penciptanya; menyampaikan wahyu pada masyarakat jahiliyah yang sejak jaman nenek moyangnya selalu menyembah berhala. Tugas itu tidak mudah dan untuk itu Nabi Muhammad akan menghadapi berbagai cobaan yang sama berat dengan tugas yang diembannya.
Namun atas seijin Allah ditambah dengan keluhuran budinya, membuat Nabi Muhammad berhasil menyebarkan pengaruh Islam ke seluruh Jazirah Arab dan bahkan kini hingga ke seluruh dunia.  Ketabahannya menjalani peran sebagai seorang pembawa risalah Allah yang mengalami berbagai macam cobaan adalah salah satu contoh keluruhan budinya.
Coba bayangkan deh, Nabi Muhammad kan bisa saja memilih untuk tidak menyampaikan wahyu Allah atau cukup menyampaikannya pada keluarga atau orang-orang terdekat saja. Tapi kenyataannya tidak, beliau dengan tabah mematuhi perintah Allah untuk berdakwah sekalipun itu akhirnya membuatnya kerap dihujat, dicaci maki, disakiti bahkan terusir dari tanah kelahirannya, Mekkah. Ketabahan beliau itu tidak sia-sia. Hasil perjuangan beliau terlihat dari menyebarnya agama Islam di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
Kawans, sungguh kita musti bersyukur. Tidak hanya karena Allah mentakdirkan beliau lahir ke dunia, tapi juga karena beliau memilih untuk tabah menghadapi onak duri yang menghadang selama masa kenabian. Beliau tak pernah sedikit pun menyerah hingga akhir hayatnya demi keselamatan umat manusia. Demi kita...
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)