Selasa, 18 Maret 2014

02. Dia Bukan Manusia Biasa (The Real Idol Series)

Note : "The Real Idol" memang ditulis dalam rangka mengikuti lomba Teenligi 2014, namun sejatinya ide tulisan ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu saat membaca buku Uswatun Hasanah karya Haddad Alwi.

Walau pada akhirnya dinyatakan tidak menang, saya tetap senang karena bisa menyelesaikan proyek pribadi tentang manusia paling istimewa sepanjang sejarah; Rasulullah Muhammad SAW.

Nah, karena sudah terlanjur ditulis, sayang rasanya jika hanya mengendap di laptop. So, saya akan mempostingnya di blog ini secara bertahap. Siapa tahu, akan ada satu atau dua atau berapa pun pembaca yang bisa memetik manfaat. Aminn....

Keseluruhan tulisan ini nantinya akan berada dalam satu label/kategori (The Real Idol). Tak jadi masalah jika membacanya secara acak atau berurutan. Silahkan lihat Daftar Isi untuk melihat keseluruhan bagian "The Real Idol" untuk memilih bagian-bagian yang lebih menarik untuk dibaca.

Selamat membaca dan selamat jatuh cinta pada manusia teristimewa, kekasih Allah, Muhammad bin Abdullah :)
---


Dia Bukan Manusia Biasa



“Nabi Muhammad kan manusia biasa seperti kita. Dia hanya kebetulan dititipi wahyu dan diberi tugas untuk menyampaikannya pada umat manusia. Cuma begitu aja kan? Apa istimewanya?”
Kawans, salah besar kalau ada yang bilang bahwa Nabi Muhammad adalah manusia biasa. Ya memang sih, secara fisik beliau memang sama seperti manusia normal. Beliau juga bisa merasakan sakit, bisa terluka, bisa lapar dan haus. Tapi kenyataannya beliau bukanlah manusia biasa. 
Fakta yang tak bisa dipungkiri adalah saat masa kecilnya dulu, beliau pernah dibelah dadanya oleh dua malaikat. Saat itu, kedua malaikat tersebut membersihkan dan mencuci hati Nabi Muhammad. Kalau dipikir-pikir lagi sekarang, mengapa Allah melakukan itu? Mengutus dua orang malaikat untuk membersihkan hati Muhammad kecil? Yes, karena Muhammad adalah manusia istimewa yang telah Allah pilih untuk kelak menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya.  Itu lah yang membuat Muhammad bin Abdullah berbeda. Hanya Nabi Muhammad saja lah yang mendapatkan keistimewaan dicuci hatinya dan bukan Nabi-Nabi yang lain. Itu lah yang membuat beliau bukan manusia biasa. Beliau adalah manusia yang spesial, manusia pilihan....
Hanya saja, manusia dengan segala kedengkiannya bisa saja menenggelamkan kisah pembelahan dada itu sebagai legenda dan isapan jempol belaka. Mereka yang iri pada keistimewaan beliau, bisa saja memungkiri dan menganggap kisah itu hanya rekaan. Namun fakta-fakta sejarah yang disaksikan jutaan pasang mata tak bisa mengelakkan takdir bahwa Nabi Muhammad adalah manusia istimewa. Bukti-bukti kemuliaan Nabi yang satu ini telah terekam oleh orang-orang terpercaya dan terjaga selama ribuan tahun dan diakui kebenarannya oleh banyak orang. Bahkan, bukti-bukti keistimewaan Nabi akhir zaman ini sudah terlihat ribuan tahun sebelum beliau lahir, bahkan sebelum Nabi Adam, manusia pertama diciptakan. 
“Lho, katanya Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir, kok bisa Nabi Adam kenal siapa dia?”
Ya, Nabi Muhammad boleh menjadi Nabi penutup, tapi namanya telah dituliskan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Dalam Taurat dan Injil. Bahkan seorang Nabi Adam pun segera mengenal nama Muhammad beberapa saat setelah ia diciptakan. Ketika itu Allah telah mengukirkan nama Muhammad di tiang-tiang Arasy. Tahu Arasy kan? Arays adalah singgasana Allah di langit sono. Nah, nama Muhammad sudah tertulis di sana jauh sebelum Allah menciptakan dunia dan seisinya.
Selain di Arasy, ketika Allah menciptakan Surga yang kelak menjadi tempat tinggal Adam dan Hawa, nama Muhammad pun tak luput tertulis di pintu-pintu dan kubah-kubah di Surga. Itu sebabnya, ketika ruh Nabi Adam ditiupkan dalam jasadnya, dia langsung melihat tulisan “Muhammad adalah penutup para Rasul”.
“Wahai Allah, siapakah Muhammad?”, tanya Adam.
“Muhammad adalah penghulu keturunanmu”, jawab Allah.
Nabi Adam segera sadar betapa istimewanya nama Muhammad hingga Allah menuliskan namanya di mana-mana di seantero bagian surga. Maka, ketika Adam dan Hawa terpaksa mendapat murka karena diperdaya oleh Setan, mereka bertaubat dan memohon syafaat kepada Allah dengan menggunakan nama Muhammad.
“Ya Tuhanku, dengan kebenaran Muhammad, ampunilah aku”, pinta Nabi Adam.
“Siapakah Muhammad itu?”, Allah balik bertanya.
“Tuhanku, ketika Engkau menyempurnakan penciptaanku, Engkau pun mengangkat kepalaku ke arah Arsy dan tertulis di sana “Laa ilaha illallah, Muhammad Rasulullah”, sehingga aku pun tahu bahwa Muhammad itu adalah makhlukMu yang paling mulia di sisiMu sebab Engkau telah mengiringkan namanya dengan namaMu”, jawab Nabi Adam.
“Baiklah, Aku ampuni dosamu. Dialah Nabi yang terakhir dari keturunanmu dan kalau bukan karenanya aku tidak akan menciptakanmu”, demikianlah Allah berkata sebelum akhirnya mengeluarkan Nabi Adam dan Hawa dari Surga untuk tinggal di Bumi.
Coba perhatikan sekali lagi kalimat Allah yang terakhir; “Kalau bukan karena Muhammad aku tidak akan menciptakanmu”. Bukankah itu sama saja dengan “Kalau bukan karena Muhammad aku tidak akan menciptakan manusia”?
Ya, Allah tahu kelak akan banyak manusia yang durhaka padaNya. Allah tahu di kemudian hari akan banyak manusia yang membangkang dari perintah-perintahNya dan berbuat kebodohan. Allah tahu kelak manusia akan tenggelam dalam sejarah kegelapan. Manusia akan saling menyakiti satu sama lain, saling bunuh, saling jegal dan yang lebih parah lagi; manusia akan lupa dari mana dia berasal dan ke mana dia akan kembali. Manusia akan lupa siapa yang menciptakannya dan kemudian menuhankan benda-benda ciptaan Allah. Manusia akan menyembah matahari, menyembah bulan, menyembah gunung. Bahkan ada juga manusia yang menyembah ciptaan manusia, seperti halnya kaum Quraisy yang dulu senang menyembah patung-patung berhala.
Allah tahu banyak manusia akan tenggelam dalam kesesatan. Untuk itu, Dia yang Maha Pengasih dan Penyayang telah menyiapkan seorang juru selamat yang kelak akan mengajarkan pada umat manusia tentang ketauhidan dan jalan menuju keselamatan.
Ngomong-ngomong tahu kalimat Syahadat kan? Kalimat yang artinya; “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah” ini sebenarnya mengandung makna yang dalam. Coba deh direnungkan sejenak. Allah itu kan Maha Segalanya, namun mengapa Ia mau namanya disandingkan dengan nama salah satu makhluk ciptaanNya dalam satu kalimat yang kita dengung-dengungkan terus tiap melakukan duduk Tahiyat? Jika bukan karena saking mulianya Muhammad,saking sucinya manusia bernama Muhammad itu, saking cinta dan sayangnya Dia dengan Muhammad, hingga Allah bersedia nama Muhammad mengiringkan namanya dalam sebuah kalimat tauhid. Yes, Allah telah menganggap Nabi Muhammad sebagai kekasihNya.
Nah, jika kita ingin disayang Allah, bukankah salah satu caranya adalah juga dengan menyayangi apa yang Dia sayangi? Dan memang, butuh alasan untuk bisa menyayangi seorang Muhammad (karena tak kenal maka tak sayang kan? Karena tak kenal maka ayo kenalan).
Untuk itulah banyak ulama dan cendekia yang menuliskan buku-buku Shirah Nabawiyah, Biografi Rasulullah dan Sejarah Hidup Rasulullah. Untuk itu pulalah postingan ini ditulis, walau postingan ini tak kan mungkin sanggup melukiskan keindahan makhluk Allah yang satu ini.
Selama 63 tahun masa hidupnya di dunia, Muhammad telah menunjukkan pada orang-orang yang hidup sezaman dengannya bahwa dia memang benar-benar layak menjadi manusia yang mulia. Akhlaknya yang elok, tindak-tanduknya yang tak tercela, budi pekertinya yang santun membuatnya layak dijadikan referensi bagi manusia-manusia yang hidup di zaman berikutnya. Sejarah hidup Rasulullah membuatnya sangat pantas dijadikan lebih dari sekedar idola, yakni sebagai seseorang yang menempati posisi paling spesial dalam hati setiap Muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)