Jumat, 21 Maret 2014

05. Nabi Muhammad di Mata Non Muslim (The Real Idol Series)

Note: "The Real Idol" memang ditulis dalam rangka mengikuti lomba Teenligi 2014, namun sejatinya ide tulisan ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu saat membaca buku Uswatun Hasanah karya Haddad Alwi.

Walau pada akhirnya dinyatakan tidak menang, saya tetap senang karena bisa menyelesaikan proyek pribadi tentang manusia paling istimewa sepanjang sejarah; Rasulullah Muhammad SAW.

Nah, karena sudah terlanjur ditulis, sayang rasanya jika hanya mengendap di laptop. So, saya akan mempostingnya di blog ini secara bertahap. Siapa tahu, akan ada satu atau dua atau berapa pun pembaca yang bisa memetik manfaat. Aminn....

Keseluruhan tulisan ini nantinya akan berada dalam satu label/kategori (The Real Idol). Tak jadi masalah jika membacanya secara acak atau berurutan. Silahkan lihat Daftar Isi untuk melihat keseluruhan bagian "The Real Idol" untuk memilih bagian-bagian yang lebih menarik untuk dibaca.

Selamat membaca dan selamat jatuh cinta pada manusia teristimewa, kekasih Allah, Muhammad bin Abdullah :)

---



Nabi Muhammad di Mata Non Muslim


Nama Muhammad dan takdirnya sebagai Nabi terakhir memang tertulis dalam kitab-kitab terdahulu, namun tak semua manusia mau mengakui bahwa beliau adalah utusan Allah. Pun demikian, beberapa penulis non Muslim, yang tidak pernah mengucapkan kalimat syahadat, tetap mengakui bahwa beliau adalah manusia yang istimewa.
Ya memang sih, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja merusak imej Nabi Muhammad dengan menyebarkan firnah yang menyudutkan nama beliau. Beliau digambarkan sebagai seorang Arab yang memegang senapan bak seorang teroris, digambarkan sebagai seorang tukang kawin (karena beliau memiiki lebih dari satu istri) dan yang paling kejam, beliau difitnah sebagai seorang pedofilia (karena menikah dengan Aisyah yang saat itu masih berusia 7 tahun). Mereka sengaja melakukan itu untuk merusak keimanan dan kecintaan umat Islam pada Rasulullah. Bisa juga, mereka melakukan pancingan untuk merusak citra umat Muslim, agar seolah-olah terlihat bahwa Islam adalah agama yang fanatik dan mudah tersulut amarah.
Tapi sudahlah, tak perlu kita hiraukan ulah orang-orang yang tak bertanggung jawab tersebut. Yang pasti, di antara manusia-manusia yang memilih tidak memeluk Islam, banyak dari mereka yang mengakui keistimewaan seorang Muhammad, Banyak buku-buku yang ditulis oleh penulis Non Muslim yang menyatakan pujian dan apresiasi terhadap kehidupan dan kepribadian Nabi Muhammad.
Inilah sebagian kecil dari penulis dan buku-buku mereka yang mencantumkan kekaguman terhadap Nabi Muhammad.
a.                  Michael Hart
Adalah Michael Hart, seorang Yahudi yang menyusun buku “100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah”, memilih menempatkan Muhammad Bin Abdullah di urutan pertama. Dia mengatakan;
“Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dia lah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi".
Di mata Michael Hart, Nabi Muhammad bukan semata pemimpin  agama tapi juga pemimpin duniawi. Beliau adalah kekuatan pendorong gerak penaklulan yang dilakukan bangsa Arab sehingga pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang masa.

b.                  Ramakrishna Rao
Ramakrishna Rao, seorang profesor di bidang Filosofi berkebangsaan India dan beragama Hindu menulis dalam bukunya; "Muhammad the Prophet of Islam" menyebut Nabi sebagai "the perfect model for human life".
Profesor Ramakrishna Rao menerangkan maksudnya dengan mengatakan; "Kepribadian Muhammad adalah hal paling sulit untuk digambarkan. Hanya sekilas saja dari kepribadiannya yang bisa kutangkap. Betapa hidupnya menjadi sebuah rangkaian drama yang sangat indah. Ada Muhammad sebagai Rasul. Ada Muhammad sebagai pejuang, Muhammad sebagai Businessman, Muhammad sebagai negarawan, Muhammad sebagai orator, Muhammad sebagai pembaharu, Muhammad sebagai pelindung  anak yatim, Muhammad sebagai pelindung para budak, Muhammad sebagai pembebas kaum perempuan, Muhammad sebagai hakim, Muhammad sebagai manusia suci. Dalam semua peran yang menakjubkan itu, dalam semua aspek kehidupan manusia, dia sama dengan seorang pahlawan".

c.                   Edward Gibbon
Edward Gibbon, seorang sejarawan Inggris abad 18 yang menulis buku “History of The Decline and Fall of the Roman Empire”, yang di dalamnya tertulis “Memori Muhammad sangat besar dan kuat, sikapnya sederhana dan ramah, imajinasinya agung, keputusannya jelas, cepat dan tegas. Dia memiliki keberanian berpikir maupun bertindak”

d.                  Annie Bessant
Annie Bessant (1847-1933), seorang tokoh teosofi berkebangsaan Inggris, menuliskan pujian pada Nabi Muhammad dalam bukunya yang berjudul “The Life and Teaching of Muhammad”; “Mustahil bagi orang yang mempelajari kehidupan dan sifat Muhammad, yang tahu bagaimana ia mengajar dan bagaimana ia hidup, tidak akan merasa hormat kepada Nabi yang agung itu. Tiap kali saya membaca ulang riwayat kehidupannya saya merasa memperoleh semangat baru untuk mengaguminya...”

e.                   Washington Irving
Washington Irving (1783-1859), seorang penulis dan sejarawan Amerika, berkomentar tentang Rasulullah dalam buku biografi Nabi berjudul “Life of Mahomet”; “Dia makan secara sederhana dan bebas dari minuman keras, serta sangat gemar berpuasa. Dia tidak menuruti nafsu bermewah-mewah dalam berpakaian, tidak pula ia menuruti pikiran yang sempit, kesederhanaannya dalam berpakaian dilatarbelakangi oleh sikapnya yang tidak memedulikan perbedaan dalam hal-hal yang sepele. Dalam urusan pribadinya dia bersikap adil. Dia memperlakukan kawan dan orang asing, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara yang adil. Dia dicintai oleh rakyat jelata karena dia menerima mereka dengan kebaikan hati dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka. Keberhasilan militernya bukanlah kemenangan yang sia-sia dan sekali pun tidak membuatnya merasa bangga, karena tujuan semuanya itu bukan untuk kepentingan pribadinya. Ketika dia memiliki kekuasaan yang amat besar, ia tetap sederhana dalam sikap dan penampilannya, sama seperti ketika dia dalam keadaan sengsara. Sangat berbeda dengan seorang raja, dia tidak suka jika, ketika memasuki ruangan, orang menunjukkan penghormatan berlebihan kepadanya”.
---
Nah, jika orang-orang Non Muslim saja menyanjung dan memuji seorang Nabi Muhammad, bukankah kita yang mengaku sebagai pengikutnya seharusnya berbuat lebih dari sekedar memuji dan menyanjung? Sudah selayaknya kita mencintai Nabi Muhammad dan menempatkannya di posisi paling eksklusif dalam benak kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)