Ketiga
kata yang disebutkan secara bersamaan itu juga bisa ditemukan di QS. Al Ahqaaf:26,
QS. Al Baqaraah:7, QS. Al An'aam:46, QS An Nahl:108, QS Al Israa:36, QS Al
Mu'minuun:78, QS As Sajdah:9 dan QS Al Jaatsiyah:23. Beberapa surat mungkin
tidak persis sama seperti kedua ayat di atas, seperti misalnya yang tercantum
dalam QS. AlJaatsiyah:23, “Maka pernahkah
kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah
membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan
tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk
sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?”.
Dari
sekian banyak anugerah yang telah Allah berikan kepada manusia, sedemikian
pentingnyakah ketiga anugerah ini sehingga Allah sampai menyebutkannya
berkali-kali? Saya bertanya-tanya, mengapa Allah tidak menyebutkan “lisan dan
pikiran” alih-alih menyebutkan “pendengaran, penglihatan dan hati”?
Bukankah
kita seringkali terkagum-kagum pada orang-orang yang cerdas, yang pintar
menyampaikan argumentasi maupun yang pintar berpidato maupun berorasi?
Kenyataan
ini kemudian membuat saya menyadari satu hal. Jika diumpamakan sebagai sebuah
pohon, maka pendengaran, penglihatan dan hati nurani adalah akar. Akar memiliki
peranan yang penting dalam proses sintesa makanan sehingga pohon tersebut
nantinya bisa menghasilkan buah yang baik. Proses sintesa makanan bisa
dianalogikan sebagai proses berpikir, sedangkan buah dianalogikan sebagai output
proses berpikir. Buah pikiran bisa disampaikan dalam bentuk apa saja; artikel,
pidato, dakwah, makalah, film atau buku.
Proses mendengar
dan melihat akan memberikan input-input informasi yang menjadi bahan baku dalam
proses analisa berpikir. Namun, bahan baku yang baik belum tentu menghasilkan
output yang baik jika ada hal yang salah dalam prosesnya. Di sinilah hati
nurani memegang kendali. Tanpa hati nurani, proses berpikir akan sepenuhnya
dikendalikan oleh pikiran yang biasanya berpikir secara eksak; hitam putih,
kalah menang, untung rugi, satu ditambah satu sama dengan dua, dan lain-lain.
Hati nurani lah yang membuat kita senantiasa ingat tentang hakikat penciptaan
umat manusia. Yakni diciptakan oleh Allah dan nantinya akan kembali pada Allah.
Jika kita senantiasa ingat bahwa suatu saat kelak akan kembali pada Allah dan
mempertanggungjawabkan semuanya, maka tidak akan kita mengeluarkan perkataan
yang menyakiti orang lain. Kita pun juga terhindar dari berpikiran untuk
melakukan perbuatan yang akan merugikan orang lain.
Begitu
pentingnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani dalam penciptaan manusia.
Dan kita kerap lalai untuk mensyukurinya. Kita seringkali lupa bahwa bahwa
dibalik kepandaian kita berpikir, kepiawaian kita berbicara atau menulis,
adalah karena anugerah Allah akan pendengaran, penglihatan dan hati nurani.
Tidak
mensyukuri adalah hal yang tidak baik, tapi itu tidak seberapa dibandingkan
jika menggunakan ketiganya untuk hal-hal yang dibenci oleh Allah. Misalnya
mendengarkan sebuah pergunjingan atau melihat hal-hal yang tidak membawa
manfaat. Pada awalnya mungkin hati nurani yang berfungsi sebagai pengontrol
akan memberi alarm pada pikiran kita bahwa itu adalah hal-hal yang akan
menyebabkan murka Allah. Namun jika kita terus menerus mengabaikan apa yang
dikatakan oleh hati nurani, lama kelamaan Allah akan menutup mata hati kita dan
membiarkan proses berpikir kita menjadi kacau tak tentu arah. Jika sudah demikian, bisa kita tebak bagaimana
ending hidup kita kelak, kecuali Allah yang Maha Penyayang memberikan
hidayahNya.
1. Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan
mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal
itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit
juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka
telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
(QS. Al Ahqaaf 26)
2. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan
bagi mereka siksa yang amat berat.
(QS. Al Baqaraah 7)
3. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika
Allah mencabut pendengaran dan
penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa
mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali
memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling
(juga).
(QS. Al An'aam 46)
4. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur.
(QS. An Nahl 78)
5. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya
telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.
(QS An Nahl 108)
6. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.
(Qs Al Israa 36)
7. Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu
sekalian, pendengaran, penglihatan dan
hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
(QS Al Mu'minuun 78)
8. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur.
(QS As Sajdah 9)
9. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan
hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan
Allah telah mengunci mati pendengaran
dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang
akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu
tidak mengambil pelajaran?
(QS Al Jaatsiyah 23)
10. Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu
dan menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
(QS. Al Mulk:23)
Allah Maha Besar
Thank you to let me bors as a Moslem
Salam kenal Mbak...
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi ilmu, saya juga bertanya-tanya mengapa dalam Al Quran yang disebutkan hati, pendengaran, dan pengelihatan tidak yang lain. Artikelnya cukup menjawab pertanyaan saya tentang hal itu.
Salam kenal juga, terima kasih sudah mampir baca :)
Hapus