Mual saat hamil muda lazim dialami oleh wanita yang sedang berbadan dua. Meskipun ada juga yang tidak mengalaminya,diperkirakan hanya 1 dari 4 wanita yang beruntung tidak mengalami mual atau yang sering disebut morning sickness. Disebut demikian karena umumnya rasa mual paling sering menyerang di pagi hari, walaupun ada juga yang mengalaminya sepanjang hari.
Hingga kini penyebabnya belum jelas, namun kecurigaan terarah pada perubahan kadar hormon pada wanita hamil. Saat hamil, terjadi kenaikan kadar hormon HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin) yang berasal dari plasenta. Tugas hormon ini adalah menjaga kecukupan produksi hormon estrogen dan progesteron dari indung telur agar kehamilan sehat dan lancar. HCG akan meningkat jumlahnya pada trimester pertama dan kemudian turun setelah bulan keempat. Itulah mengapa mual muntah biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah memasuki trimester kedua.
Walaupun mual muntah adalah hal yang lumrah, namun ada juga ibu hamil yang mengalami mual muntah yang sangat parah, yang disebut hiperemesis gravidarum (HG). Tanda-tandanya:
1. Berat badan turun 2.5-5 kg atau lebih selama trimester pertama kehamilan.
2. Tidak dapat menelan makanan atau minuman apapun selama 24 jam.
3. Air kencing berwarna kuning sangat gelap, atau tidak kencing sama sekali selama 8 jam terakhir.
4. Muntah sangat sering hingga tiap 1 jam sekali atau lebih.
5. Selalu muntah saat makan.
Waspadalah jika menjumpai tanda-tanda di atas dan segera hubungi dokter. HG dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi lahir dengan berat badan sangat rendah.
Bahaya utama mual muntah adalah ibu kekurangan asupan nutrisi hingga berdampak buruk pada perkembangan janin. Solusinya adalah menyiasati pola makan Anda untuk mengurangi mual dan muntah. Cobalah tips-tips berikut ini:
1. Menghindari pemicu mual dan muntah (seperti makanan berbau tajam, Asap rokok, parfum yang berbau menyengat).
2. Mengkonsumsi suplemen yang dapat mengurangi mual, misalnya vitamin B6 dan kapsul/minuman jahe.
3. Makan apa saja yang diinginkan saat dirasa tubuh mampu menerima.
4. Jangan segera berbaring setelah makan.
5. Hindari banyak minum saat makan.
6. Makan sedikit-sedikit namun sering (tiap 2-3 jam).
7. Istirahat secukupnya.
8. Mensugesti diri sendiri, caranya: berdiri di depan cermin dan katakan kata-kata yang positif,misalnya: “Aku hamil dan aku bahagia”.
Saya sendiri sangat bersyukur mengalami mual saat hamil, karena itu pertanda ada kehidupan yang sedang dalam proses berkembang dalam tubuh saya. Jika tidak mual, saya malah jadi cemas sendiri karena takut tidak ada perkembangan dalam rahim saya. Sebagai informasi, saya memiliki 2 orang anak yang keduanya harus diawali dengan kuretase terlebih dahulu sebelum hamil lagi dan bertahan hingga lahir. Jadi pada kehamilan nomor 1 dan 3 saya harus dikuret, dan baru pada kehamilan nomor 2 dan 4 bisa survive hingga lahir. Dan memang pada kehamilan yang gagal, saya tidak mengalami mual sama sekali, dan ternyata janin saya tidak berkembang dan harus dikuret masing-masing pada usia 6 minggu dan 8 minggu. Oleh karenanya, saya sangat menikmati rasa mual muntah pada kehamilan berikutnya, karena bagi saya itu pertanda bahwa kehamilan saya baik-baik saja, sekalipun memang saya akui, kondisi mual muntah benar-benar membuat tidak nyaman.
Sumber: Baby Guide (Max Media)
Perlu dibaca juga:
Menghadapi Kehamilan Pertama
Memperkirakan Jenis Kelamin Bayi
Kenaikan Berat Badan Saat Hamil
Gambar diambil dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.