Jumat, 06 Mei 2011

Pengalaman Paling Memalukan

Sharing pengalaman saat dinas ke Jakarta:

Hari itu saya dan tim harus melakukan audit di 2 perusahaan di Cikarang. Kebetulan kami harus melakukan factory visit untuk melihat beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan di ruang meeting.

Saat melakukan factory visit di perusahaan pertama, tiba-tiba lem sepatu fantovel saya mulai terkelupas sedikit demi sedikit. Mulanya hanya yang sebelah kiri, tapi setelah audit di perusahaan pertama selesai, kedua sepatu saya sudah tidak mungkin digunakan lagi. Padahal masih harus audit di satu perusahaan yang kebetulan merupakan perusahaan Jepang yang terkenal kedisplinanannya. Parahnya lagi kedua perusahaan yang diaudit berada di salah satu lokasi industri sehingga sama sekali tidak ada toko atau supermarket tempat saya bisa menemukan lem untuk pertolongan pertama.

Mood saya langsung anjlok, merasa tidak pede dan tidak well prepared. Saya sampai sempat mau mengundurkan diri sebagai auditor dan menunggu saja di mobil mengingat betapa memalukannya penampilan saya. Tapi saya merasa tidak etis dan dan merasa sia-sia datang jauh-jauh dari Surabaya ke Jakarta jika tugas tidak terlaksana.

Akhirnya di tengah kebingungan, teman saya menyarankan untuk memakai sandal dan kaos kaki. Untung saja salah satu kawan saya membawa sandal di mobilnya dan untung lagi bukan sandal jepit. Saat bertemu dengan tuan rumah dan ketika hendak memulai factory visit saya beralasan: “Mohon maaf Pak, saya sedang tidak bisa pakai sepatu karena kaki saya luka habis kecelakaan”. Yah memang jadinya bohong sih, tapi ya apa boleh buat. Memang saya masih harus menahan malu tapi nyatanya dengan begitu saya bisa mendapatkan kembali rasa percaya diri saya dan menjalankan audit seperti biasa.

Terkadang, kita memang dihadapkan pada situasi yang di luar kendali. Apalagi dalam urusan pekerjaan. Siapa yang mengira sepatu fantovel yang sudah setia menemani saya tiap kali harus bertugas ke Jakarta malah rusak di saat-saat penting? Tapi toh tetap ada celah untuk menyelamatkan muka kan? Dari situ saya belajar satu hal, bagaimanapun gentingnya situasi yang kita hadapi, pasti ada window of opportunity sebagai jalan keluar dari sebuah masalah. Bersikap tenang dan menghindari kepanikan adalah kunci untuk bisa melihat window of opportunity tersebut.

Malamnya saya mampir ke Kelapa Gading untuk beli sepatu baru karena esok hari masih ada 1 perusahaan lagi yang harus diaudit. Ini adalah pengalaman paling memalukan sepanjang saya berkarir di bogasari, sekaligus paling tak terlupakan, hehe....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)