“Tanggal berapa hari
kemerdekaan Indonesia!?”, tanyaku setengah berseru.
“17 Agustus 1945!!!”, jawab
anak-anak ini tak kalah seru.
“Bu! merdeka itu opo?”,
terdengar sebuah suara menginterupsi.
Glek! kenapa dia harus
menanyakan itu?. “Merdeka itu artinya kita sudah bebas dari penjajah. Kita
bebas bekerja dan belajar”, jawabku teoritis.
“Tapi Bu, kalau gitu, harusnya
kita bebas ke sekolah to?”, bocah itu bertanya lagi.
“Ho oh, kalau bebas,
kenapa kita bukannya sekolah malah harus kerja?”, tukas anak yang lain lagi.
Aku termangu. Mereka memang
anak-anak yang tak tersentuh program sekolah gratis atau sekolah murah. Banyak
dari mereka yang harus putus sekolah, bekerja membantu orang tua, dan harus
puas dengan belajar bersamaku di tempat ini, bangunan semi permanen di bantaran
sungai.
“Maksud Ibu, di negara kita
ini sudah tidak ada lagi orang-orang asing yang seenaknya berbuat sesuka hati.
Sebab, kalau belum merdeka, kita tidak mungkin bisa bebas belajar di sini”,
jawabku lagi, berharap mereka berhenti bertanya.
***
Aku selesai mengajar agak
terlambat sore itu. Tergopoh-gopoh aku turun dari angkot yang mengantarkanku
hingga ke mulut salah satu gang di Surabaya.
“Lho, kok sore banget
datengnya? Nggak siap-siap to?”, seseorang menyapaku.
“Iyo Mbak, ini kudu
cepet-cepet makanya”, jawabku dengan langkah bergegas.
Setelah mandi, kulakukan
ritual rutinku.
Kusingkirkan kaus lengan
panjang dan rok panjang yang tadi kukenakan, berganti tank top dan rok
super mini. Tak kuhiraukan jilbab yang sesiangan tadi kupakai mengajar,
berganti sebuah kotak make-up berisi riasan aneka warna.
Terakhir, kuusir bayangan
murid-muridku yang lucu lugu, berganti wajah-wajah pria yang memandangi tubuhku
dengan bola mata seakan hendak meloncat.
Jika di siang hari aku adalah
Lastri, guru anak-anak putus sekolah. Sekarang, aku adalah Astri, tanpa huruf
L, salah satu warga gang Dolly.
Terngiang tanya muridku siang
tadi; “Bu, merdeka itu opo?”.
“Merdeka adalah ketika kamu
bebas menempelkan huruf “L” pada namamu”, jawabku dalam hati sambil tersenyum
getir.
-selesai-
jujur aku baru tahu ini flash fiction, kukira masih termasuk cerpen. hehe... 2 thumb mbak :) bikin lagi yak...
BalasHapus