Sabtu, 21 Desember 2013

Tiga Jam Menunggumu



Kamu melirik arloji untuk yang ke sekian kali dalam tiga jam terakhir. Selama kurun waktu itu pula kamu sudah duduk di sini dengan hanya ditemani beberapa cangkir teh melati. Tadinya kamu datang ke tempat ini sambil membawa sebongkah rindu yang melesak dalam relung jiwamu.  Aku tahu kamu kangen padaku yang seharusnya sudah menemuimu tiga jam yang lalu. 
Kulihat kamu mendesah pertanda kamu menyerah. Dengan gontai kamu bangkit berdiri dan berjalan sendiri menembus malam yang kelam. Aku tak kuasa menahan jatuhnya air mata melihatmu meninggalkan tempat ini tanpa pernah menyadari satu hal. 
Sedari tadi aku pun ada di sini, begitu dekat denganmu hingga aku bisa mencium aroma colognemu. Aku bahkan sudah ada di sini lebih dari tiga jam yang lalu, tepat setelah sebuah mobil menghantam ragaku. Raga yang berjalan terburu-buru karena jiwaku begitu ingin segera menemuimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)