Senin, 19 Januari 2015

[Flash Fiction] Sebuah Nama

Ibu jariku sudah nyaris menyentuh satu nama di layar ponsel, ketika sebongkah ragu tiba-tiba muncul. Seharusnya ini tidak sulit, desahku sembari melepaskan ponsel dari genggaman.

Terlintas lagi ucapan sahabatku tadi siang, “Adrian masih menunggumu, Almira. Perasaannya tidak berubah.”

“Tidak mungkin. Bukankah dia sudah...”

“Dia terpaksa. Tapi kamu masih bisa meralatnya.”

“Caranya?”

“Dia bilang, jika kamu bersedia kembali, dia bersumpah akan membatalkan pertunangannya.”

Aku meraih ponselku lagi dan menatap nama itu. Adrian Perwira. Ya, aku masih mencintainya. Tapi aku tahu diri. Dia penghuni langit dan aku penduduk bumi.

Air mataku mengambang ketika ibu jariku menekan nama itu agak lama. Kalimat “Hapus kontak terpilih?” muncul di layar ponsel ketika aku menyentuh icon tempat sampah.

Dua bulir air sempurna jatuh membasahi pipi ketika aku memilih; “OK”.



(diikutsertakan dalam #FiksiLaguku, berdasarkan lagu "Tahu Diri" by Maudy Ayunda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)