Kamis, 24 Mei 2012

Dust Explosion - Debu Tepung yang Mematikan


Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, debu tepung terigu ternyata juga berpotensi menimbulkan ledakan yang mematikan.

Sebelumnya mari kita kembali ke abad 19, tepatnya tanggal 2 Mei 1878 saat terjadi ledakan dahsyat di sebuah perusahaan yang menewaskan kurang lebih 18 orang pekerjanya. Tahukah Anda bahwa ternyata, kejadian mengerikan ini terjadi di sebuah perusahaan pembuatan tepung terigu Washburn A Mill, Minnesota.

Siapa yang menyangka? Bukankah pembuatan terigu sama sekali tidak melibatkan bahan B3? Mengapa bisa mengalami kecelakaan yang sedemikian rupa? Itu memang mungkin saja terjadi dan bukan kebetulan semata. Hal itulah yang oleh para ahli dinamakan Dust Explosion, ledakan yang dipicu oleh debu.

Mengingat perusahaan kita adalah juga perusahaan pembuat tepung terigu, sepertinya perlu juga kita mengetahui lebih jauh mengenai dust explosion. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi agar kita lebih waspada dalam bekerja.

Mengapa dust explosion bisa terjadi?

Walaupun bukan tergolong turunan minyak bumi maupun bahan kimia yang mudah terbakar atau meledak, salah satu kandungan terigu adalah starch. Sedangkan starch, seperti halnya karbohidrat lain, sangat mudah terbakar.

Berita bagusnya adalah, ada beberapa persyaratan penting yang harus dipenuhi untuk bisa membuat debu tepung terigu menjadi pemicu ledakan (di samping adanya oksigen sebagai syarat mutlak terjadinya proses pembakaran).

Yang pertama adalah dispersi. Maksudnya terigu harus terdispersi (tersebar) di udara dalam konsentrasi tertentu. Yang harus diwaspadai adalah, cukup 56 gram terigu yang terdispersi dalam 1 m3 udara saja sudah bisa menyebabkan bahaya ledak. Semakin padat dispersinya, terigu tidak ubahnya seperti bensin yang siap disulut kapan saja.

Yang kedua adalah ruang terbatas. Dispersi debu tepung yang berada dalam ruang terbatas seperti bucket elevator atau silo beresiko tinggi untuk terjadi dust explosion.

Faktor terakhir yang bisa menyebabkan dust explosion adalah: sumber api. Sumber api ini serupa korek api yang kita nyalakan untuk menyulut minyak tanah atau bensin. Hanya saja, untuk memicu dust explosion tidak harus selalu dengan api terbuka. Lebih dari setengah kasus dust explosion di Jerman pada tahun 2005 justru dipicu karena sumber percikan non api, seperti: listrik elektrostatis, gesekan, bunga api dari mesin-mesin atau permukaan yang panas (semisal bearing yang overheat).

Jadi apabila persyaratan-persyaran di atas terpenuhi; debu tepung, oksigen, dispersi dalam udara, ruang terbatas dan sumber api, maka dust explosion mungkin tidak akan terelakkan. Inilah yang dinamakan explosion pentagon.

Mungkin dust explosion tidak akan terlalu mengerikan seandainya hanya berefek lokal. Permasalahannya adalah ledakan primer yang mungkin hanya bersifat lokal, akan memicu ledakan sekunder yang lebih mematikan. Ibaratnya, jika sebuah korek api memicu sebuah ledakan, maka ledakan primer tersebut akan menjadi api unggun bagi ledakan berikutnya karena faktor-faktor explosion pentagon juga terdapat di area sekitarnya  yang lebih luas.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dust explosion; misalnya saat mengecek bagian dalam silo, alih-alih memakai lampu yang terlalu panas dengan kabel listrik, gunakan senter bertenaga baterai yang explosion-proof. Serta yang paling penting, jangan lupa untuk selalu menjalankan sistem safety permit, terutama untuk pekerjaan yang berhubungan dengan panas atau pengelasan.

Hampir sama dengan Jepang yang sangat rawan terhadap gempa vulkanis, hal ini tidak membuat penduduknya lantas berbondong-bondong meninggalkan Jepang bukan? Demikian juga dengan kita karyawan bogasari, hanya karena perusahaan ini ternyata menyimpan potensi bahaya yang cukup besar pastinya tidak akan membuat karyawannya lantas hengkang karena ketakutan kan? Dalam kurun waktu lebih dari seabad sejak kejadian dust explosion di Minnesota, manusia telah banyak belajar dari pengalaman sehingga teknologi industri penggilingan gandum terkini pastilah telah memasukkan resiko dust explosion dalam desain aliran proses dan tata ruangnya.

Karena potensi bahaya atau kecelakaan kerja sebenarnya ada di perusahaan manapun, maka seperti halnya penduduk Jepang yang mampu beradaptasi dengan kondisi geografis negaranya, seyogyanya kita pun juga bisa mengantisipasi agar dust explosion tidak sampai terjadi di perusahaan kita tercinta ini.

Bogasari! Aman dan Sehat, Go for Excellence!

Sumber: Wikipedia
ditulis untuk Majalah Warta Bogasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)