Pada hakikatnya audit berbeda dengan inspeksi. Jika inspeksi lebih bersifat satu arah, proses audit berjalan 2 arah. Baik auditor maupun auditee berhak bertanya atau menjawab mengenai satu hal. Jika inspeksi lebih condong mencari suatu bentuk kesalahan, audit lebih condong memastikan bahwa suatu sistem manajemen mutu telah berjalan semestinya, jadi tidak melulu harus mendapatkan temuan kesalahan. Sekalipun begitu, kendali tetap berada di pihak auditor, karena kebanyakan auditee hanya bersifat pasif menanti pertanyaan atau permintaan data dari auditor.
Syarat mutlak menjadi auditor tentunya Anda harus menguasai ilmunya dulu kan, scope audit dan klausul-klausul yang berhubungan dengan audit yang akan dilakukan. Tapi ada beberapa hal yang juga harus Anda perhatikan agar Anda terkesan “charming” di depan auditee:
1. Pelajari dulu proses kerja instansi yang akan diaudit, minimal Anda tidak terlalu blank saat mendatangi auditee dan sudah siap dengan hal-hal yang akan Anda tanyakan. Jangan lupa periksa dulu checklist Anda sebelum Anda mengaudit. Terkadang tidak semua klausul bisa compatible dengan proses kerja di suatu tempat.
2. Sebelum memulai audit, sebaiknya lakukan ice breaking saat opening dengan pembicaraan di luar masalah audit. Dengan cairnya suasana diharapkan auditee akan lebih terbuka dan Anda bisa menggali banyak informasi yang Anda butuhkan.
3. Beri pertanyaan dengan gaya yang luwes, jangan terlalu kaku sesuai dengan kalimat-kalimat di checklist yang sudah Anda persiapkan. Di sini Anda perlu melakukan improvisasi.
4. Ingat, Anda tidak sedang menginspeksi, jadi jangan melakukan audit dengan gaya diktator. Hal seperti itu malah akan membuat auditee semakin bungkam dan pelit membagi informasi. Tanyakan berbagai hal dengan gaya seorang murid bertanya pada gurunya dan bukan sebaliknya.
5. Tidak ada salahnya mempelajari sasaran tembak dari instansi yang akan diaudit. Jadi sebelumnya Anda sudah mempelajari titik kekurangan auditee Anda, sehingga Anda bisa memfokuskan pada masalah tersebut selama proses audit. Anda bisa lihat dari record audit sebelumnya. Persiapkan juga solusi atau jawaban jika auditee meminta pendapat Anda.
6. Anda harus tahu harus memulai audit dari mana. Ada beberapa auditor yang langsung meminta beberapa dokumen terkait tanpa bertanya dulu alur prosesnya, biasanya ini terjadi pada auditor lama yang sudah terbiasa mengaudit di satu tempat. Namun jika Anda auditor baru, lebih baik tanyakan dulu proses kerja di tempat tersebut agar Anda tidak terkesan sok tahu.
7. Jangan melenceng dari scope dan jangan mudah terbawa oleh auditee. Anda harus jeli jika berhadapan dengan auditee yang membelokkan suatu permasalahan ke permasalahan lain karena dia tidak bisa menjawab pertanyaan yang pertama.
8. Jangan lupa lakukan closing dengan auditee dengan memberikan kesimpulan hasil audit yang telah dilakukan saat itu juga. Ini agar auditee bisa well informed dan bisa segera melakukan tindak lanjut.
Semoga bermanfaat.
Selasa, 31 Mei 2011
Minggu, 29 Mei 2011
5 Sisi Positif Menjadi Ibu Bekerja
Untuk para Ibu yang terpaksa bekerja,
“Tulisan ini adalah sarana penghiburan diri seorang Ibu yang tidak bisa ada di rumah mendampingi anak-anaknya karena harus bekerja di luar rumah”
Tidak bisa melihat langkah pertama si kecil?
Tidak bisa mendengar kata pertamanya?
Tidak bisa mengantar hari pertamanya ke play group?
Tidak bisa ikut menemani saat dia lomba mewarna?
Tidak bisa datang di acara rapat guru dan murid...?
Jika Anda adalah seorang Ibu seperti saya yang “terpaksa” memutuskan meninggalkan buah hati untuk bekerja di luar rumah, maka ada harga yang cukup mahal yang harus dibayar dengan keputusan itu. Ya, akan banyak momen emas si kecil yang Anda lewatkan. That’s fine! Sakit hati memang, tapi tenang saja Bunda. Jangan hanya melihat sisi ruginya saja. Yuk lihat sisi positifnya, karena memang nggak semua Ibu lo bisa beruntung menikmati hari-harinya di rumah bersama anak-anak.
Sisi positif menjadi ibu bekerja:
1. Melatih anak mandiri
Kedua anak Om saya terpaksa dititipkan di tempat penitipan anak (mulai dari bayi), karena Tante saya harus kuliah. Hasilnya keduanya sekarang jadi sangat mandiri. Mereka tidak terlalu tergantung pada keberadaan orang tua, walau hubungannya juga masih dekat si. Mereka tidak manja dan mudah bergaul dengan anak yang baru dikenal. Itu karena di tempat penitipan mereka biasa bermain dengan anak-anak orang lain yang belum mereka kenal.
Melatih anak mandiri sejak dini menurut saya sangat penting. Kita tidak tahu sampai berapa lama kita bisa terus mendampingi mereka kan (karena umur kita tidak ikut punya). Dengan melatih mereka mandiri sejak kecil, kita tidak akan kebingungan lagi jika sewaktu-waktu harus meninggalkan mereka dalam waktu yang lama (misalnya ke luar kota). Sifat mandiri ini juga akan mereka bawa hingga mereka dewasa nantinya.
2. Melatih kecerdasan Ibu
Yang namanya ibu, walaupun punya label wanita karir atau ibu bekerja, tetap saja memiliki tanggung jawab penuh mengatur rumah tangga, termasuk menyediakan makan untuk seluruh keluarga, memastikan anak siap ke sekolah, menyiapkan kebutuhan suami, de el el. Pekerjaan ibu rumah tangga itu justru nggak ada matinya. Nah, dengan tanggung jawab memanage rumah tangga disambi dengan bekerja, dibutuhkan kecerdasan yang cukup tinggi agar kedua kegiatan itu bisa terlaksana dengan baik. Akhirnya mau nggak mau kita harus pintar-pintar memanage waktu, menciptakan resep-resep makanan yang praktis, menata perabotan agar kegiatan pembersihan tidak makan waktu lama, dan lain-lain. Lihat, kini Anda semakin bertambah cerdas kan?
3. Sebagai sekoci penyelamat
Tiba-tiba suami kena PHK, atau bisnisnya sedang berjalan tidak bagus. Anda tidak perlu khawatir biduk keuangan rumah tangga akan karam, karena ada sekoci penyelamat, yaitu: Anda. Bukankah demikian fungsi istri? Sebagai back up suami kan? Ibu saya menopang kebutuhan keluarga hampir selama 10 tahun karena usaha ayah saya belum menunjukkan kemajuan. Tapi jangan salah, Ibu saya adalah ibu rumah tangga jempolan. Pintar menata rumah, mendampingi saya belajar, bisa masak dan bikin kue, dan masih sempat mengajari saya ilmu jahit menjahit.
4. Lebih bebas beli-beli
Senang sekali jika kita bisa memberikan hadiah untuk teman-teman atau saudara yang berulang tahun, kawinan, punya bayi atau pindahan rumah. Maksudnya kalau kita punya dana sendiri, kita nggak akan sungkan pada suami jika ingin beli ini-itu. Kita pun bisa memberikan yang lebih baik untuk anak-anak (mulai dari kebutuhan dasarnya hingga pendidikannya).(Bukankah gaji suami milik bersama, sedangkan gaji istri milik istri?, haha...just joking).
5. Banyak teman=banyak sodara=banyak rejeki
Dengan bekerja di luar rumah, otomatis kita jadi banyak teman. Teman adalah sodara kita juga (jangan lupa, kita berjumpa dengan teman-teman kita di tempat kerja jauh lebih lama daripada berjumpa keluarga kita sendiri di rumah, coba saja hitung kalau nggak percaya). Nah, kalo banyak sodara berarti banyak rejeki. Kok bisa? Semakin banyak sodara, berarti network kita makin bertambah. Jika kita punya masalah, banyak yang bisa membantu. Jika kita punya barang dagangan, mudah pemasarannya karena kita punya link yang menggurita.
Memang sedih si melewatkan masa-masa emas anak-anak kita tapi semua akan terbayar pada waktunya kok. Memang kalau boleh memilih, saya lebih suka di rumah atau mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan dari rumah, tapi jikalau jalan rizkinya memang di tempat lain bagaimana? Bagaimana jika rizki yang didapat suami belum cukup untuk segala kebutuhan ini itu?
Mendampingi anak-anak memang penting, tapi kebutuhan finansial juga penting. Karena alasan kita bekerja mencari uang untuk siapa sih kalau bukan untuk anak?
Jangan kuatir juga anak kita jadi lebih dekat pada orang lain dibanding pada kita. Sembilan bulan di kandungan dan dilanjutkan masa menyusui adalah fondasi yang kuat untuk membangun bonding yang kuat antara kita dan anak-anak kita.
Sekali lagi tulisan ini dibuat untuk menghibur diri (setengah curhat maksudnya). Ibu tetaplah seorang Ibu, apapun kemasannya, apapun labelnya. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi seorang Ibu, bagaimanapun ia...
Perlu dibaca juga:
Menghadapi dilema menjadi Ibu Bekerja
Sabtu, 28 Mei 2011
Bayi kuning
Bayi kedua saya tidak langsung kuning saat lahir. Entah mengapa saat dibawa pulang, baru keliatan warna matanya tidak secerah sebelumnya. Memang tidak kuning sekali, hanya keruh saja. Di samping itu, bayi saya terkesan malas sehingga banyak tidur. Akibatnya dia minum ASI sedikit sekali. Warna kuning tampak pada mata saja, sedangkan warna kulitnya normal. (Saya tidak tahu apakah karena warna kulit anak kedua saya memang sedikit lebih gelap dibanding kakaknya, sehingga warna kuningnya tidak kelihatan).
Sebenarnya dokter sudah menduga bahwa bayi saya kuning saat masih di rumah sakit, oleh karenanya dia memberi resep obat untuk fungsi hati???? Saya heran juga bayi baru lahir kok sudah dikasih obat. Tapi saya tidak berani membantah. Obat itu tetap saya beli, tapi hanya saya minumkan sekali. Terus terang feeling saya tidak pas melihat bayi saya yang baru lahir sudah dicekoki obat-obatan kimia.
Merasa tidak puas dengan informasi dari dokter anak, saya berusaha mencari sendiri informasi mengenai fenomena bayi kuning yang dialami bayi saya.
Kulit kuning pada bayi sebenarnya normal. Berdasarkan hasil analisa RS Cipto Mangunkusumo dan Universitas Indonesia, sekitar 32.19% bayi di Indonesia menderita kuning. Kondisi ini berlangsung antara hari pertama hingga kelima setelah ia dilahirkan. Warna mata terlihat pada bagian kulit dan mata.
Penyebab kejadian ini adalah adanya peningkatan kandungan bilirubin dalam darah. Organ hati bayi baru belum sepenuhnya berfungsi memecah sel darah merah sehingga bilirubin meningkat. Kandungan bilirubin yang tinggi dalam darah inilah yang meyebabkan muncul warna kuning pada bayi. Untuk mengukur kadar bilirubin, dokter akan mengambil contoh darah bayi.
Warna kuning biasanya mulai menghilang ketika bayi berusia seminggu hingga sepuluh hari. Kondisi ini berlangsung lebih lama pada bayi prematur. Untuk mempercepat pemulihan, pastikan bayi mendapat cukup cairan terutama ASI. ASI adalah obat pencahar alami yang membantu mengeluarkan meconium dari usus bayi. ASI juga membantu mengurangi resiko kuning.
Saya disarankan untuk menjemur bayi di bawah sinar matahari selama kurang lebih 30 menit sebelum jam 8 pagi dan memperbanyak memberikan ASI. Kedua hal tersebut dapat membantu memecah bilirubin. Anak sepupu saya yang juga kuning diberi dokter semacam vitamin penambah nafsu makan agar bayi lebih bernafsu mengkonsumsi ASI, hal ini dikarenakan bayi kuning cenderung malas dan tidur lebih lama sehingga dikhawatirkan hanya mendapat sedikit asupan ASI.
Akhirnya, warna kuning pada bayi saya memang menghilang sendiri setelah kurang lebih 10 hari. Alhamdulillah...Saya bersyukur karena keputusan saya untuk tidak meneruskan pemberian obat dari dokter anak saat hari pertama dia lahir ternyata tidak salah.
Sejatinya tidak ada yang perlu dicemaskan pada bayi kuning selama tingkah laku bayi dan aktivitas buang kotorannya masih normal, tapi tetap waspada juga tidak ada salahnya. Mintalah dilakukan pengecekan kadar bilirubin pada dokter atau rumah sakit, karena pada bayi dengan kadar bilirubin yang tinggi biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan terapi sinar.
Sumber: Baby Guide (MaxMedia)
Sebenarnya dokter sudah menduga bahwa bayi saya kuning saat masih di rumah sakit, oleh karenanya dia memberi resep obat untuk fungsi hati???? Saya heran juga bayi baru lahir kok sudah dikasih obat. Tapi saya tidak berani membantah. Obat itu tetap saya beli, tapi hanya saya minumkan sekali. Terus terang feeling saya tidak pas melihat bayi saya yang baru lahir sudah dicekoki obat-obatan kimia.
Merasa tidak puas dengan informasi dari dokter anak, saya berusaha mencari sendiri informasi mengenai fenomena bayi kuning yang dialami bayi saya.
Kulit kuning pada bayi sebenarnya normal. Berdasarkan hasil analisa RS Cipto Mangunkusumo dan Universitas Indonesia, sekitar 32.19% bayi di Indonesia menderita kuning. Kondisi ini berlangsung antara hari pertama hingga kelima setelah ia dilahirkan. Warna mata terlihat pada bagian kulit dan mata.
Penyebab kejadian ini adalah adanya peningkatan kandungan bilirubin dalam darah. Organ hati bayi baru belum sepenuhnya berfungsi memecah sel darah merah sehingga bilirubin meningkat. Kandungan bilirubin yang tinggi dalam darah inilah yang meyebabkan muncul warna kuning pada bayi. Untuk mengukur kadar bilirubin, dokter akan mengambil contoh darah bayi.
Warna kuning biasanya mulai menghilang ketika bayi berusia seminggu hingga sepuluh hari. Kondisi ini berlangsung lebih lama pada bayi prematur. Untuk mempercepat pemulihan, pastikan bayi mendapat cukup cairan terutama ASI. ASI adalah obat pencahar alami yang membantu mengeluarkan meconium dari usus bayi. ASI juga membantu mengurangi resiko kuning.
Saya disarankan untuk menjemur bayi di bawah sinar matahari selama kurang lebih 30 menit sebelum jam 8 pagi dan memperbanyak memberikan ASI. Kedua hal tersebut dapat membantu memecah bilirubin. Anak sepupu saya yang juga kuning diberi dokter semacam vitamin penambah nafsu makan agar bayi lebih bernafsu mengkonsumsi ASI, hal ini dikarenakan bayi kuning cenderung malas dan tidur lebih lama sehingga dikhawatirkan hanya mendapat sedikit asupan ASI.
Akhirnya, warna kuning pada bayi saya memang menghilang sendiri setelah kurang lebih 10 hari. Alhamdulillah...Saya bersyukur karena keputusan saya untuk tidak meneruskan pemberian obat dari dokter anak saat hari pertama dia lahir ternyata tidak salah.
Sejatinya tidak ada yang perlu dicemaskan pada bayi kuning selama tingkah laku bayi dan aktivitas buang kotorannya masih normal, tapi tetap waspada juga tidak ada salahnya. Mintalah dilakukan pengecekan kadar bilirubin pada dokter atau rumah sakit, karena pada bayi dengan kadar bilirubin yang tinggi biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan terapi sinar.
Sumber: Baby Guide (MaxMedia)
Selasa, 24 Mei 2011
Cara Memposting Gambar di Blog
Focused on content memang syarat membuat blog jadi menarik, tapi menambahkan gambar-gambar yang memperjelas isi artikel Anda akan membuat blog Anda semakin semarak. Berikut ini cara meng-attach gambar saat anda mem-posting artikel.
1. Saat di jendela “Posting”, masuk lagi ke jendela “Edit HTML”, lalu klik icon “Insert Image”.
2. Anda akan diminta memasukkan source file gambar Anda, apakah dari komputer atau dari web. Lalu pilih juga posisi penempatan gambar. Ini pun masih bisa Anda rubah nanti setelah gambar di-upload. Lalu klik “Unggah Gambar”.
3. Akan muncul tampilan “Sedang Memuatkan”, tunggu saja sampai muncul “Gambar Anda telah ditambahkan”, klik “Selesai”.
4. Nah, menurut pengalaman, biasanya gambar kita tidak ter-attach di posisi yang kita inginkan, atau bisa juga ukuran gambarnya tidak cocok. Pindah ke jendela “Compose”, lakukan “Cut” dan “Paste” untuk memindah gambar di posisi yang sesuai. Untuk mengubah ukuran dan posisi gambar, klik di gambar yang sudah diattach, nanti akan muncul menu untuk merubah ukuran mulai dari Small sampai X-Large, juga untuk merubah posisi gambar (right, centre atau left).
Semoga bermanfaat dan Selamat mempercantik blog Anda.
1. Saat di jendela “Posting”, masuk lagi ke jendela “Edit HTML”, lalu klik icon “Insert Image”.
2. Anda akan diminta memasukkan source file gambar Anda, apakah dari komputer atau dari web. Lalu pilih juga posisi penempatan gambar. Ini pun masih bisa Anda rubah nanti setelah gambar di-upload. Lalu klik “Unggah Gambar”.
3. Akan muncul tampilan “Sedang Memuatkan”, tunggu saja sampai muncul “Gambar Anda telah ditambahkan”, klik “Selesai”.
4. Nah, menurut pengalaman, biasanya gambar kita tidak ter-attach di posisi yang kita inginkan, atau bisa juga ukuran gambarnya tidak cocok. Pindah ke jendela “Compose”, lakukan “Cut” dan “Paste” untuk memindah gambar di posisi yang sesuai. Untuk mengubah ukuran dan posisi gambar, klik di gambar yang sudah diattach, nanti akan muncul menu untuk merubah ukuran mulai dari Small sampai X-Large, juga untuk merubah posisi gambar (right, centre atau left).
Semoga bermanfaat dan Selamat mempercantik blog Anda.
Senin, 23 Mei 2011
Membuat Blog Dalam 5 Menit
Sebenarnya membuat blog hanya butuh waktu 5 menit jika Anda mulai dari sekarang.
Syarat wajib sebelum mempunyai blog adalah Anda harus punya alamat email, dianjurkan untuk tidak menggunakan alamat email kantor atau sharing account.
Jika memungkinkan, lebih baik Anda punya blue print dulu mengenai tema blog yang nantinya akan dibuat, apakah tentang hobi, politik, kesehatan atau semacam blog diary.
Ada 2 jalan membuat blog yang terkenal yakni dengan blogger (blogspot) dan wordpress.
Tutorial di bawah ini adalah tentang membuat blog di blogspot.
1. Ketik “blogger” di google, atau masuk langsung ke situs www.blogger.com,
Anda akan bertemu halaman awal seperti ini, langsung klik "Get Started":
2. Karena Anda pengguna baru, maka Anda akan diminta registrasi dulu, ikuti saja petunjuknya, caranya mirip saat kita melakukan create account baru di yahoo atau google.
3. Selanjutnya sign in dan pilih “Buat Blog”
4. Isi form yang tersedia, mengenai Judul blog dan alamat url, sebaiknya cek ketersediaan alamat url dulu sebelum melanjutkan.
Judul blog akan tampil pada blog yang Anda publikasikan. Jangan khawatir, judul blog bisa Anda edit nanti jika Anda berubah pikiran. Lalu masukkan kode verifikasi kata sebelum mengklik “Lanjutkan”.
5. Selanjutnya pilih template, ini juga bisa Anda rubah nanti dengan masuk ke menu “Rancangan”. Lalu klik "lanjutkan".
6. Nah, blog Anda sudah jadi, Anda bisa mulai mempostkan entry atau mengubah tampilan blog Anda. Masuk saja ke menu “Pengaturan” dan “Rancangan” untuk mengubah tampilan blog.
Mudah kan....Selamat blogging...!!!
Di lain kesempatan akan saya tuliskan bagaimana caranya memposting gambar di blog.
Syarat wajib sebelum mempunyai blog adalah Anda harus punya alamat email, dianjurkan untuk tidak menggunakan alamat email kantor atau sharing account.
Jika memungkinkan, lebih baik Anda punya blue print dulu mengenai tema blog yang nantinya akan dibuat, apakah tentang hobi, politik, kesehatan atau semacam blog diary.
Ada 2 jalan membuat blog yang terkenal yakni dengan blogger (blogspot) dan wordpress.
Tutorial di bawah ini adalah tentang membuat blog di blogspot.
1. Ketik “blogger” di google, atau masuk langsung ke situs www.blogger.com,
Anda akan bertemu halaman awal seperti ini, langsung klik "Get Started":
2. Karena Anda pengguna baru, maka Anda akan diminta registrasi dulu, ikuti saja petunjuknya, caranya mirip saat kita melakukan create account baru di yahoo atau google.
3. Selanjutnya sign in dan pilih “Buat Blog”
4. Isi form yang tersedia, mengenai Judul blog dan alamat url, sebaiknya cek ketersediaan alamat url dulu sebelum melanjutkan.
Judul blog akan tampil pada blog yang Anda publikasikan. Jangan khawatir, judul blog bisa Anda edit nanti jika Anda berubah pikiran. Lalu masukkan kode verifikasi kata sebelum mengklik “Lanjutkan”.
5. Selanjutnya pilih template, ini juga bisa Anda rubah nanti dengan masuk ke menu “Rancangan”. Lalu klik "lanjutkan".
6. Nah, blog Anda sudah jadi, Anda bisa mulai mempostkan entry atau mengubah tampilan blog Anda. Masuk saja ke menu “Pengaturan” dan “Rancangan” untuk mengubah tampilan blog.
Mudah kan....Selamat blogging...!!!
Di lain kesempatan akan saya tuliskan bagaimana caranya memposting gambar di blog.
Sabtu, 21 Mei 2011
Agar Bisa Cuti Hamil Dengan Tenang
Cuti hamil (maternity leave) umumnya berlangsung selama 2-3 bulan, namun tak jarang lo ada beberapa wanita yang masih harus menyelesaikan urusan kantor walaupun sedang masa cuti panjang. Alasannya tentu saja karena tuntutan profesionalisme dan loyalitas (pengalaman pribadi). Mungkin tidak terlalu masalah jika hanya perlu menyelesaikan pekerjaan yang sifatnya sangat urgent dan tidak makan waktu terlalu banyak (misalnya menghadapi auditor dari lembaga independen), tapi jika setiap hari saat cuti hamil kita masih saja dihubungi kantor untuk urusan ini itu, berarti ada yang kurang kita persiapkan sebelum memasuki masa cuti.
Agar cuti hamil bisa dinikmati semaksimal mungkin, berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan:
1. Informasikan ke Atasan
Beritahukan atasan Anda begitu Anda dinyatakan positif hamil. Gunanya agar beliau juga turut memikirkan antisipasi dan menyiapkan strategi jika Anda meninggalkan posisi di tim selama 3 bulan. Mungkin saja ada beberapa jenis pekerjaan yang harus dilimpahkan pada atasan berkaitan dengan masalah wewenang, sehingga tidak bisa digantikan oleh bawahan Anda.
2. Delegasikan tugas dan tanggung jawab
Rekan kerja Anda sudah pasti harus menggantikan pekerjaan Anda selama masa cuti hamil. Untuk itu Anda juga harus memikirkan sejak awal masalah pendelegasian tugas dan tanggung jawab pada rekan atau bawahan Anda.
3. Buat checklist atau note sedetil mungkin
Checklist ini akan memudahkan rekan kerja Anda mengingat detil-detil pekerjaan yang bisa terlupakan jika hanya mengandalkan dokumen Instruksi Kerja atau Prosedur Kerja Standard. Letakkan checklist ini di tempat yang mudah terlihat dengan tampilan yang eye-catching.
4. Lakukan alih pengetahuan atau training sedini mungkin
Jika pekerjaan Anda bersifat teknis, lakukan training atau alih pengetahuan. Pastikan rekan kerja Anda sanggup mengerjakan pekerjaan Anda dengan baik sebelum Anda tinggalkan. Anda tentunya tidak ingin diganggu hanya untuk ditanya bagaimana cara menjalankan mesin ini atau bagaimana membuat dokumen itu itu kan?
5. Percaya Pada kekuatan tim
Mempercayai kekuatan tim akan membuat Anda menjalani cuti hamil dengan tenang.
6. Keep updated
Jangan menghindar jika ada telefon dari kantor. Dengan tidak menjawan telefon malah akan membuat Anda penasaran dan kepikiran apa yang sedang terjadi di kantor. Memang Anda sedang menikmati cuti, tapi bukan berarti Anda betul-betul menghilang dari peredaran kan? Mengetahui kabar-kabar terkini di perusahaan Anda akan membuat Anda lebih siap menghadapi akhir masa cuti melahirkan, minimal Anda tidak “blank” jika harus bekerja kembali.
Cuti hamil memang hak setiap karyawan wanita dan bayi yang ia lahirkan. Oleh karenanya persiapkan dari sejak awal untuk meminimalkan “gangguan” dari kantor selama masa cuti. Walau begitu, tetap in touch dengan kantor pun perlu juga, minimal agar kita tetap update isu-isu terkini.
Selamat menikmati masa cuti hamil dan melahirkan....
Sabtu, 14 Mei 2011
Panduan Memilih Tepung Terigu
“Sudah ngikutin resep, kok biskuitnya jadinya keras?”
“Kok adonan donatnya nggak mengembang?”
“Kenapa ya, bikin mie kok putus-putus?”
Sudahkah Anda cek jenis terigu yang dipakai? Karena terigu dengan harga yang lebih mahal belum tentu lebih baik jika Anda salah menggunakannya. Silahkan simak penjelasan di bawah ini sebagai panduan memilih tepung terigu yang benar:
Tepung terigu dibuat dari satu jenis cerealia yang bernama GANDUM. Berdasarkan kandungan proteinnya, gandum dibagi menjadi 2 macam, yakni: Gandum hard dan kandungan protein yang lebih tinggi dibanding gandum soft.
Gandum hard otomatis akan menghasilkan gandum dengan kandungan protein yang tinggi, sebaliknya gandum soft juga akan menghasilkan tepung dengan kandungan protein rendah. Karena harga gandum hard yang lebih mahal dibanding gandum soft, maka harga terigu berprotein tinggi manjadi lebih mahal pula. Tetapi, penggunaan terigu yang salah tidak akan menghasilkan hasil yang memuaskan walaupun yang dipakai adalah tepung yang berharga mahal (berprotein tinggi)
Tepung berprotein tinggi sangat baik jika digunakan untuk pembuatan roti dan mie, di mana dalam proses pembuatan kedua jenis produk tersebut melibatkan proses fermentasi. Dengan menggunakan tepung berprotein tinggi, adonan roti akan mengembang dan mie akan menjadi elastis serta tidak mudah putus. Terigu berprotein tinggi sangat kaya akan kandungan GLUTEN, yang mana akan sangat membantu memperkuat dinding kerangka yang dibangun oleh ragi/yeast saat proses fermentasi. Itulah sebabnya jika kita menggunakan tepung dengan protein rendah dengan sedikit kandungan Gluten, adonan akan sulit mengembang karena jumlah penyokong kerangkanya juga sangat sedikit. Jenis tepung berprotein tinggi yang paling terkenal di pasaran adalah Cakra Kembar produksi PT ISM bogasari flour mills.
Untuk cake dan biskuit, pilihan terigunya jatuh pada tepung berprotein rendah. Mengapa? Karena dalam pembuatan cake dan biskuit tidak ada proses fermentasi sehingga tidak diperlukan jumlah Gluten yang cukup banyak untuk menyokong adonan. Sebaliknya keberadaan gluten yang terlalu “rapat” bisa jadi beresiko menyebabkan hasil akhir biskuit Anda menjadi keras. Selain itu jika Anda memproduksi cake atau biskuit untuk skala komersil, maka selisih perbedaan harga antara terigu protein tinggi dan rendah pasti menjadi salah satu pertimbangan kan?. PT ISM bogasari flour mills juga memproduksi tepung berprotein rendah yang juga banyak dikenal, yakni Kunci Biru.
Sekarang Anda sudah tahu bedanya kan? Lantas bagaimana jika Anda ingin membuat martabak atau chiffon cake dan bingung harus memakai terigu jenis apa? Jika Anda ragu, maka pilihan paling aman jatuh pada terigu jenis protein sedang. Merk yang banyak beredar adalah Segitiga Biru yang juga diproduksi oleh bogasari. Tepung jenis ini dibuat memang untuk keperluan pembuatan serbaneka makanan alias tepung serbaguna/all purpose. Kandungan proteinnya di tengah-tengah antara Cakra Kembar dan Kunci Biru.
Rangkuman:
- Cakra Kembar, protein tinggi, untuk membuat roti dan mie
- Kunci Biru, protein rendah, untuk membuat cake dan biskuit
- Segitiga Biru, protein sedang, all purpose
“Kok adonan donatnya nggak mengembang?”
“Kenapa ya, bikin mie kok putus-putus?”
Sudahkah Anda cek jenis terigu yang dipakai? Karena terigu dengan harga yang lebih mahal belum tentu lebih baik jika Anda salah menggunakannya. Silahkan simak penjelasan di bawah ini sebagai panduan memilih tepung terigu yang benar:
Tepung terigu dibuat dari satu jenis cerealia yang bernama GANDUM. Berdasarkan kandungan proteinnya, gandum dibagi menjadi 2 macam, yakni: Gandum hard dan kandungan protein yang lebih tinggi dibanding gandum soft.
Gandum hard otomatis akan menghasilkan gandum dengan kandungan protein yang tinggi, sebaliknya gandum soft juga akan menghasilkan tepung dengan kandungan protein rendah. Karena harga gandum hard yang lebih mahal dibanding gandum soft, maka harga terigu berprotein tinggi manjadi lebih mahal pula. Tetapi, penggunaan terigu yang salah tidak akan menghasilkan hasil yang memuaskan walaupun yang dipakai adalah tepung yang berharga mahal (berprotein tinggi)
Tepung berprotein tinggi sangat baik jika digunakan untuk pembuatan roti dan mie, di mana dalam proses pembuatan kedua jenis produk tersebut melibatkan proses fermentasi. Dengan menggunakan tepung berprotein tinggi, adonan roti akan mengembang dan mie akan menjadi elastis serta tidak mudah putus. Terigu berprotein tinggi sangat kaya akan kandungan GLUTEN, yang mana akan sangat membantu memperkuat dinding kerangka yang dibangun oleh ragi/yeast saat proses fermentasi. Itulah sebabnya jika kita menggunakan tepung dengan protein rendah dengan sedikit kandungan Gluten, adonan akan sulit mengembang karena jumlah penyokong kerangkanya juga sangat sedikit. Jenis tepung berprotein tinggi yang paling terkenal di pasaran adalah Cakra Kembar produksi PT ISM bogasari flour mills.
Untuk cake dan biskuit, pilihan terigunya jatuh pada tepung berprotein rendah. Mengapa? Karena dalam pembuatan cake dan biskuit tidak ada proses fermentasi sehingga tidak diperlukan jumlah Gluten yang cukup banyak untuk menyokong adonan. Sebaliknya keberadaan gluten yang terlalu “rapat” bisa jadi beresiko menyebabkan hasil akhir biskuit Anda menjadi keras. Selain itu jika Anda memproduksi cake atau biskuit untuk skala komersil, maka selisih perbedaan harga antara terigu protein tinggi dan rendah pasti menjadi salah satu pertimbangan kan?. PT ISM bogasari flour mills juga memproduksi tepung berprotein rendah yang juga banyak dikenal, yakni Kunci Biru.
Sekarang Anda sudah tahu bedanya kan? Lantas bagaimana jika Anda ingin membuat martabak atau chiffon cake dan bingung harus memakai terigu jenis apa? Jika Anda ragu, maka pilihan paling aman jatuh pada terigu jenis protein sedang. Merk yang banyak beredar adalah Segitiga Biru yang juga diproduksi oleh bogasari. Tepung jenis ini dibuat memang untuk keperluan pembuatan serbaneka makanan alias tepung serbaguna/all purpose. Kandungan proteinnya di tengah-tengah antara Cakra Kembar dan Kunci Biru.
Rangkuman:
- Cakra Kembar, protein tinggi, untuk membuat roti dan mie
- Kunci Biru, protein rendah, untuk membuat cake dan biskuit
- Segitiga Biru, protein sedang, all purpose
Tanda Awal Kehamilan
Tanda Awal Kehamilan Yang Terlewatkan
Pada saat Ibu saya mengandung anak ketiga, beliau tidak menyadari kehamilannya hingga menjelang keberangkatannya ke Mekah untuk berhaji. Sebelum itu, dengan alasan kecapean, beliau seringkali meminta saya dan adik saya untuk menginjak-injak punggungnya agar mengurangi rasa letih dan pegal. Untungnya tak ada masalah dengan kandungannya, sampai adik bungsu saya lahir di bulan Desember 1989.
Mungkin Ibu saya bukan satu-satunya wanita yang melewatkan tanda awal kehamilan, karena tak jarang tanda-tanda itu nyaris sama dengan tanda awal siklus menstruasi. Yakni: badan pegal serta nyeri punggung dan pinggul. Beberapa wanita bahkan tidak mencurigai kehamilan dirinya hingga waktunya terlambat datang bulan, yang mana merupakan tanda paling umum dari kehamilan
Memang benar bahwa cara untuk memastikan kehamilan adalah dengan melakukan tes kehamilan. Tapi sebenarnya ada gejala-gejala awal yang memberi tahu kita bahwa ada janin yang sedang mulai tumbuh berkembang di dalam rahim. Sinyal-sinyal ini bisa jadi tidak sama untuk tiap wanita atau tiap kehamilan pada wanita yang sama.
Tidak ada salahnya untuk lebih memperhatikan sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh tubuh kita agar kita lebih waspada jikalau memang telah terjadi pembuahan di dalam rahim. Berikut ini 2 tanda awal kehamilan yang bisa terjadi dan bahkan sebelum terlambat datang bulan.
1. Munculnya bercak darah
Munculnya bercak darah jalam jumlah yang sangat sedikit bisa muncul 6-12 hari setelah sel telur dibuahi. Di samping itu, Anda bisa juga menjumpai cairan berwarna putih susu yang tereksresi dari vagina. Ini berkaitan dengan proses penebalan dinding rahim. Keluarnya cairan ini bisa terus berlanjut selama masa kehamilan.
2. Kram perut
Rasanya mirip dengan kram saat menstruasi, sehingga banyak wanita mengira sebagai kram yang biasa terjadi di awal siklus datang bulan.
Waspadalah jika muncul 2 tanda seperti di atas, utamanya pada Anda yang memang tengah memprogram kehamilan.
Tanda awal kehamilan yang paling umum adalah terlambat datang bulan. Jika Anda terlambat menstruasi, bisa jadi Anda hamil dengan kemungkinan 30%, karena siklus haid juga dipengaruhi macam-macam faktor seperti stress dan kelelahan. Jika terlambat datang bulan disertai pusing, mual dan muntah, maka kemungkinan hamil naik menjadi 45%. Lanjutkan dengan test pack, jika positif maka Anda 99% hamil dan untuk memastikan kehamilan Anda, kunjungi dokter kandungan untuk di-USG.
Pada usia kehamilan yang masih sangat muda (kurang dari 4 minggu), bisa jadi kantung kehamilan masih belum nampak. Di atas usia kehamilan 4 minggu, dokter akan memastikan kehamilan Anda melalui penampakan kantung kehamilan atau bakal janin di dalam rahim Anda. Congratulation! You’re 100% pregnant. Artinya 8-9 bulan ke depan, hidup Anda akan diwarnai dengan hadirnya anggota keluarga baru.
Artikel terkait yang perlu dibaca juga:
1. Menghadapi Kehamilan Pertama
2. Memperkirakan Jenis Kelamin Bayi (buat iseng-iseng aja ya, jangan diseriusin)
3. Morning Sickness
Pada saat Ibu saya mengandung anak ketiga, beliau tidak menyadari kehamilannya hingga menjelang keberangkatannya ke Mekah untuk berhaji. Sebelum itu, dengan alasan kecapean, beliau seringkali meminta saya dan adik saya untuk menginjak-injak punggungnya agar mengurangi rasa letih dan pegal. Untungnya tak ada masalah dengan kandungannya, sampai adik bungsu saya lahir di bulan Desember 1989.
Mungkin Ibu saya bukan satu-satunya wanita yang melewatkan tanda awal kehamilan, karena tak jarang tanda-tanda itu nyaris sama dengan tanda awal siklus menstruasi. Yakni: badan pegal serta nyeri punggung dan pinggul. Beberapa wanita bahkan tidak mencurigai kehamilan dirinya hingga waktunya terlambat datang bulan, yang mana merupakan tanda paling umum dari kehamilan
Memang benar bahwa cara untuk memastikan kehamilan adalah dengan melakukan tes kehamilan. Tapi sebenarnya ada gejala-gejala awal yang memberi tahu kita bahwa ada janin yang sedang mulai tumbuh berkembang di dalam rahim. Sinyal-sinyal ini bisa jadi tidak sama untuk tiap wanita atau tiap kehamilan pada wanita yang sama.
Tidak ada salahnya untuk lebih memperhatikan sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh tubuh kita agar kita lebih waspada jikalau memang telah terjadi pembuahan di dalam rahim. Berikut ini 2 tanda awal kehamilan yang bisa terjadi dan bahkan sebelum terlambat datang bulan.
1. Munculnya bercak darah
Munculnya bercak darah jalam jumlah yang sangat sedikit bisa muncul 6-12 hari setelah sel telur dibuahi. Di samping itu, Anda bisa juga menjumpai cairan berwarna putih susu yang tereksresi dari vagina. Ini berkaitan dengan proses penebalan dinding rahim. Keluarnya cairan ini bisa terus berlanjut selama masa kehamilan.
2. Kram perut
Rasanya mirip dengan kram saat menstruasi, sehingga banyak wanita mengira sebagai kram yang biasa terjadi di awal siklus datang bulan.
Waspadalah jika muncul 2 tanda seperti di atas, utamanya pada Anda yang memang tengah memprogram kehamilan.
Tanda awal kehamilan yang paling umum adalah terlambat datang bulan. Jika Anda terlambat menstruasi, bisa jadi Anda hamil dengan kemungkinan 30%, karena siklus haid juga dipengaruhi macam-macam faktor seperti stress dan kelelahan. Jika terlambat datang bulan disertai pusing, mual dan muntah, maka kemungkinan hamil naik menjadi 45%. Lanjutkan dengan test pack, jika positif maka Anda 99% hamil dan untuk memastikan kehamilan Anda, kunjungi dokter kandungan untuk di-USG.
Pada usia kehamilan yang masih sangat muda (kurang dari 4 minggu), bisa jadi kantung kehamilan masih belum nampak. Di atas usia kehamilan 4 minggu, dokter akan memastikan kehamilan Anda melalui penampakan kantung kehamilan atau bakal janin di dalam rahim Anda. Congratulation! You’re 100% pregnant. Artinya 8-9 bulan ke depan, hidup Anda akan diwarnai dengan hadirnya anggota keluarga baru.
Artikel terkait yang perlu dibaca juga:
1. Menghadapi Kehamilan Pertama
2. Memperkirakan Jenis Kelamin Bayi (buat iseng-iseng aja ya, jangan diseriusin)
3. Morning Sickness
Jumat, 13 Mei 2011
Tersangkanya Adalah Chikungunya
Pagi itu pagi yang biasa saja. Setelah memandikan si bungsu, saya bergegas memanggil si sulung untuk segera mandi mengingat hari itu hari Rabu, waktunya dia masuk kelas Playgroup. Jadi saya harus memastikan dia sudah mandi sebelum saya berangkat kerja. Memang sudah kebiasaan jika si sulung ini agak “sulit” jika disuruh mandi, biasanya dia akan mengemukakan puluhan alasan untuk menunda ritual mandinya. Maka dari itu saya merasa tidak curiga saat dia bilang bahwa kaki dan tangannya sakit sambil merengek-rengek tidak mau mandi.
Karena merasa waktu sudah semakin mepet dengan jam berangkat kerja, saya tidak memperdulikan rengekan dan tangisannya. Saya mandikan dia seperti biasa disertai pesan-pesan agar dia tidak bolos sekolah. Malah saya setengah memarahi dan mengatakan bahwa dia hanya mencari-cari alasan saja (Duh kalau inget-inget itu rasanya nyeseeel banget).
Pukul 9.00, ponsel saya berdering. Si Mbak mengabarkan bahwa gadis kecil saya panas dan kakinya sakit, sampai-sampai pulang sekolah minta dijemput. Bahkan waktu pipis di sekolah harus dibopong ke toilet. (Sekolahnya hanya selisih 3 rumah, dia biasa berangkat dan pulang sekolah sendiri). Tanpa mempedulikan pekerjaan yang menumpuk, saya langsung minta ijin pulang. Saya pikir percuma saja saya di kantor kalau terus kepikiran rumah, walau dokter spesialis anak langganan kami baru praktek malam harinya.
Betapa kuatirnya saya saat melihat dia sangat lemah, bahkan untuk membalikkan badan di tempat tidur dia mengeluh kesakitan seakan-akan sekujur tubuhnya didera nyeri yang luar biasa.
Kebetulan suami sedang ke luar kota, jadi saya terpaksa mengantar anak kami ke dokter sendirian (si Mbak harus menjaga adiknya yang masih bayi). Agak sulit juga karena dia hampir tidak bisa berjalan. Sungguh kasihan saya melihat gadis saya yang biasanya lincah dan ceria, kini hanya bisa duduk diam karena hanya untuk berdiri saja dia berteriak dan menangis melampiaskan sakit di sendi-sendinya. Saat itu hanya hal-hal buruk yang ada di pikiran saya melihat anak saya yang seakan-akan lumpuh.
Dokter menduga demam berdarah melihat panasnya yang tinggi dan tiba-tiba. Beliau memberi resep antibiotik dan surat pengantar ke lab jika setelah 3 hari demam tidak turun. Sayangnya saya lupa nama antibiotiknya, yang jelas harganya agak lebih mahal dibanding antibiotik yang biasa diberikan padanya saat kena radang.
Untung saja, menjelang hari ketiga panasnya mulai turun, tapi karena khawatir saya bawa ke lab untuk cek darah. Alhamdulillah hasilnya negative untuk demam berdarahnya ditunjang juga dengan trombositnya yang berada di kisaran normal. Saya memang tidak kembali untuk konsultasi ke dokter anak karena kondisinya yang kian membaik. Tapi saya masih penasaran , apa gerangan yang menyebabkan anak saya bisa sampai seperti itu. Dugaan saya adalah : CHIKUNGUNYA.
Ya, penyakit yang disebarkan oleh vektor yang sama dengan DBD itu saya curigai sebagai tersangka. Gejala-gejala yang ditimbulkan pun hampir sama, yakni: demam tinggi hingga 39 C, nyeri hebat di seluruh persendian dan muncul ruam-ruam kemerahan di permukaan kulit. Hanya saja, pada chikungunya tidak ditemukan pendarahan hebat, shock maupun kematian dan biasanya sembuh dengan sendirinya setelah 3-5 hari. Penyebab penyakit ini adalah alphavirus dan disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypty (Wikipedia)
Penyakit ini bisa menyerang orang dewasa maupun anak-anak. Pada orang dewasa, gejala nyeri pada tulang dan sendi sangat dominan hingga seakan-akan menimbulkan kelumpuhan.
Hingga kini, saya memang tidak bisa memastikan apakah memang si sulung kami terserang Chikungunya atau bukan. Yang jelas, saya jadi lebih well informed bahwa memang ada demam yang disertai nyeri tulang hebat hingga seakan-akan lumpuh.
Hanya saja wong yang namanya juga ibu-ibu, tetap saja saya selalu panik luar biasa tiap kali buah hati kami terserang demam, walaupun itu hanya demam ringan yang menyertai flu...
Breast Pump
Dari semua gadget abad 21 yang paling saya rasakan manfaatnya adalah alat ini: Breast Pump. Secara harfiah, breast pump adalah alat yang digunakan untuk membantu ibu menyusui memerah ASI. Ada banyak jenis breast pump sebenarnya, mulai dari yang manual hingga yang elektrik. Walaupun fungsinya sama, tapi biasanya perbedaan harga menghasilkan output susu perah yang berbeda pula.
Saya memang belum pernah menggunakan breast pump elektrik dengan alasan harga yang mahal. Namun saya pernah menggunakan 2 jenis breast pump yang berbeda untuk 2 kali masa menyusui. Yang pertama adalah jenis breast pump yang dihubungkan dengan selang dengan bulb di ujungnya. Sedang untuk anak kedua, saya ganti dengan jenis breast pump dengan handle pemompa sebagai pengganti selang dan bulb. Karena harga breast pump yang ke-2 lumayan mahal (sekitar 300 ribu perak, 6 kali lipat dari harga pompa pertama), saya sempatkan melakukan trial dengan meminjam breast pump milik seorang teman, memastikan bisa compatible dengan payudara saya.
Cara kerja pompa pertama adalah dengan menarik puting hingga ASI memancar. Sungguh menyakitkan jika dipakai berlama-lama, ditambah lagi waktu yang dibutuhkan sangat lama. Untuk menghasilkan 100 cc ASI dibutuhkan 45 menit memerah. Belum lagi cara pengoperasian breast pump yang sangat tidak praktis membuat kedua tangan dan leher saya pegal. Di samping itu, alat tersebut juga hanya bisa membuat ASI memancar jika payudara mengencang, sehingga saat sudah kurang kencang ASI sudah tidak bisa keluar walau sebenarnya masih ada. Akhirnya, saya hanya bisa bertahan memerah ASI selama 1.5 bulan saja. Bersamaan dengan berhentinya kegiatan pemerahan ASI di kantor, aktivitas menyusui pun ikut-ikutan berhenti. Jadi praktis, si sulung hanya menikmati ASI selama 4 bulan saja, itu pun hanya bisa eksklusif selama 2.5 bulan selama saya cuti melahirkan.
Seperti halnya harganya yang jauh berbeda, breast pump kedua memberikan hasil yang jauh lebih memuaskan. Cara kerjanya mirip dengan hisapan mulut bayi (bukan dengan menarik puting), sehingga tidak menyakitkan sama sekali. Jika dalam keadaan payudara yang mengencang, hanya dibutuhkan waktu 5-10 menit untuk menghasilkan 100 cc ASI. Dalam kondisi tidak terlalu kencang, rata-rata saya bisa menghasilkan ASI 200-250 cc dalam waktu 45 menit (Jadwal memerah saya adalah pukul 11.30-12.15). Pengoperasian breast pump yang ini sangat praktis, sehingga tidak terlalu melelahkan. Paling-paling hanya jari dan pergelangan tangan yang sedikit pegal (yahh...namanya juga manual). Investasi 300 ribu saya tidak sia-sia, si bungsu bisa menikmati ASI eksklusif selama 6 bulan walaupun saya bekerja, dan hingga kini susu formulanya hanya diberikan jika saya bekerja saja, itu pun hanya 4-5 botol kecil karena saya juga masih menyediakan ASI perah walau tidak sebanyak dulu dan dia sudah mulai makan 3 kali. Tentunya jika dihitung-hitung, saya sudah balik modal (soalnya harga sufor kan rata-rata mahal), hehe...
Untung saja saya hidup di jaman modern, di mana ASI perah sudah bukan hal yang aneh, sehingga Alhamdulillah saya berhasil menebus rasa bersalah karena si sulung hanya menikmati sedikit sekali ASI dibanding adiknya.
Artikel terkait:
Manajemen ASI Perah
Review buku Breastfeeding guide di sini.
Saya memang belum pernah menggunakan breast pump elektrik dengan alasan harga yang mahal. Namun saya pernah menggunakan 2 jenis breast pump yang berbeda untuk 2 kali masa menyusui. Yang pertama adalah jenis breast pump yang dihubungkan dengan selang dengan bulb di ujungnya. Sedang untuk anak kedua, saya ganti dengan jenis breast pump dengan handle pemompa sebagai pengganti selang dan bulb. Karena harga breast pump yang ke-2 lumayan mahal (sekitar 300 ribu perak, 6 kali lipat dari harga pompa pertama), saya sempatkan melakukan trial dengan meminjam breast pump milik seorang teman, memastikan bisa compatible dengan payudara saya.
Cara kerja pompa pertama adalah dengan menarik puting hingga ASI memancar. Sungguh menyakitkan jika dipakai berlama-lama, ditambah lagi waktu yang dibutuhkan sangat lama. Untuk menghasilkan 100 cc ASI dibutuhkan 45 menit memerah. Belum lagi cara pengoperasian breast pump yang sangat tidak praktis membuat kedua tangan dan leher saya pegal. Di samping itu, alat tersebut juga hanya bisa membuat ASI memancar jika payudara mengencang, sehingga saat sudah kurang kencang ASI sudah tidak bisa keluar walau sebenarnya masih ada. Akhirnya, saya hanya bisa bertahan memerah ASI selama 1.5 bulan saja. Bersamaan dengan berhentinya kegiatan pemerahan ASI di kantor, aktivitas menyusui pun ikut-ikutan berhenti. Jadi praktis, si sulung hanya menikmati ASI selama 4 bulan saja, itu pun hanya bisa eksklusif selama 2.5 bulan selama saya cuti melahirkan.
Gambar breast pump pertama saya
Seperti halnya harganya yang jauh berbeda, breast pump kedua memberikan hasil yang jauh lebih memuaskan. Cara kerjanya mirip dengan hisapan mulut bayi (bukan dengan menarik puting), sehingga tidak menyakitkan sama sekali. Jika dalam keadaan payudara yang mengencang, hanya dibutuhkan waktu 5-10 menit untuk menghasilkan 100 cc ASI. Dalam kondisi tidak terlalu kencang, rata-rata saya bisa menghasilkan ASI 200-250 cc dalam waktu 45 menit (Jadwal memerah saya adalah pukul 11.30-12.15). Pengoperasian breast pump yang ini sangat praktis, sehingga tidak terlalu melelahkan. Paling-paling hanya jari dan pergelangan tangan yang sedikit pegal (yahh...namanya juga manual). Investasi 300 ribu saya tidak sia-sia, si bungsu bisa menikmati ASI eksklusif selama 6 bulan walaupun saya bekerja, dan hingga kini susu formulanya hanya diberikan jika saya bekerja saja, itu pun hanya 4-5 botol kecil karena saya juga masih menyediakan ASI perah walau tidak sebanyak dulu dan dia sudah mulai makan 3 kali. Tentunya jika dihitung-hitung, saya sudah balik modal (soalnya harga sufor kan rata-rata mahal), hehe...
Gadget Abad 21 Favoritku
Untung saja saya hidup di jaman modern, di mana ASI perah sudah bukan hal yang aneh, sehingga Alhamdulillah saya berhasil menebus rasa bersalah karena si sulung hanya menikmati sedikit sekali ASI dibanding adiknya.
Artikel terkait:
Manajemen ASI Perah
Review buku Breastfeeding guide di sini.
Resep MP ASI Praktis: Puree Kentang
Karena saya sudah harus berangkat kerja pukul 6 pagi, maka saya tidak punya banyak waktu untuk membuatkan si kecil MPASI. Makanya saya manfaatkan kemajuan teknologi dengan menggunakan alat yang bernama : Blender untuk membuat berbagai jenis makanan halus. Cepat dan praktis.
Puree kentang ini hanya dibuat dalam waktu 10-15 menit dengan catatan kentangnya dikukus dulu malam harinya, trus dimasukkan ke dalam kulkas.
Bahan:
1. 2 buah kentang yang sudah dikukus (tapi ternyata jadinya kebanyakan, akhirnya saya ikutan makan deh, tapi enak kok, si kakak juga suka).
2. brokoli, ambil kuntumnya, cuci bersih
3. ikan (biasanya saya pakai tengiri, tongkol atau ikan gabus), difillet tanpa duri. Jumlahnya secukupnya saja sesuai selera disesuaikan dengan jumlah kentangnya.
4. bawang bombay, rajang halus
5. bawang putih, dikeprak trus dirajang halus juga
6. 500 cc air matang
7. keju slice/keju parut.
Caranya:
1. Setelah dikukus, kupas kentang, potong kecil-kecil masukkan dalam blender.
2. Panaskan margarine untuk menumis bawang putih sampai harum, masukkan bawang bombay, disusul ikan, lalu terakhir brokoli hingga setengah layu. Angkat lalu masukkan juga ke dalam blender.
3. Tambahkan air, lalu haluskan hingga tingkat kehalusan yang diinginkan.
4. Kembalikan ke dalam panci, tambahkan keju. Panaskan hingga keju mencair dan kekentalan bubur sesuai selera.
5. Biasanya saya tambahkan sedikit garam, gula dan merica sebagai perasa.
Selamat Mencoba
Lihat juga: Resep MP ASI: Bubur Spagetti
Puree kentang ini hanya dibuat dalam waktu 10-15 menit dengan catatan kentangnya dikukus dulu malam harinya, trus dimasukkan ke dalam kulkas.
Bahan:
1. 2 buah kentang yang sudah dikukus (tapi ternyata jadinya kebanyakan, akhirnya saya ikutan makan deh, tapi enak kok, si kakak juga suka).
2. brokoli, ambil kuntumnya, cuci bersih
3. ikan (biasanya saya pakai tengiri, tongkol atau ikan gabus), difillet tanpa duri. Jumlahnya secukupnya saja sesuai selera disesuaikan dengan jumlah kentangnya.
4. bawang bombay, rajang halus
5. bawang putih, dikeprak trus dirajang halus juga
6. 500 cc air matang
7. keju slice/keju parut.
Caranya:
1. Setelah dikukus, kupas kentang, potong kecil-kecil masukkan dalam blender.
2. Panaskan margarine untuk menumis bawang putih sampai harum, masukkan bawang bombay, disusul ikan, lalu terakhir brokoli hingga setengah layu. Angkat lalu masukkan juga ke dalam blender.
3. Tambahkan air, lalu haluskan hingga tingkat kehalusan yang diinginkan.
4. Kembalikan ke dalam panci, tambahkan keju. Panaskan hingga keju mencair dan kekentalan bubur sesuai selera.
5. Biasanya saya tambahkan sedikit garam, gula dan merica sebagai perasa.
Selamat Mencoba
Lihat juga: Resep MP ASI: Bubur Spagetti
Senin, 09 Mei 2011
Memperkirakan Jenis Kelamin Bayi
Teman saya mengirimkan tabel ini saat saya sedang mengandung anak pertama. Dari tabel itu terbaca kalau anak yang sedang saya kandung ini berjenis kelamin perempuan. Dan ternyata cocok. Anak pertama kami (Rosabrille), lahir dengan sehat dan selamat.
Saat merencanakan timing yang tepat untuk punya momongan lagi, iseng-iseng kami lihat lagi tabel tersebut dan memutuskan untuk mulai hamil lagi di tahun 2009 (saat usia saya 29 tahun), di mana peluang untuk mendapatkan anak laki-laki di tahun tersebut lumayan banyak.
Tapi kami sadar sepenuhnya bahwa wilayah itu merupakan wewenang penuh dari sang pencipta, tapi wong yang namanya juga ikhtiar, jadi kami pikir tidak ada salahnya dicoba. Sebenarnya bagi saya dan suami, tidak ada masalah punya anak laki atau perempuan, yang penting sehat. Hanya seperti kebanyakan pasangan suami istri lain, kami juga ingin memiliki sepasang anak. Boy and girl gitu.
Ternyata Allah menjawab usaha dan doa kami. Sekitar bulan Agustus 2009 saya dinyatakan positif hamil dan dari tabel, perkiraan kelamin anak kami adalah laki-laki. Eh, ternyata benar lagi loh...Kairo lahir pukul 3 dini hari melalui persalinan normal.
Walaupun tabel ini sudah terbukti 2 kali benar, saya yakin hadirnya anak laki-laki dan perempuan dalam kehidupan pernikahan kami adalah murni hajatnya Allah...
Selamat mencoba dan memperkirakan jenis kelamin bayi Anda. Jangan lupa untuk terus memohon pada Yang Kuasa agar diberikan yang terbaik ya....
Sabtu, 07 Mei 2011
Catatan Kecil Tentang Kue Ulang Tahunku
Saya seorang karyawan pabrik dan membawahi sekitar 20 orang staff yang semuanya laki-laki. Usianya pun beragam mulai dari 20 tahun hingga 50 tahun lebih.
Saat saya berulang tahun beberapa hari yang lalu, saya tidak tahu bahwa mereka bersepakat untuk patungan membelikan saya cake ulang tahun. Lucunya lagi mereka mengarang cerita bahwa di line produksi ada masalah hingga saya terpaksa naik ke ruang panel untuk mengecek ada apa. Ternyata sesampainya di sana, saya mendapati ruang panel yang gelap dan tidak ada seorang pun. Begitu saya masuk, mereka yang sudah menunggu saya sambil sembunyi di ruang sebelah, masuk beramai-ramai dan mengucapkan ulang tahun sambil membawa cake. Cuman karena lupa, akhirnya saya disuruh meniup korek sebagai pengganti lilin, haha...
Mungkin cerita ini biasa saja, tapi seandainya saja Anda tahu latar belakang anak buah saya yang rata-rata hanya berpenghasilan 30-40 ribu rupiah/hari dan masih punya pikiran untuk membelikan atasannya cake ulang tahun adalah merupakan hal yang sangat menyentuh hati saya.
Saya saja tidak pernah lo berpikiran untuk membelikan bos saya kue ultah, inget hari ultahnya aja udah lumayan. Ini dikarenakan lingkungan kerja saya yang keseluruhannya laki-laki dan rata-rata berbackground tehnik. Wajar jika mereka “cuek” terhadap hal-hal “remeh” semacam merayakan ulang tahun (apalagi kita sudah bukan remaja belasan tahun kan?).
Cake ulang tahun yang segera habis dilahap itu menjadi bukti hubungan dan ikatan antara saya dan mereka. Satu hal yang saya sadari, bahwa walaupun saya satu-satunya perempuan di departemen produksi, saya tidak takut kesepian karena ternyata saya mempunyai kaluarga di sini, di pabrik, bersama ke-20 orang staff saya yang kesemuanya laki-laki..
Saat saya berulang tahun beberapa hari yang lalu, saya tidak tahu bahwa mereka bersepakat untuk patungan membelikan saya cake ulang tahun. Lucunya lagi mereka mengarang cerita bahwa di line produksi ada masalah hingga saya terpaksa naik ke ruang panel untuk mengecek ada apa. Ternyata sesampainya di sana, saya mendapati ruang panel yang gelap dan tidak ada seorang pun. Begitu saya masuk, mereka yang sudah menunggu saya sambil sembunyi di ruang sebelah, masuk beramai-ramai dan mengucapkan ulang tahun sambil membawa cake. Cuman karena lupa, akhirnya saya disuruh meniup korek sebagai pengganti lilin, haha...
Mungkin cerita ini biasa saja, tapi seandainya saja Anda tahu latar belakang anak buah saya yang rata-rata hanya berpenghasilan 30-40 ribu rupiah/hari dan masih punya pikiran untuk membelikan atasannya cake ulang tahun adalah merupakan hal yang sangat menyentuh hati saya.
Saya saja tidak pernah lo berpikiran untuk membelikan bos saya kue ultah, inget hari ultahnya aja udah lumayan. Ini dikarenakan lingkungan kerja saya yang keseluruhannya laki-laki dan rata-rata berbackground tehnik. Wajar jika mereka “cuek” terhadap hal-hal “remeh” semacam merayakan ulang tahun (apalagi kita sudah bukan remaja belasan tahun kan?).
Cake ulang tahun yang segera habis dilahap itu menjadi bukti hubungan dan ikatan antara saya dan mereka. Satu hal yang saya sadari, bahwa walaupun saya satu-satunya perempuan di departemen produksi, saya tidak takut kesepian karena ternyata saya mempunyai kaluarga di sini, di pabrik, bersama ke-20 orang staff saya yang kesemuanya laki-laki..
Jumat, 06 Mei 2011
Pengalaman Paling Memalukan
Sharing pengalaman saat dinas ke Jakarta:
Hari itu saya dan tim harus melakukan audit di 2 perusahaan di Cikarang. Kebetulan kami harus melakukan factory visit untuk melihat beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan di ruang meeting.
Saat melakukan factory visit di perusahaan pertama, tiba-tiba lem sepatu fantovel saya mulai terkelupas sedikit demi sedikit. Mulanya hanya yang sebelah kiri, tapi setelah audit di perusahaan pertama selesai, kedua sepatu saya sudah tidak mungkin digunakan lagi. Padahal masih harus audit di satu perusahaan yang kebetulan merupakan perusahaan Jepang yang terkenal kedisplinanannya. Parahnya lagi kedua perusahaan yang diaudit berada di salah satu lokasi industri sehingga sama sekali tidak ada toko atau supermarket tempat saya bisa menemukan lem untuk pertolongan pertama.
Mood saya langsung anjlok, merasa tidak pede dan tidak well prepared. Saya sampai sempat mau mengundurkan diri sebagai auditor dan menunggu saja di mobil mengingat betapa memalukannya penampilan saya. Tapi saya merasa tidak etis dan dan merasa sia-sia datang jauh-jauh dari Surabaya ke Jakarta jika tugas tidak terlaksana.
Akhirnya di tengah kebingungan, teman saya menyarankan untuk memakai sandal dan kaos kaki. Untung saja salah satu kawan saya membawa sandal di mobilnya dan untung lagi bukan sandal jepit. Saat bertemu dengan tuan rumah dan ketika hendak memulai factory visit saya beralasan: “Mohon maaf Pak, saya sedang tidak bisa pakai sepatu karena kaki saya luka habis kecelakaan”. Yah memang jadinya bohong sih, tapi ya apa boleh buat. Memang saya masih harus menahan malu tapi nyatanya dengan begitu saya bisa mendapatkan kembali rasa percaya diri saya dan menjalankan audit seperti biasa.
Terkadang, kita memang dihadapkan pada situasi yang di luar kendali. Apalagi dalam urusan pekerjaan. Siapa yang mengira sepatu fantovel yang sudah setia menemani saya tiap kali harus bertugas ke Jakarta malah rusak di saat-saat penting? Tapi toh tetap ada celah untuk menyelamatkan muka kan? Dari situ saya belajar satu hal, bagaimanapun gentingnya situasi yang kita hadapi, pasti ada window of opportunity sebagai jalan keluar dari sebuah masalah. Bersikap tenang dan menghindari kepanikan adalah kunci untuk bisa melihat window of opportunity tersebut.
Malamnya saya mampir ke Kelapa Gading untuk beli sepatu baru karena esok hari masih ada 1 perusahaan lagi yang harus diaudit. Ini adalah pengalaman paling memalukan sepanjang saya berkarir di bogasari, sekaligus paling tak terlupakan, hehe....
Hari itu saya dan tim harus melakukan audit di 2 perusahaan di Cikarang. Kebetulan kami harus melakukan factory visit untuk melihat beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan di ruang meeting.
Saat melakukan factory visit di perusahaan pertama, tiba-tiba lem sepatu fantovel saya mulai terkelupas sedikit demi sedikit. Mulanya hanya yang sebelah kiri, tapi setelah audit di perusahaan pertama selesai, kedua sepatu saya sudah tidak mungkin digunakan lagi. Padahal masih harus audit di satu perusahaan yang kebetulan merupakan perusahaan Jepang yang terkenal kedisplinanannya. Parahnya lagi kedua perusahaan yang diaudit berada di salah satu lokasi industri sehingga sama sekali tidak ada toko atau supermarket tempat saya bisa menemukan lem untuk pertolongan pertama.
Mood saya langsung anjlok, merasa tidak pede dan tidak well prepared. Saya sampai sempat mau mengundurkan diri sebagai auditor dan menunggu saja di mobil mengingat betapa memalukannya penampilan saya. Tapi saya merasa tidak etis dan dan merasa sia-sia datang jauh-jauh dari Surabaya ke Jakarta jika tugas tidak terlaksana.
Akhirnya di tengah kebingungan, teman saya menyarankan untuk memakai sandal dan kaos kaki. Untung saja salah satu kawan saya membawa sandal di mobilnya dan untung lagi bukan sandal jepit. Saat bertemu dengan tuan rumah dan ketika hendak memulai factory visit saya beralasan: “Mohon maaf Pak, saya sedang tidak bisa pakai sepatu karena kaki saya luka habis kecelakaan”. Yah memang jadinya bohong sih, tapi ya apa boleh buat. Memang saya masih harus menahan malu tapi nyatanya dengan begitu saya bisa mendapatkan kembali rasa percaya diri saya dan menjalankan audit seperti biasa.
Terkadang, kita memang dihadapkan pada situasi yang di luar kendali. Apalagi dalam urusan pekerjaan. Siapa yang mengira sepatu fantovel yang sudah setia menemani saya tiap kali harus bertugas ke Jakarta malah rusak di saat-saat penting? Tapi toh tetap ada celah untuk menyelamatkan muka kan? Dari situ saya belajar satu hal, bagaimanapun gentingnya situasi yang kita hadapi, pasti ada window of opportunity sebagai jalan keluar dari sebuah masalah. Bersikap tenang dan menghindari kepanikan adalah kunci untuk bisa melihat window of opportunity tersebut.
Malamnya saya mampir ke Kelapa Gading untuk beli sepatu baru karena esok hari masih ada 1 perusahaan lagi yang harus diaudit. Ini adalah pengalaman paling memalukan sepanjang saya berkarir di bogasari, sekaligus paling tak terlupakan, hehe....
Agar Lebih Semangat Menyusui
Setelah melewati masa kehamilan selama 9 bulan dan proses persalinan yang cukup melelahkan mungkin anda akan beranggapan bahwa tugas sudah usai. Jangan salah, justru ini adalah awal dari tugas baru yang tak kalah berat. Ya...Breastfeeding. Jika untuk hal mengurus bayi mungkin masih bisa Anda delegasikan pada orang lain, tetapi untuk urusan menyusui tidak bisa tidak harus Anda sendiri yang melakukannya.
Umumnya di Indonesia, seorang bayi akan disusui sendiri oleh ibu kandungnya. Ini tentunya berbeda dengan budaya masyarakat Arab jaman dulu di mana Ibunda Aminah menyerahkan penyusuan Rasulullah kepada seorang Ibu susuan (Halimatus Zakdiah).
Bagi sebagian orang, menyusui bisa jadi hal yang menjemukan, melelahkan bahkan menyakitkan sehingga tak jarang banyak Ibu memberikan sufor (susu formula) karena kurang sabar dalam proses menyusui. Padahal menyusui sangat banyak manfaat baik bagi bayi maupun bagi Ibu.
Posting kali ini tidak akan membahas manfaat menyusui yang sudah ditulis di banyak artikel melainkan mengenai sisi lain dari menyusui yang akan membuat Anda lebih bersemangat memberikan ASI untuk sang buah hati.
1. Jangan putus asa jika ASI tidak langsung keluar di hari pertama Anda melahirkan.
Tidak semua Ibu beruntung bisa mengeluarkan ASI pertama (kolostrum) di hari pertama setelah melahirkan. Saya termasuk di antaranya. Kedua anak saya lahir di hari yang sama, yaitu Sabtu dan ASI saya baru “terlihat” keluar di hari Senin (anak pertama) dan hari Selasa (anak kedua).
Tapi sebenarnya, bayi yang baru lahir sudah dibekali “cadangan” makanan, sehingga ia kuat tidak mendapatkan asupan apa-apa selama 3 hari. Hanya saja saya tidak tega hingga saya putuskan untuk memberikan sufor sambil menunggu ASI keluar.
Jangan menyerah dan tetap bantu bayi Anda merangsang keluarnya ASI.
2. Menyusui bukan berarti Anda puasa minum es
“Jangan minum es, nanti bayinya pilek”.
Ini hanya mitos. Yang benar adalah bukan esnya yang membuat bayi bisa pilek, melainkan jika Ibu kebanyakan minum es dan kemudian terkena pilek, maka bayi bisa tertular jika Ibu berdekatan dengan bayi.
Boleh saja mengkonsumsi es, asal jangan berlebihan dan hindari minuman dingin jika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda akan flu.
3. Menyusui tidak sama dengan menghindari makanan pedas.
Pup bayi kok ada bijinya. Ini bukan biji cabe yang keluar karena ibu mengkonsumsi sambal, melainkan tekstur kotoran bayi memang lunak dan kadangkala berbiji. Hal ini akan mulai berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Selama hamil dan menyusui, saya tidak menghindari makanan pedas favorit saya, hanya saja kadar pedasnya memang saya kurangi untuk menghindari diare. Bagi saya, rasa pedas bisa merangsang nafsu makan, dan makan saya bisa jadi lebih banyak karena selama hamil dan menyusui saya butuh asupan ekstra.
4. ASI praktis jika bepergian
Jika bepergian dengan bayi yang masih minum ASI, tak perlu repot-repot membawa termos air panas, container susu, botol dan sikat botol kan? Cukup buka baju (sebaiknya ditutupi dengan selimut atau gendongan agar tidak terlalu vulgar jika hendak menyusui di tempat umum), maka bayi Anda sudah bisa menikmati ASI.
5. Ekonomis
Harga susu formula untuk bayi biasanya mahal. Tapi kualitas ASI masih jauh lebih baik daripada susu yang harganya mahal sekalipun, dan bayi Anda bisa mendapatkannya secara gratis asal Anda mau bersabar dan telaten untuk menyusui.
Semoga artikel ini membuat Anda tetap semangat menyusui eksklusif selama 6 bulan dan bisa dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.
Langganan:
Postingan (Atom)
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)