“There’s no tutorial for
hijab sharee”.
Sumpah, aku tertohok melihat
salah satu artwork yang kutemukan di google image saat aku mengetikkan kata
kunci tutorial hijab syar’i. Jujur aku merasa
tersindir karena dulu aku sempat menghabiskan waktu berjam-jam di depan you
tube. Lantas dilanjutkan dengan di depan cermin untuk mempraktekkan tutorial
jilbab yang baru saja kulihat, tentu saja dengan ditemani selembar pashmina
yang baru-baru ini jadi trend, serta jarum pentul dan peniti. Walaupun pada
akhirnya, gaya berjilbabku ya begitu-begitu saja. Jilbab paris yang disemat di
bawah dagu dan kemudian salah satu ujungnya ditarik ke belakang kepala.
Sementara ujung satunya lagi dibiarkan menjuntai atau jika sedang risih
dilempar ke belakang melewati pundak. Gaya jilbaban anak madrasah, begitu aku
menyebutnya.
Bertahun-tahun aku merasa
nyaman sangat dengan gaya berjilbab seperti itu. Hingga kemudian di suatu hari
Minggu, aku datang ke yayasan Nurul Hayat demi mengikuti talkshow bersama
Ustadz Felix Siauw. Di sanalah, ya…di sanalah aku melihat banyak cewe-cewe yang
gaya berjilbabnya persis plek sama gaja berjilbab beberapa teman di kampus dulu.
Disemat di bawah dagu tapi ujungnya dibiarkan saja menutupi dada, paling-paling
agak disilang sedikit dan kemudian diberi bros mungil sebagai pemanis. Tidak
hanya itu, kain jilbabnya lebar hingga menutupi pundak, lengan, dada dan
punggung.
Gaya berjilbab itu, ya gaya berjilbab itu,
yang bikin aku dulu menjaga jarak dengan teman-teman yang mengenakannya. Sebab
kupikir, cewek yang berjilbabnya demikian pasti yang dipikirin agamaaaa melulu.
Mana nyambung mereka jika diajak ngomong soal film Titanic atau lagu baru
Westlife? Sekarang jadi feel guilty deh
sudah punya pikiran kaya gitu sama mereka. Maafkan aku ya teman-teman :'(.
Nah back to topic. Di hari
itu, di aula Nurul Hayat yang sejuk, aku melihat wanita-wanita yang berhijab
lebar itu begitu berbeda. Mereka tampak begitu anggun, begitu cantik, begitu well protected, begitu membuatku ingin
terlihat seperti mereka juga.
So, itu lah yang membuatku
kemudian mengunjungi Om Google dan bertanya tentang hijab syar’i. Aku ingin tahu bagaimana caranya mengenakan jilbab
yang sesuai syariat, serta di mana aku bisa mendapatkan kain kerudung yang
sedemikian lebar di toko. Sebab rasa-rasanya aku tak pernah melihat
jilbab-jilbab yang kainnya lebar di sentral jilbab di Jembatan Merah Plaza atau
Altara, tempat favoritku berburu kerudung.
Aku menemukan penjual jilbab syar’i online. Dijual kain jilbab syar’i berbahan adem, begitu katanya. Tapi harganya bikin ilfil; Rp. 40 ribu per lembar, dan aku yakin harga segitu belum termasuk ongkir. Aku garuk-garuk kepala cukup lama sambil memandangi laman tersebut. Teringat olehku tumpukan jilbab paris aneka warna koleksiku yang jumlahnya sudah lebih dari sekodi. Tak mungkin mereka bisa dipakai karena tipis, semriwing dan tembus pandang.
Aku terus mencari hingga
akhirnya pencarian itu membawaku ke sebuah halaman milik rekan-rekan @pedulijilbab
yang memberikan tutorial cara memakai hijab syar’i dengan menggunakan kain selebar
kain paris. Kuncinya ternyata terletak pada cara melipat ujung jilbab. Jika dilipat sedikit, hasilnya adalah jilbab lebar. Senyumku langsung sumringah melihat tutorial simpel tersebut.
Yang lebih menggembirakan lagi, di tutorial tersebut disebutkan "jika jilbabmu tembus pandang, gunakan dua lapis jilbab".
Hahai...!!! jilbab parisku masih bisa dipakai, asalkan didobel. Dengan bersorak penuh semangat aku langsung mencobanya. Oya, ini tutorialnya (kalau kurang jelas silahkan didonlot);
Hahai...!!! jilbab parisku masih bisa dipakai, asalkan didobel. Dengan bersorak penuh semangat aku langsung mencobanya. Oya, ini tutorialnya (kalau kurang jelas silahkan didonlot);
![]() |
Cara Berjilbab Syar'i by @PeduliJilbab |
Horeee…!!! Akhirnya untuk
pertama kalinya dalam lebih dari 3 dekade hidupku, aku memakai jilbab syar’I alias
jilbab lebar. Dan anehnya aku sama sekali tidak merasa risih, walau biasanya
aku mengenakan kerudung hanya sebatas leher.
Ups! Tapi tunggu dulu.
Memakai jilbab paris dengan didobel begini sama sekali tidak praktis. Pertama,
karakter kain paris yang lengket sehingga saat ditumpuk susah ditata. Kedua,
ukuran kain paris yang bermacam-macam, belum tentu kain yang kita mau pakai
ukurannya lebih lebar dari kain pendobelnya. Ngerti kan, kain yang berfungsi
sebagai pendobel (diletakkan di dalam) kudu memiliki luas yang lebih kecil
ketimbang kain yang di luar. Kalau nggak kan bisa jelek karena kelihatan
balapan.
But I don’t have any choice!
So far, Cuma itu jalan terbaik untuk bisa berjilbab syar’I tanpa keluar biaya
untuk membeli kerudung lebar atau kerudung yang tidak tembus cahaya. Walau itu
berarti aku harus menganggarkan waktu lebih lama untuk mengenakan jilbab
sebelum keluar rumah.
Beberapa hari kemudian, aku
bertemu dengan salah satu teman sekantor yang baru pulang haji. Dia pun
mengenakan jilbab lebar. Dan kainnya paris.
“Buk, di mana beli paris
lebar begini?”, tanyaku.
“I make it double”, jawabnya.
(Temen saya itu memang sukanya ngomong bahasa Inggris, walau asli orang Gunung
Sari)
Lha, sama aja brarti kaya
aku. “Tapi Ibuk ini makenya rapi sekali ya?”, kataku lagi sambil membandingkan
jilbabku dan jilbabnya.
Barulah kemudian cerita bahwa
dia diajarkan oleh temannya untuk bisa berjilbab syar’I dengan paris yang
didobel, tapi tetap terlihat rapi (nggak kelihatan dobelannya). Caranya dengan
ditumpuk, digunting sama lebar, dijahit dan kemudian disatukan dengan neci.
Dijamin tumpukannya nggak akan menceng-menceng (ya eya lah, secara dijahit gitu
loh).
“Sekarang sudah ada 12 pasang
jilbab parisku ada di penjahit”, katanya.
Aku menepuk jidat. Dijahit.
Dineci. Iya ya? Kok aku nggak kepikir. Akhirnya nggak pake nunggu besok.
Sepulang kantor hari itu langsung aku bongkar laci tempat kerudung parisku
bersemayam. Setelah kupadu padan, kukirimkanlah 6 set sebagai kloter percobaan
ke ibu penjahit sebelah rumah. Tentu saja dengan pesan agar agak cepat
mengerjakannya. Sebab aku sudah tidak tahan dengan aktivitas menumpuk dan
mengepaskan dua jilbab paris di pagi hari. Ribettt…!!!
![]() |
Memadu padankan kombinasi jilbab paris yang mau dineci, bisa senada, bisa kontras, sesuka-suka aja ^-^ |
And…voila!!! Jilbab syar’I dari
bahan kain paris dan semriwing dan tipis sudah jadi. Hanya dengan merogoh dompet sebesar Rp. 50 ribu untuk 6 pasang jilbab. Sekarang aku bisa
menghemat waktu mengenakan jilbab dan hasilnya juga lebih rapi.
![]() |
Kloter pertama jilbab paris kombinasi yang sudah dineci |
Semoga tulisan ini bermanfaat, selamat mencoba dan selamat menjadi lebih cantik di hadapan Allah dengan hijab syar'i ^-^
Special thanks to:
Ibu Hj. Umi Sri Wulandari
Very good. Sy sukka :)
BalasHapusDi neci itu di apa'in yah ka ??
BalasHapusItu untuk merapikan bagian tepi kain yang sudah dipotong agar serat kainnya tidak keluar.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBisa difoto hasilnya dgn dilebarin ga sist? Msh blum kebayang nih.. :(
BalasHapusMaaf sekali sist, saya belum sempet posting foto yang lebih jelas. In a few days ya...
HapusTapi kalau masih bingung langsung dibawa ke penjahit aja, biasanya mereka langsung paham kok maksudnya. Bilang aja dijahit pinggirnya trus dineci gitu.
makasi banyak infonya sist, bermanfaat bgt.. maaf mo nanya cara neci nya gmana ya? di-pas-in sisi2 kedua kerudung atau dilebihkan sedikit? makasi sebelumnya :D
BalasHapusBiasanya kerudung paris kan ukurannya beda-beda mbak. Jadi ntar penjahitnya yang ngepasin, dia akan ngikutin ukuran kerudung yang lebih kecil. Mbak tinggal ngematchin warnanya aja.
Hapussyukron mba infonya,bermanfaa sekali
BalasHapusWaaah mkasih loh... Bisa jadi jalan keluar juga buat saya ;)
BalasHapusMba izin share ya..:)
BalasHapussilahkan mba Nisa :)
Hapussiip banget nih,,,tambah ilmu tentang segi empat,,,gag boleh terawang klo mau pake hijab
HapusIni dia yg kucari......!
BalasHapusalhamdulillah, makasih banyak infonyaaah!
BalasHapusmbak belum kebayang nanti jadinya sudah siap pakai apa masih segi empat? hehehe ayuk upload yg sudah jadi
BalasHapusAlkhamdulilahh,..
BalasHapussyukur lah kak,..
tetap istiqomah ya kak,.. produsen mukena katun jepang
😊😀 keren,, tapi hijab syar'i di temanku 35 ribu saja ko ukht~
BalasHapushhe
Makasih ukh atas ilmunya :) pengen coba.. Tapi masih bingung gmna jadinya
BalasHapusSelama ini ana pake di double 2 aja..
Terkadang. Banyak yg tanya. Kok di double :) ana jawab aja supaya ga terawang.
alhamdulillah,,. bermanfaat bgt buat sya yg baru memulia bebenah diri... alhamdulillah masih bisa memanfaatkan jilbab paris dirumah
BalasHapusAlhamdulillah, bermanfaat.
BalasHapusijin kopas tips dan fotonya ya kaak :)
Terima kasih tulisannya mbak, sangat bermanfaat :)
BalasHapus