Saya seorang karyawan pabrik dan membawahi sekitar 20 orang staff yang semuanya laki-laki. Usianya pun beragam mulai dari 20 tahun hingga 50 tahun lebih.
Saat saya berulang tahun beberapa hari yang lalu, saya tidak tahu bahwa mereka bersepakat untuk patungan membelikan saya cake ulang tahun. Lucunya lagi mereka mengarang cerita bahwa di line produksi ada masalah hingga saya terpaksa naik ke ruang panel untuk mengecek ada apa. Ternyata sesampainya di sana, saya mendapati ruang panel yang gelap dan tidak ada seorang pun. Begitu saya masuk, mereka yang sudah menunggu saya sambil sembunyi di ruang sebelah, masuk beramai-ramai dan mengucapkan ulang tahun sambil membawa cake. Cuman karena lupa, akhirnya saya disuruh meniup korek sebagai pengganti lilin, haha...
Mungkin cerita ini biasa saja, tapi seandainya saja Anda tahu latar belakang anak buah saya yang rata-rata hanya berpenghasilan 30-40 ribu rupiah/hari dan masih punya pikiran untuk membelikan atasannya cake ulang tahun adalah merupakan hal yang sangat menyentuh hati saya.
Saya saja tidak pernah lo berpikiran untuk membelikan bos saya kue ultah, inget hari ultahnya aja udah lumayan. Ini dikarenakan lingkungan kerja saya yang keseluruhannya laki-laki dan rata-rata berbackground tehnik. Wajar jika mereka “cuek” terhadap hal-hal “remeh” semacam merayakan ulang tahun (apalagi kita sudah bukan remaja belasan tahun kan?).
Cake ulang tahun yang segera habis dilahap itu menjadi bukti hubungan dan ikatan antara saya dan mereka. Satu hal yang saya sadari, bahwa walaupun saya satu-satunya perempuan di departemen produksi, saya tidak takut kesepian karena ternyata saya mempunyai kaluarga di sini, di pabrik, bersama ke-20 orang staff saya yang kesemuanya laki-laki..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan kritik, saran dan komentar untuk perbaikan konten blog ini.