Minggu, 20 Oktober 2013

Seseruan di Bebestar




Sabtu-Minggu, 19-20 Oktober 2013, Bebelac sedang punya gawe cukup besar di Royal Plaza, Surabaya. Bebestar 2 judulnya. Tujuan utama gawe tersebut sebenarnya untuk mencari bakat anak-anak usia 3-7 tahun di bidang tarik suara, menari dan bermain musik. Event di Surabaya ini adalah salah satu dari rangkaian audisi Bebestar di banyak kota di Indonesia, yakni: Medan, Batam, Jambi, Bangka, Palembang, Lampung, Aceh, Pakanbaru, Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Kudus, Yogyakarta, Solo, Klaten, Malang, Jember, Denpasar, Makasar, Manado, Balikpapan, Pontianak, Banjarmasin dan Samarinda
Tapi buat saya, tujuan datang  ke sana bukan untuk mengikutsertakan si kecil Kairo ikut Bebestar, melainkan untuk mengajaknya mencoba aneka permainan edukatif yang sudah disediakan di arena Bebestar.
Ternyata eh ternyata, saat kami datang ke sana, Bebestar sudah rammmai pengunjung. Kebanyakan adalah para orang tua yang datang untuk memborong susu. Maklum, selama ajang Bebestar itu digelar, mereka bisa menghemat anggaran belanja cukup besar untuk pembelian susu.
Saya pun ikut menjadi bagian dari para orang tua yang antriannya mengular, demi bisa mendapatkan tiket permainan.
Setelah perjuangan panjang untuk antri membeli susu dan mendapatkan tiket, akhirnya kami masuk ke arena.
 





Di dalam, yang paling menarik perhatian anak-anak adalah Star Pool, yaitu kolam bola. Hanya saja, begitu melihat situasi dan kondisi kolam yang sudah penuh sesak, Kairo jadi ilfil dan urung masuk. Baiklah, tak mengapa karena pihak penyelenggara sudah menyiapkan aneka permainan edukatif yang lain.
Kebanyakan permainan-permainan di event ini memang didesain sedemikian rupa untuk melatih motorik kasar dan motorik halus anak-anak, juga melatih sense anak terhadap musik. Tengok saja Star Shape. Di sini anak-anak belajar memasangkan bentuk-bentuk alat musik ke dalam lubang yang sudah disediakan.
 




Kemudian ada Star Steps, di mana anak-anak belajar melangkahkan kaki sesuai petunjuk pada layar.
 



Ada juga Star Beats. Asyik sekali, memukul-mukul drum sesuai warna yang ditunjukkan layar monitor.




Juga Star Color, di mana anak-anak belajar mencocokkan kubus dan memasukkannya ke dalam kotak yang memiliki warna yang sama.
 



Tak ketinggalan Star Puzzle. Di sini anak-anak harus memutar-mutar dua kubus yang saling bertumpuk agar bisa membentuk gambar alat musik sesuai contoh.
Anak-anak juga bisa mencoba permainan memasangkan pakaian di boneka.



O ya, yang Star Melody juga tak kalah menarik, yaitu pianika raksasa yang untuk membunyikannya harus diinjak. Weleh, Kairo senang sekali di sini sampai ogah diajak pulang.




Permainan yang disediakan sebenarnya cukup banyak, namun karena semakin siang pengunjung semakin penuh sesak, akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan arena Bebestar. Padahal kami belum mencoba Star Style dan Star Match. Di Star Style, sudah menunggu kakak-kakak pelukis yang akan menggambari tangan atau pipi anak-anak dengan cat. Kami juga belum sempat foto bersama di Star Gallery karena kakak Jasmine keburu ngambek karena kegerahan.
Coba seandainya event Bebestar ini diadakan di tempat yang lebih besar sehingga bisa menampung pengunjung yang membludak di hari Minggu, mungkin anak-anak akan bisa lebih betah di dalamnya.
Tapi meski demikian, Bebestar cukup membuat Kairo ketagihan. Terbukti setelah kami keluar arena untuk makan dan minum, dia ngotot minta kembali ke dalam untuk bermain. Tapi niatnya itu terpaksa tidak bisa kami turuti karena melihat pengunjung yang sudah kian penuh.
Semoga saja, lain kali Bebestar bisa diadakan di tempat yang lebih besar, membuat Star Pool yang lebih lebar, menyediakan permainan yang lebih banyak, agar semua anak lebih leluasa bermain sambil belajar. Semua tanpa kecuali. Because Everyone’s a star!.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)