Rabu, 04 April 2012

“Facebook”-an dengan Allah


Assalammualaikum, ini bukan promosi, tapi saya ingin memperkenalkan sebuah jejaring yang eksklusif hanya antara kita dan Allah. Dijamin ini tidak kalah asyik dibanding Facebook conventional (dan tidak butuh koneksi internet lho), ya sebut saja ini Facebook Tanda Kutip, hehe. Nah, apa manfaatnya, bagaimana memulainya, monggo silahkan disimak penjelasan di bawah ini.

Bagaimana memulainya?
Yang pasti Anda harus create akun dulu dan mulai mencari Allah. Hati-hati saat search Allah, mungkin Anda akan mendapati banyak allah yang lain (maksudnya mengaku sebagai Allah tapi bukan). Seperti kalau kita cari satu nama di facebook ternyata banyak juga yang punya akun dengan nama yang sama kan? Allah yang kita cari adalah Allah yang “lam yalid wa lam yuulad”, jadi lihat di info profilenya, Dia harus tidak memiliki anak, juga bukan anak dari siapapun. Allah yang begini cuma ada satu. Kalau sudah ketemu, langsung Anda add as friend ya.

Kalau Anda sudah add Allah, niscaya Allah langsung confirmed you as friend, sesuai dengan janji Allah: ..... “Jika hambaKu mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil” (Hadits Qudsi diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ditakhrij oleh Tirmidzi)

Setelah Anda dan Allah sudah menjadi teman, selanjutnya tinggal manfaatkan berbagai fasilitas dengan mematuhi Term of Service (TOS).

Apakah Term of Service / TOS itu?
TOS adalah berbagai ketentuan yang sudah Anda setujui saat create akun, biasanya registrasi Anda tidak akan diapprove jika TOS tidak Anda setujui terlebih dahulu. Itu artinya, saat Anda sudah berstatus friend dengan Allah, Anda harus mematuhi kewajiban-kewajiban dan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang sudah Allah tetapkan. Salah satunya adalah Anda diwajibkan update status 5 kali sehari pada waktu-waktu yang sudah ditentukan; saat fajar, siang hari, sore hari, saat tenggelam matahari dan malam hari. Anda harus memastikan wall Anda terupdate statusnya tanpa terlewatkan satu kali pun karena kelak ini akan menjadi point paling penting di akhirat.

Apa sajakah fasilitas akun ini?
Banyak, tapi yang paling penting jika Anda benar-benar mematuhi TOS, Anda akan mendapatkan notifikasi dari Allah kapan saja Anda butuhkan.

Bagaimana caranya agar mendapat notifikasi dari Allah?
Untuk mendapatkan notifikasi dari Allah, selain update status, Anda pun juga diharapkan sesering mungkin berkomunikasi wall-to-wall dengan Allah, send message atau bahkan chatting juga dengan Allah. Anda bisa sampaikan apa saja pada Allah baik doa atau permohonan ampun.

Kok belum juga mendapat notifikasi dari Allah?
Sebenarnya Allah itu online terus 24 jam sehari 7 hari seminggu. Jika belum juga mendapat respon dari Allah, coba Anda cek lagi di TOS, di sana banyak hal-hal yang bisa mempercepat respon Allah. Misalnya; tambahkan lagi update status di luar update status yang wajib tadi, misalnya di pagi hari dan di sepertiga malam terakhir (semakin sering update semakin baik), terus juga membaca, memahami dan mengamalkan isi Holy Quran (Book-nya Allah). Satu hal yang tidak kalah penting, jangan lupa lakukan berbagai pembayaran.

Yah, kok pakai bayar?
Kalau memiliki akun Facebook conventional memang gratis, tapi tidak demikian dengan yang ini. Anda tetap harus mengeluarkan uang untuk beberapa jenis pembayaran. Itu karena di dalam harta kita memang ada sebagian yang wajib kita serahkan pada yang berhak, misalnya anak yatim,  orang miskin dan lain-lain. Tapi saya yakin, kalau majalah Nurul Hayat ini ada di tangan Anda, setidaknya Anda telah melakukan 1 jenis pembayaran (tinggal ditambah saja kuantitas dan kualitas ikhlasnya ^-^).

Berapa besar pembayarannya?
Dalam TOS sudah diatur jumlah minimalnya, namun pastinya semakin banyak semakin baik, semakin ikhlas semakin baik dan harus dengan harta yang halal.

Kalau kita tidak membayar apa akibatnya?
Sangsinya ditentukan sendiri oleh Allah, yang pasti tidak akan membuat akun Anda diblokir, Anda masih bisa kok update status tiap hari atau berkomunikasi wall-to-wall dengan Allah (cuman saya nggak tahu apa Allah akan merespon atau tidak).  Makanya kalau sudah terlanjur tidak membayar, segera kirim email dengan subject Mohon Ampun, kemudian segera lakukan pembayarannya.  

Jadi akun kita bisa diblokir?
Bisa, penyebabnya adalah berteman dengan allah yang salah atau Anda sama sekali tidak pernah log in ke akun Anda, ya otomatis akan diblokir, karena Anda akan dianggap tidak membutuhkan Allah.

Apakah akun yang diblokir bisa diaktifkan lagi?
Bisa saja, langsung saja kirimkan email dengan subject: Taubatan Nasuha, maka akun Anda akan kembali aktif sehingga bisa kembali connect dengan Allah.

Apa manfaatnya punya akun ini?
Banyak, tapi ada satu manfaat utama. Jika Anda melaksanakan seluruh kewajiban dan menghindari larangan-larangan seperti yang tercantum dalam TOS, maka sudah bisa dipastikan anda akan semakin sering mendapat notifikasi dari Allah. Anda tidak akan lagi kebingungan menjalani kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Jadi Anda akan mendapat semacam manual instruction untuk menjalani hidup di dunia seperti yang selalu Anda minta tiap update status: “Ihdinas shiraatal mustaqiim” (Tunjukilah kami jalan yang lurus). Karena langsung dari Allah, jadi dijamin tidak bakal salah dan tersesat.

Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al. Baqarah:5).

Pembaca Nurul Hayat yang dirahmati Allah, saran saya jangan ditunda lagi deh. Sudah banyak orang yang membuktikan manfaat memiliki akun jejaring eksklusif ini. Sekali lagi, tinggal create akun, update status, komunikasi wall-to-wall, lakukan pembayaran, baca dan amalkan Holy Quran dan patuhi semua kewajiban yang tercantum dalam TOS. Insya Allah, Anda akan menjadi salah satu manusia yang beruntung.

Tunggu apa lagi? yuk add Allah sekarang juga ^-^

Surabaya, 3 April 2014

Ditulis untuk kolom Bagi-Bagi
Majalah Nurul Hayat.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, hanya nisankah yang akan kita tinggalkan? (Papa/H. Slamet Sulaiman)